32. Hari bahagia🕯️

1.9K 96 14
                                    

Sekarang sudah berbulan-bulan setelah kejadian terungkapnya penjahat sebenarnya. Lalu kehidupannya berjalan baik-baik saja, kecuali hari ini.

Sosok gadis menggeram kesal melihat tumpukan berkas. Gadis itu mengerjakan dengan ogah-ogahan kalau bukan karena perusahaan yang sudah lama dibangunnya mungkin saja tidak akan dikerjakannya. Ia kesal karena baru saja menyelesaikan masalah perusahaan cabang AS sekarang malah penurunan ekonomi di perusahaan cabang Indonesia. Ia berpikir masalahnya tidak ada habis-habisnya.

Lalu juga kepikiran masalah Algi karena lelaki itu seperti melupakan masalah surat yang ditinggalkannya 1 tahun yang lalu. Lelaki itu memang lupa atau sengaja tidak diketahuinya rasanya dirinya digantung seperti jemuran, bahkan lelaki itu sekarang lagi dekat dengan primadona kampus.

Gia menatap jendela yang sudah sangat gelap gulita juga menatap jam menunjukkan pukul 11 malam. Ia memukul-mukul tumpukan kertas itu dengan muka cemberut.

Lalu ia juga sedikit kesal karena saat tahun baru bukannya bersama keluarga malah bersama tumpukan buku. Ia juga kesal karena menuntaskan masalah ini sendirian tanpa bantuan, ini juga Vita malah ingin berduaan dengan pacar sampai melupakan kakaknya sendiri.

"Nasib-nasib orang malam tahun baru liburan bersama keluarga dan refreshing. Lah ini! Malah ditemani oleh tumpukan kertas. Vita dan Dama juga lihat aja nanti gajinya gue potong!" gerutu Gia dengan muka masam.

Algi bocil🧒🏻
Kak ... kapan balik ke rumah?

Gianira👩🏻‍💼
Nanti mungkin pagi gue pulang ke rumah.

Algi bocil 🧒🏻
Sekarang aja kak pulangnya! Di rumah ada masalah ayah sama mamah juga nggak bisa ngurus masalah ini. Dia kembali!

Gia terkesiap ia segera bangkit membersihkan barang-barangnya juga mengunci pintu ruangan dan perusahannya. Setelah itu dia langsung menancap gas dengan kecepatan tinggi dia membalap kendaraan lain. Ada kesenangan tersendiri karena sudah lama tidak balapan seperti ini. Namun, ia juga sedikit khawatir dengan isi pesan dari Algi kalau penjahat itu lepas dari kandang.

Saat memarkirkan mobilnya keadaan rumahnya sudah menjadi gelap gulita. Ia khawatir keluarganya kenapa-kenapa lalu kemana para satpam yang menjaga rumahnya, apa mereka sedang makan gaji buta.

Gia berlari membuka pintu rumahnya dengan menatap sekeliling yang gelap. Ia bahkan menjadi tremor karena suasana ini sangat mencekam baginya. Ia bisa saja melalui perkelahian darah, namun jika dirinya diminta melawan hantu dia hanya bisa melambaikan tangan sebagai tanda menyerah.

Gia berjalan dengan perlahan saat diruang tamu dia melihat vas bunga jatuh dengan sendirinya. Ia menahan pekikan dengan memeluk tubuhnya. Ia benci dalam ruangan gelap dan benci suasana horor saat ini.

"Hihihi! Ada makanan."

Gia berteriak histeris dengan air mata mengalir deras. Ia tidak bisa dilakukan seperti ini. Ia segera berlari menuju ruang keluarga dengan menangis.

Namun, ia melihat Dirga menyeringai dengan memegang pisau yang berlumuran darah. Lalu orang yang dibunuhnya adalah ayahnya, ia menutup mulutnya tidak percaya. Algi! Lelaki itu yang memberinya kabar tetapi dia dimana.

"Kamu sudah kembali gimana kejutan dimalam tahun baru?" tanya Dirga dengan menyeringai.

"KAMU ... KAMU ... APA SALAH KELUARGA SAYA?!" raung Gia dengan suara tergagap.

Tiba-tiba lampu menyala memperlihatkan wajah yang dikenalnya dengan memakai kostum mengerikan. Lalu ayahnya juga berdiri dengan tertawa terbahak-bahak.

"HUWAA! AYAH ... JAHAT BANGET! HIKS ..." Gia meraung keras dengan menghentakkan kedua kakinya.

"VIDEO WOY! Ini kesempatan langka lihat Gia menangis!" seru Irza yang sudah mengeluarkan ponselnya.

SFBC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang