Di restoran ternama perusahaan GNA Corp sedang melaksanakan perayaan atas kemenangan tender mereka hari ini. Gia selaku pemimpin perusahaan ialah mentraktir makanan bagi pegawainya yang sudah bekerja keras menyiapkan tender ini.
Gia tersenyum melihat tawa dari anggota keluarga GNA yang terlihat menikmati pesta ini. Ia juga menikmati karena di pesta ini no alcohol dan no smoking yang membuatnya menikmati kebersamaan indah dan nyaman.
"Bu Gia, ayo gabung sama kita!" ajak Dama dengan cengengesan.
Gia hanya terkekeh kecil melihat tingkah Vita dan Dama yang saling pukul-pukulan, lebih tepatnya Vita yang memukul pelan lengan lelaki itu. Ia melangkah menuju mereka yang dipenuhi para pegawai dari yang tua maupun muda. Ia hanya menatap mereka makan karena yang dia butuhkan kali ini sebenarnya nasi yang bisa mengenyangkan perutnya.
"Bu Gia, cerita dong bagaimana awalnya mau berbisnis perusahaan IT," ucap Dama dengan cengengesan.
"Lo sama saja kayak Vita suka manggil gue bos atau ibu, kalau nggak kerja panggil aja Gia. Awalnya sih gue hanya ingin hidup mandiri dengan mendirikan perusahaan milik sendiri dan akhirnya kesampaian juga. Namun, mendirikannya tidak semudah yang dikira karena dulu juga sering direndahkan dan lain-lain. Orang-orang itu bilang bahwa dirinya tidak akan pernah bisa mendirikan perusahaan sendiri karena saat itu gue masih muda dan kekurangan dana karena gue pingin mendirikannya dengan uang sendiri. Alhasil gue sudah sukses dan itu membuat gue bangga dengan diri sendiri," papar Gia dengan tersenyum.
Orang-orang saat antusias bertepuk tangan mendengar perjalanan gadis itu disaat membangun perusahaan yang tempat dimana mereka bekerja. Vita juga bertepuk tangan karena dia tahu bagaimana usaha Gia mendirikan GNA Corp hingga sesukses sekarang.
Gia menatap jam tangan miliknya terlalu lama melakukan pesta hingga dirinya tidak menyadari ini sudah larut malam. Ia membereskan barang-barangnya dan meminta pegawainya pulang ke rumah masing-masing karena takutnya keluarga mereka telah menunggu.
"Makasih, Bos!" seru Vita dengan tertawa kecil.
Gia melepaskan sepatutnya lalu mengarahkan kepada Vita seolah-olah ingin melempar membuat Vita berlari kocar-kacir diiringi oleh Dama. Ia tersenyum dengan memasang sepatunya lalu melangkah pergi menuju rumahnya.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Gadis itu menyetir mobilnya lalu memarkir kedalam garasi, ia bergegas masuk karena rasanya perutnya sudah berbicara karena ingin diberi makan. Ia menuju dapur kemudian menyiapkan makanan yang sederhana, tetapi bekal yang diberi orang asing itu berguna untuk mengganjal perutnya disiang hari.Saat ingin menuju ruang makan dia mendengar suara televisi yang masih menyala. Gadis itu mengerutkan keningnya karena ia pikir semuanya sudah tidur.
Gia meletakkan makanannya dulu di atas meja makan lalu kembali menuju ruang keluarga. Ia hanya melihat televisi menyala sendirian membuatnya agak sedikit ketakutan, tidak mungkin bukan rumah keluarganya berhantu. Ini salah ayahnya karena membuat rumah terlalu besar sehingga banyak ruangan yang kosong tidak dihuni.
Namun, ia mencoba memberanikan diri menuju sofa dengan berjalan perlahan-lahan. Saat sudah sampai ia dikejutkan dengan tiga orang yang berwajah hitam, dua orang pria dan satu wanita berambut panjang.
"Astaghfirullah! Kalian siapa?! Lo mau ngapain?! Anjing! Eh astaghfirullah! Ya Allah! Kenapa ujian hamba terlalu berat? Janganlah uji hamba dengan makhluk tak kasat mata mu," seru Gia dengan menutup wajahnya dengan badan gemetaran.
Sosok pria semakin mendekat dengannya membuatnya berjalan mundur hingga kakinya tersandung meja lalu terduduk. Kali ini dia hanya berpasrah kepada Tuhan dengan membawa ayat kursi dan surah lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SFBC [END]
Science FictionGianira Asterio seorang gadis mandiri yang sudah cukup lama bergelut dibidang bisnis. Gadis yang sudah cukup lama tinggal di Amerika Inggris terpaksa meninggalkan dan pindah ke negara asalnya. Alasan utama ayahnya memaksanya pulang dengan ancaman ha...