Gia berlari dengan terburu-buru kali ini dia menggunakan motornya yang diletakkannya diparkiran perusahaan untuk berjaga-jaga. Kalian pikir kalau dirinya menggunakan motor balap itu merupakan kesalahan besar, ia hanya menggunakan motor Honda Beat yang bodynya ringan cocok untuk dirinya.
Saat diperjalanan ia singgah di toilet umum dan mengganti pakaiannya dengan tergesa-gesa. Lalu menyemprotkan parfum agar tubuhnya wangi karena dirinya sudah seharian beraktivitas dan belum mandi.
Gia memarkirkan menuju jalan yang sudah menjadi rencana mereka. Namun, ternyata sudah semuanya yang berkumpul kecuali dirinya yang telat datang. Ia memarkirkan motornya disamping motor gede berwarna merah dan mengunci bahu motornya.
"Sorry, gue tadi keasyikan kerja jadi sampai lupa," ucap Gia dengan tersenyum tipis.
Algi tersenyum lebar melihat sang kakak telah datang dengan memutar-mutar tubuhnya. Ia sangat menyukai kakaknya mengenakan t-shirt berwarna merah oranye dipadukan rok berwarna hitam, lalu sepatu sneakers warna putih.
"Kakak cocok pakai yang begini," sanjung Algi dengan tersenyum manis.
Gia tertegun menatap lelaki itu dan dapat ia lihat itu merupakan senyuman tulus yang pernah ia lihat selain ayahnya dan Vita. Ia menundukkan wajahnya lalu mengelap air mata yang hampir turun.
"Kakak kenapa? Algi salah ngomong, ya?" tanya Algi dengan raut wajah bersalah.
"Nggak, mulai sekarang gue akan akuin Lo jadi adik gue dan jangan pernah hilangin kepercayaan yang telah diberi. Kalau ketahuan Lo dan nyokap Lo mengkhianati ayah gue nggak akan segan-segan mengejar Lo sampai kapanpun," ucap Gia dengan tersenyum lebar.
Algi mengangguk walaupun sedikit ketakutan karena dalam perkataan kakaknya terselubung ancaman kepada mamah juga dirinya. Namun, ia tidak perlu takut karena tidak ada kesalahan yang diperbuatnya.
"Gue juga nggak akan paksa mengungkap rahasia Lo, karena gue juga punya rahasia yang dijaga," ucap Gia dengan mengangkat bahunya.
Algi tersenyum lebar memeluk sang kakak. Akhirnya kakaknya menerima keberadaan dan mengakuinya sebagai adiknya.
"Udah-udah kok suasananya jadi kekeluargaan gini katanya mau membongkar rahasia sekolah," celetuk Irza dengan memutar matanya.
"Ganggu suasana aja Lo babi!" seru Kia dengan menoyor kepala Irza.
Gia hanya menghela nafas panjang sepertinya bergaul dengan para remaja membuatnya semakin sensitif. Ia pergi berjalan meninggalkan para remaja yang masih saja berdebat.
Gadis itu sekarang berada disamping toilet sembari mengotak-atik laptopnya untuk mematikan seluruh keamanan pihak sekolah dalam sekejap dia dapat menyelesaikannya. Ia terlihat sangat fokus memperhatikan layar laptopnya yang penuh dengan video-video, tidak lain video CCTV sekolah.
"Kak ... nanti aja lanjutinya kita keruangan kepsek dulu."
Gia mengangkat wajahnya dengan tersenyum tipis. Ia menutup laptopnya lalu berjalan dibelakang para remaja itu.
"Kakak maju biar Algi yang jaga dibelakang," pinta Algi dengan menarik tangan Gia.
Namun, orang yang ditarik hanya bergeming menatap Algi. Ia melepaskan pegangan tangan dengan mendorong Algi ke depan.
"Gue bisa beladiri jadi nggak perlu dijaga, seharusnya Lo yang waspada karena Lo nggak bisa bela diri," ucap Gia dengan terkekeh geli. Menurutnya, ia tidak selemah itu untuk dijaga walaupun dia juga perempuan.
Algi menatap kakaknya sembari berjalan hanya bisa menghela nafas panjang. Memang benar kata ayah Bagas kalau kakaknya itu orang yang sangat keras kepala dan berprinsip kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SFBC [END]
Fiksi IlmiahGianira Asterio seorang gadis mandiri yang sudah cukup lama bergelut dibidang bisnis. Gadis yang sudah cukup lama tinggal di Amerika Inggris terpaksa meninggalkan dan pindah ke negara asalnya. Alasan utama ayahnya memaksanya pulang dengan ancaman ha...