Di sebuah apartemen mewah Gia menatap ketiga remaja itu dengan menatap tajam. Kini ia butuh penjelasan dari para remaja itu.
"Bagaimana kalian keluar kelas? Bukannya saat gue keluar kalian masih dalam kelas," tanya Gia dengan muka datar.
"Itu robot yang Algi buat, kak. Sebenarnya kita sudah cukup lama keluar kelas," jawab Algi dengan tersenyum.
Gia mengerutkan keningnya hebat juga Algi bisa membuat robot di usia yang seperti ini. Ia akan memastikan jika hal ini ketahuan orang lain pasti Algi menjadi kejaran para ilmuwan.
"Cih! Berarti juga Lo jawab gue. Jangan bilang Lo pura-pura polos!" seru Gia dengan menatap tajam.
Algi menundukkan wajahnya tidak berani menatap Gia dirinya memang salah karena telah berbohong perihal pembullyan. Ia memegang tangan Gia dengan menatapnya memohon maaf.
"Algi melakukan ini karena pihak sekolah terasa janggal makanya gabung dengan kami," jelas Kia dengan tersenyum.
"Oh? Lalu Lo itu karena dengan memecahkan kasus ini akan membuat Lo lebih mudah masuk kepolisian. Benar bukan, anak bungsu keluarga Ranendra?" ucap Gia dengan menyeringai.
Algi dan Irza terkejut dengan pernyataan Gia. Mereka tidak menyangka keluarga Kia itu bukan keluarga biasa. Namun, Kia itu berasal dari keluarga penting dibidang keamanan dan pertahanan.
"Kia ini yang bener?" tanya Irza dengan muka bingung.
"Semua yang dikatakannya itu benar," jawab Kia dengan tersenyum tipis.
Mereka semua diam kecuali Gia yang terkekeh geli. Ia tidak menyangka mereka itu bekerja sama, tetapi tidak mengetahui asal-usul satu sama lain. Bagaimana kalau salah satu dari mereka itu mata-mata. Oleh sebab itu, perlu yang namanya mengetahui nama sebenarnya.
"Irza masuk sekolah ini karena kasus hilangnya kakak kamu bukan," celetuk Gia dengan tersenyum tipis.
"Memang putri tunggal keluarga Asterio," sanjung Irza dengan tersenyum.
"Biasa aja," sanggah Gia tersenyum dengan mengipas-ngipas tangannya.
"Algi jelaskan tugas kalian masing-masing. Disini pasti ada tugasnya bukan," lanjut Gia dengan bersedekap dada.
Algi mengangguk kemudian menjelaskan, "Seperti yang kakak tahu Algi bertugas membuat barang elektronik seperti robot. Irza itu sebagai ketua sekaligus penyamaran juga bela diri. Lalu Kia itu membuat strategi saat menjalankan tugas."
Gia mengangguk kemudian mengeluarkan laptop juga berkas dari tasnya. Ia juga membawa penyadap suara yang mungkin akan bisa dipakai nanti.
"Sekarang kalian jelaskan apa yang terjadi di sekolahan ini," perintah Gia dengan muka datar.
"Seperti yang diketahui sekolah ini milik keluarga Asterio dan awal mulanya baik-baik saja. Namun, beberapa tahun terakhir semua itu berubah. Pernah seseorang membeberkan tentang rahasia sekolah ini namun tiba-tiba saja orang itu menghilang dari muka bumi tanpa jejak," jelas Kia dengan menyodorkan sebuah koran.
Gia membaca koran itu dengan seksama ternyata ini benar-benar terjadi. Namun, kenapa pihak sekolah tidak melaporkan kasus yang sepenting ini kepada ayahnya. Ia mengepalkan tangannya seperti ada orang yang ingin menjatuhkan bisnis keluarganya dengan cara licik.
"Juga kakak gue menghilang tiba-tiba tanpa jejak sedikitpun. Saat mencari pencarian menjadi jalan buntu seperti ada seseorang yang menghapus jejak bukti. Lalu keluarga gue mengira ini sudah pasti ada kekuasaan yang melindungi mereka," ucap Irza dengan mengepalkan tangannya.
Gia menatap Irza ternyata keluarga mereka telah berpikiran sama jika hanya para guru yang melakukan mana berani, kecuali ada kekuasaan yang menopangnya. Ia semakin curiga dengan sekolah ini semalam kasus pembullyan, sekarang malah kasus orang hilang. Ini benar-benar tidak bisa dibiarkan lama-lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
SFBC [END]
FantascienzaGianira Asterio seorang gadis mandiri yang sudah cukup lama bergelut dibidang bisnis. Gadis yang sudah cukup lama tinggal di Amerika Inggris terpaksa meninggalkan dan pindah ke negara asalnya. Alasan utama ayahnya memaksanya pulang dengan ancaman ha...