18. Petunjuk baru🕯️

856 93 0
                                    

Gia mengangguk kemudian mengeluarkan kamera kecil dari kancing bajunya. Ia segera menyambungkan dilaptop nya untuk memperlihatkan petunjuk yang ditemukannya.

"Itu ..."

"Betul, itu guru yang nggak sengaja gue tabrak dia memiliki tatto yang difoto kalian. Lalu disini ada kertas yang bertuliskan tanggal juga kelas-kelas yang terkena sasaran, namun tidak ada nama murid," jelas Gia dengan tersenyum puas.

"Gue juga sudah menemukan informasi tentang guru itu. Ia merupakan warga negara asing yang sudah tinggal di Indonesia cukup lama dan yang membingungkan dia memiliki KTP yang mungkin dipalsukan. Disini pendidikannya lulusan jurusan Virologi yang bukan berhubungan sama sekali dengan pendidikan SMA," lanjut Gia.

Gia memijat pelipisnya semakin lama kasusnya membuatnya susah. Awal mula sekolah menutupi kasus bullying. Kedua, kasus bunuh diri yang juga ditutup oleh pihak sekolah bahkan orang yang mencoba mengungkap kasus ini menghilang. Ketiga, kasus orang hilang setiap tahun pada kelas akhir. Keempat, munculnya penyebab utama yaitu adanya penemuan virus yang disalah gunakan. Kelima, adanya WNA yang menjadi guru tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya.

"Algi, coba Lo lihat rekaman ear spy yang sudah diletakkan di ruangan kepsek," perintah Kia.

Gia menyeringai berkata, "Jika Lo nggak lulus kepolisian, masuk GNA Corp mungkin lo akan dipertimbangkan."

"Heh! Gue gimana?" tanya Irza dengan cengengesan.

"Bukannya, Lo ada perusahaan keluarga kenapa mau masuk perusahaan gue?" tanya Gia dengan mengangkat alisnya.

"Nggak papa, pengen aja," jawab Irza dengan mengangkat bahunya.

"Bagaimana rencana perayaan pawai sekolah?"

"Sudah disiapkan semua, Pak."

"Pastikan semua murid ikut terutama bagi yang mengikuti ekskul."

"Baik, Pak."

"Semua guru data murid yang berprestasi dari bidang akademik, olahraga juga TI. Jangan sampai ada yang ketinggalan!"

"Baik, Pak.

Gia mengerutkan keningnya untuk apa para guru mengumpulkan data murid berprestasi sepertinya dia harus memeriksa yang satu ini. Mungkin saja ini berkaitan dengan hilangnya murid-murid sekolah.

"Habis ini kita ada pelajaran kalian jangan ada yang menjawab pertanyaan guru sedikitpun. Jangan pernah!" perintah Gia dengan muka dingin.

"Memangnya kenapa?" tanya Irza dengan mengangkat alisnya.

"Mungkin saja ini berhubungan dengan kasus orang hilang selama ini," jawab Algi dengan menatap Gia.

"Kalian juga jangan sampai terpisah di acara pawai sekolah, mungkin saja ini berhubungan dengan penculikan karena saat itu pasti sangat heboh juga ramai jadi orang lain tidak menyadarinya," terka Kia dengan mengepalkan tangannya.

Gia menatap Kia dengan bertepuk tangan berkata, "Benar, itu adalah persentase yang memungkinkan penculik untuk beraksi. Lalu sepertinya orang yang akan menjadi sasaran adalah orang yang berprestasi dalam berbagai bidang."

Mereka terdiam karena semua orang disini memiliki bakat terpendam tersendiri, tidak mungkin bukan melarang orang ikut acara pawai itu malah semakin membuat curiga pihak sekolah. Kali ini sepertinya mereka hanya bisa mengamati orang-orang yang mencurigakan selama pawai itu.

"Baiklah, sekarang kita jernih kan pikiran untuk berpikir nanti," ucap Gia dengan tersenyum tipis.

Gia pergi meninggalkan para remaja itu dengan menyeringai, sepertinya dia harus berbuat sesuatu. Kali ini tidak akan ia biarkan orang-orang yang tidak bersalah dan berprestasi menghilang.

SFBC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang