Setelah kepergian Gia murid-murid dan para guru mulai menatap Algi dan itu membuatnya sedikit tidak nyaman. Apalagi dia mengetahui itu bukan wajah tulus melainkan wajah penjilat dan ia membencinya.
Algi pergi menjauhi kerumunan yang menyapanya, tetapi tidak ada satupun yang menggugah nya. Namun, tatapannya menuju kepada Mirza yang bersama sosok perempuan.
Algi menatap sekilas kemudian pergi menuju kelasnya, disini malah mengganggu ketenangannya. Ia mencoba menatap lurus seperti yang diminta oleh kakaknya dan ini bagus juga.
Ia merasa lebih percaya diri ditambah perlakuan kakaknya yang membuatnya agak senang. Lagi-lagi para penggosip mulai menatapnya dan mencibirnya.
"Cih! Sombong banget mentang-mentang jadi orang kaya."
"Paling nyokap nya itu jalang yang godain pengusaha kaya."
Algi hanya berjalan dengan menundukkan wajahnya kembali karena menahan emosi. Namun, ia kembali tenang karena semua itu tidak benar untuk apa dirinya marah.
"Lagipula mamah itu pdkt dengan orang yang nggak punya istri, jadi apa salahnya?" batin Algi.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Gia kembali menuju perusahannya tidak ada ketenangan yang ada hanyalah muka suram. Semua yang berada di sana seketika merinding melihat Gia yang seperti ini, kalau begini lebih baik ekspresi datar daripada suram seperti mayat hidup."Bos, kenapa tadi marah-marah?" tanya Vita dengan mengangkat alisnya.
"Kamu sudah tahu bukan kalau saya marah karena kasus pembullyan. Kamu juga tahu kalau saya benci hal itu," jawab Gia dengan menatap sinis.
"Lalu bagaimana permasalahan dana yang akan dilakukan perusahaan kita, Bos?" tanya Vita dengan mengerutkan keningnya.
"Kita akan menunggu kepastian jika pihak sekolah ketahuan menyembunyikan tentang kasus ini, sekolah itu akan saya bongkar. Tidak peduli kalau berurusan dengan pihak berwajib karena saya tidak salah dan memiliki banyak bukti," jawab Gia dengan mengeraskan rahangnya.
"Namun, jika pihak sekolah tidak mengetahui kasus ini saya akan memberikan dana," lanjut Gia dengan tersenyum.
Para pegawai yang melihat itu bergidik ngeri melihat Gia yang secepat itu mengubah ekspresinya. Gia membuka handphonenya lalu mengetuk nomor seseorang.
"Eagle, saya perintahkan kamu untuk memata-matai pihak sekolah SMAN Matahari."
"…"
"Jangan sampai ketinggalan info sedikitpun! Lalu kerjakan mulai hari ini dan jika cepat selesai kamu akan mendapatkan bonus tinggi."
"…"
"Makasih, saya tutup."
Gia berjalan hingga menuju ruangan khususnya didampingi oleh Vita. Ia seketika kepikiran kalau tanah itu milik keluarganya. Kali ini sepertinya dia akan mengganggu waktu liburan ayahnya.
"Vita, apakah setelah ini saya memiliki jadwal lagi?" tanya Gia dengan muka datar.
"1 jam nanti anda akan bertemu dengan perwakilan perusahaan Cay Corp membahas kerja sama keamanan perusahaan mereka," jawab Vita dengan menyodorkan berkas.
Gia membaca berkasnya dengan teliti walaupun malam tadi dia sudah membacanya, tetapi tidak apa-apa diulang sekali lagi agar mengurangi resiko kesalahan. Ia meletakkan berkas itu di atas meja.
tok! tok! tok!
"Masuk!" seru Gia.
"Maaf, Bu. Apakah saya mengganggu waktu anda? Saya disini mau menyerahkan laporan harian pemasaran," ucap Dama dengan tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/284544564-288-k140424.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SFBC [END]
Science FictionGianira Asterio seorang gadis mandiri yang sudah cukup lama bergelut dibidang bisnis. Gadis yang sudah cukup lama tinggal di Amerika Inggris terpaksa meninggalkan dan pindah ke negara asalnya. Alasan utama ayahnya memaksanya pulang dengan ancaman ha...