Chapter 26

2.1K 513 93
                                    

Terima kasih untuk antusias kalian sama cerita ini, jadinya gak jadi end :v 

Emang sebenernya belum Ending sih wkwk

Jujurly aku tipikal penulis yang gak suka ending gantung jadi mesti tuntas, entah itu Happy Ending or Sad Ending. Begitupun kalau bacaan misal baca novel orang lain yang gantung tuh suka kesel, kenapa endingnya gantung dan kadang suka penasaran gitu mesti harus ada sequelnya wkwk

Sebelum baca cerita ini pastikan untuk selalu memberi vote dan komentar!

Happy Reading

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Perlahan aku membuka mata. Terlihat plafon berwarna putih. Aku menyapu pandangan isi ruangan ini ternyata bukan kamarku. Aku merasakan dadaku sakit sekali. Ketika mengangkat tangan kananku terdapat sebuah infusan menempel. Aku melihat ke arah pintu ada tulisan ruangan ICU. Ya Allah, apa yang terjadi denganku? 

Terdengar suara pintu, kufokuskan penglihatan ternyata Ummi dan Abi yang masuk memakai pakaian hijau. Ummi langsung berlari menghampiriku ketika melihatku menatapnya sembari tersenyum. 

"Alhamdulillah nak, kamu sudah sadar?" tanyanya dengan air mata berlinang. Aku hanya membalasnya dengan senyuman sembari meneteskan air mata.

"Bi, cepat beritahu dokter, Hafiz sudah sadar!" ujar Ummi kepada Abi. Lantas Abi pun keluar ruangan hendak memberitahu dokter.

"Mi, apa yang terjadi sama Hafiz? Kenapa Hafiz bisa ada di ruangan ICU?" tanyaku sembari mengingat-ngingat kejadian sebelum ada di sini.  

Aku meraba dadaku sakit. Sekarang aku ingat, dimana dadaku ini terkena peluru yang ditembak oleh Kenzo, setelah itu aku tidak sadarkan diri. 

"Alesha," ucapku spontan ketika mengingat ada Alesha di sana bersama Kenzo.

"Mi, Alesha dimana, Mi? Hafiz harus selamatkan Alesha, Mi! Alesha butuh Hafiz, Mi!" racauku sembari mencoba bangkit, namun badanku terasa remuk redam, tidak bisa bangun.

"Hafiz, tenang, dengarkan Ummi nak, tenang dulu!" ujar Ummi sembari mengelus tanganku. Aku pun terdiam sembari meneteskan air mata, aku benar-benar mengkhawatirkan Alesha.

"Alesha baik-baik saja nak, Alhamdulillah dia selamat."

"Ummi sudah bertemu Alesha?"

"Sudah nak, pertama kali Ummi bertemunya, Ummi langsung memeluknya. Alesha gadis yang sangat cantik dan berakhlak baik. Kenapa kamu di ICU? kamu mengalami koma sehabis operasi Hafiz, kurang lebih satu minggu. Kata Alesha waktu kamu tidak sadarkan diri, Pak David, Bagas dan dua orang polisi langsung tiba di tempat kejadian. Mereka menyelamatkan Alesha dan membawamu ke rumah sakit Bogor ini."

"Jadi ini rumah sakit Bogor bukan Jakarta, Mi?"

"Bukan, kalau kamu dibawa ke Jakarta takutnya tidak tertolong, jadi Pak David membawa ke rumah sakit terdekat. Alhamdulillah operasinya lancar, dan alhamdulillah sekarang kamu sadar dari koma."

Aku terkesiap ketika mendengar Pak David menolongku. Apa dia tidak marah denganku?

"Pak David, Papanya Alesha, bukan, Mi?"

"Iya Papanya Alesha, beliau baik banget. Beliau juga yang menanggung biaya kamu di rumah sakit ini."

"Masya Allah, serius Mi?" tanyaku tidak percaya.

"Iya, kamu tahu nak? hampir tiap hari Alesha datang kesini gantian sama Ummi dan Abi. Ummi kasihan lihat dia selalu menangis liat kondisi kamu. Dia sangat tulus mencintai kamu, Fiz."

Tasbih CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang