Chapter 06

2.5K 543 95
                                    

Aku mencintaimu bukan tanpa alasan, tapi karena kesederhanaanmu yang tiada kutemukan pada orang selain dirimu.

-Tasbih Cinta-
@nurhoiriah16_

🕊🕊🕊

Terakhir bertemu dengan Alesha di Khan el-Khalili. Hari-hari berikutnya kami sudah tidak bertemu lagi. Alesha memberitahuku lewat pesan, kalau dia tidak pernah main ke Hay Asyir dikarenakan sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk acara wisudanya, begitupun denganku yang sibuk bekerja di Math'am Sedulur ini. Dan tidak terasa, hari ini hari wisudanya Alesha. 

Prosesi wisuda Alesha digelar di Al-Azhar Convention Center, Kairo, Mesir. Aula yang berkapasitas 1.227 kursi itu pun tidak sanggup menampung seluruh pengunjung wisuda. Alhasil, lobi utama gedung pun dipenuhi teman dan keluarga para wisudawan. 

Aku yang baru saja tiba pukul sepuluh bersama Ilham dan Yusuf mendapatkan tempat di lobi utama, paling dekat dengan pintu. Aku menyapu isi ruangan  gedung mencari sosok Alesha, namun tidak terlihat karena banyak wisudawan. Hingga akhirnya aku, Ilham dan Yusuf hanya duduk terdiam sembari melihat rektor yang sedang menyebut satu-persatu mahasiswa dipanggil namanya untuk dipindahkan kuncirnya sebagai simbol bahwa mahasiswa telah resmi diwisuda.

"Fiz, lihat deh, rata-rata yang lulus strata dua perempuannya terlihat tua, tapi Mba Alesha mukanya gak tua banget ya, Fiz. Berasa kek seumuran sama kita," ucap Ilham membisiku.

"Astagfirullah, nggak boleh mandang fisik Ham," balasku terkekeh.

"Fiz, Ham! Itu Mba Alesha Fiz naik ke panggung!" ujar Yusuf. Aku dan Ilham pun serempak menatap ke depan. Ternyata benar Alesha dipanggil ke depan. Bibirku mengulumkan senyuman ketika melihat dia memakai pashmina berwarna navy pemberianku. 

Ilham dan Yusuf saling bertanya kenapa tidak ada sambutan mahasiswa terbaik? Aku pun menjelaskan kepada mereka bahwa sebenarnya Alesha memberitahu acara wisudanya pukul delapan pagi, tetapi aku sengaja datang telat supaya menjadi kejutan untuknya. 

"Hmm... gini nih yang lagi jatuh cinta," pekik Ilham.

Aku yang mendengarnya hanya terkekeh. Kemudian kembali menatap ke depan memperhatikan Alesha yang sedang turun dari panggung. Namun ketika dia duduk di samping seorang lelaki memakai jas hitam membuatku tidak suka melihatnya. Siapa lelaki itu?

***

Aku, Ilham dan Yusuf kini sedang menunggu Alesha di luar gedung. Terlihat beberapa mahasiswa sedang berfoto dengan teman dan keluarganya, pandanganku terus menatap ke arah pintu keluar hingga akhirnya aku menemukan sosok Mba Tania dengan suaminya yang hari ini wisuda juga. Lantas aku pun menghampiri mereka.

"Assalamualaikum Mba Tania, Mas." Aku mengucap salam sembari menangkupkan tangan di depan dada kepada Mba Tania dan suaminya itu. "Barakallah ya, Mas, semoga berkah ilmunya dan bermanfaat," lanjutku.

"Waalaikumussalam, syukron Hafiz, panggil Dodi saja," katanya sembari tersenyum.

"Ah, nggak enak, masa manggil senior pakai nama," balasku terkekeh.

"Oh ya, Hafiz, tadi Alesha nyariin kamu,  dia pikir kamu nggak dateng," kata Mba Tania sembari tersenyum.

"Oh gitu, sekarang Alesha dimana Mba?" 

"Emm... tadi sih udah keluar, coba kamu ke tempat parkir mobil kayaknya dia di sana."

Tanpa berpikir panjang aku berlari menuju tempat parkiran mobil, bahkan teriakan Ilham dan Yusuf yang memanggilku, aku abaikan. Entah mengapa aku khawatir apa yang dikatakan Alesha sewaktu di Khan el Khalili kalau  dia akan pergi ke Jerman sehabis wisuda itu kenyataan.  Padahal aku saja akan pergi ke Indonesia sehabis wisuda. Entah sejak kapan perasaan kepada Alesha tumbuh di dalam hati, dan entah kenapa aku merasa takut kehilangannya. 

Tasbih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang