Chapter 31

2.5K 415 38
                                    

Aku menuruni anak tangga sembari menenteng jas kantor, terlihat Alesha sedang berdiri di ruang makan dekat dapur. Lalu kuhampiri dia, dan memeluknya dari belakang. Sehingga membuatnya sedikit terkejut dan menggerutu kesal.

"Ish hubby, kaget tahu," katanya sembari melepaskan kedua tanganku yang memeluknya.

Aku tersenyum, kemudian mengecup pipi kirinya. "Morning my sunflower."

"Morning too Hubby. By, breakfast menu this morning, I made a sandwich and milk for you," ucap Alesha sembari memperlihat sandwich yang berada di atas dua piring serta dua gelas susu putih.

"Wah .. Masya Allah, thank you Sayang," balasku sembari mengelus puncak kepalanya yang tertutup hijab pashmina.

Alesha kemudian mempersilakanku duduk. Kemudian dia ikut duduk berhadapan denganku. Lalu kami pun mulai menyantap sarapan pagi bersama.

"By, aku pergi ke kantornya habis dzhur ya, sekalian bareng teman aku namanya Dita, dia yang akan mendekor ruangan kamu," kata Alesha setelah selesai sarapan.

"Tapi Dita nya jemput kamu ke penthouse ini, kan?"

Alesha mengangguk. "Oh ya, By. Di parkiran ada mobil punya aku tadi diantar sama supir rumah, nanti kamu berangkat ke kantornya pakai mobil aku aja ya, jangan naik taxi."

"Oke, kalau gitu habis pulang aku kerja kita siap-siap buat pindah ke rumah kamu, ya," balasku diakhiri senyuman. Dan Alesha hanya membalasnya dengan anggukkan kepala sembari tersenyum.

Kini aku dan Alesha sudah berada di parkiran mobil. Alesha memberikan kunci mobil BMW series delapan berwarna putih miliknya. Sebenarnya aku sedikit malu ketika menerima kunci tersebut, mobil Alesha jauh lebih mewah daripada mobil miliku yang ada di rumah kedua orang tuaku.

"By, Papa katanya mau ngasih hadiah buat kamu sebagai menantunya," ucap Alesha tiba-tiba.

"Sayang, bukannya gimana, tapi aku nggak mau merepotkan Papa. Bilangin nggak usah kasih hadiah, cukup doa saja udah senang aku," balasku diakhiri senyuman.

"Tapi By, hadiahnya udah ada di rumah Papa katanya. Nanti malam, habis dari sini kita langsung pindah ke rumah, sekalian liat hadiahnya, ya."

"Yasudah, kalau gitu aku berangkat ke kantor dulu, ya. Nanti kalau mau ke kantor kabari aku."

Alesha hanya mengangguk sembari tersenyum. Kemudian aku mencium keningnya. Setelah itu aku memasuki mobil, dan berlalu pergi.

***

Sesuai perkataanku kemarin. Kini aku mengadakan rapat bersama para karyawan. Hanya ada beberapa orang yang hadir rapat yaitu sekretaris, bagian pemasaran, bagian keuangan dan dua admin online.

Bagian pemasaran dan bagian keuangan memberi pendapat untuk promosi lewat iklan harus menjadikan selebriti sebagai brand ambassador. Sementara usul dari dua admin online, mereka mengusulkan untuk mengendorse para selebgram.

Dari usul-usul mereka aku terima dengan baik. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk membuat iklan di televisi dan menjadikan selebriti sebagai brand ambassador nya terlebih dahulu. Dan seminggu atau dua minggu setelah iklan tersebut tayang di televisi, baru mengendorse para selebgram.

Rapat pun selesai bersamaan dengan suara adzan dhuhur. Lantas kami semua langsung pergi ke masjid untuk melaksanakan salat berjamaah.

***

Alesha memberitahuku kalau dia sudah tiba di kantorku bersama Mba Dita. Lantas aku menyuruh David, sekretarisku untuk mengantarkan Alesha dan Mba Dita menuju ruanganku.

Tidak berselang lama pintu ruanganku terbuka. Terlihat Alesha datang bersama seorang perempuan memakai hijab cokelat, yang tak lain Mba Dita.

"By, ini Dita teman aku, lebih tepatnya teman SMA," kata Alesha sembari memperkenalkan Mba Dita.

Tasbih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang