10. Hari pertama menyamar🕯️

1.2K 92 1
                                    

Gia menatap berkas-berkas yang berisikan nama-nama pihak sekolah dan tidak ada yang aneh. Namun, rasanya ada yang sedikit kejanggalan karena sudah satu minggu lamanya Eagle memata-matai para pihak sekolah tidak juga menemukan informasi yang penting mengenai kasus ini.

Gia hanya bisa bersabar dan juga turut membantu dengan cara meretas keamanan sekolah, tetapi anehnya keamanannya sangat susah dipecahkan juga kata sandinya. Namun, ia tidak semudah itu putus asa karena didalam kamusnya tidak ada yang namanya menyerah.

Kini dia berada di kantin perusahaan bersama Vita juga Dama. Ia sebenarnya ingin memberitahu tentang masalah ini, tetapi dia tidak bisa karena sekarang masih tidak mengetahui mana musuh dan teman bisa saja ada pengkhianat. Memang dia sudah mengenal Vita cukup lama tapi apa salahnya untuk berhati-hati, juga Dama dia baru mengenalnya beberapa minggu.

"BU GIA!"

Gia terkesiap lalu menatap Dama juga Vita dengan mengangkat alisnya. Ia terlalu banyak berpikir hingga tidak menyadari bahwa ada orang yang memanggilnya.

"Gia, Lo ada masalah?" tanya Vita dengan muka khawatir.

"Nggak ada, cuman kelelahan," jawab Gia dengan tersenyum simpul.

"Lo nggak bisa bohongin gue yang sudah mengenal Lo selama 5 tahun. Lo boleh saja nggak percaya sama gue, tapi gue harap kalau ada masalah yang berbahaya gue harap Lo harus membawa gue karena Lo sudah gue anggap seperti kakak kandung sendiri," ucap Vita dengan tersenyum lebar.

"Lo juga orang yang baik, disaat semua orang selalu mengejek gue hanya Lo yang membela gue. Lalu disaat gue memerlukan dana untuk biaya rumah sakit ayah gue hanya Lo yang membantu," lanjut Vita dengan mata berkaca-kaca.

Gia menghela nafas panjang memang cuman Vita yang memahami pemikirannya, juga dia hanya takut kalau orang yang dipercayainya malah berkhianat seperti kejadian 8 tahun yang lalu. Ia menatap Vita dan Dama apakah kali ini dia harus mempercayai kedua orang yang didepannya ini.

"Gue mau membuka hati untuk kalian, jadi gue harap kalian tidak mengkhianati kepercayaan gue," ucap Gia dengan tersenyum.

"Untuk urusan masalah gue akan dibicarakan di ruangan CEO," lanjut Gia dengan muka datar.

Vita dengan Dama menatap satu sama lain kemudian mengangguk. Mereka sudah mengetahui bahwa ini adalah urusan yang cukup serius.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ


Gia memasuki rumahnya dengan langkah gontai. Otaknya seperti mau pecah karena urusan kantor juga masalah SMAN Matahari yang belum-belum kelar.

Saat ia masuk kerumahnya sudah disuguhi pemandangan ayahnya dengan muka datar. Ia memijat pelipisnya kali ini ada masalah apa lagi. Memang kebetulan atau apapun itu semenjak dia mengenal Algi semua masalah terus berdatangan.

"Ada apa lagi, Yah?" tanya Gia dengan tersenyum simpul.

"Kamu duduk dulu ada masalah penting yang akan ayah bicarakan," jawab Bagas dengan muka datar.

Gia mengangguk kemudian mengikuti Bagas menuju keruangan kerja ayahnya. Ia dapat memastikan kalau ini memang sangat penting sampai Algi dengan Rini pun tidak diperbolehkan mendengarkan hal ini.

"Apakah anak buah kamu sudah menemukan informasi penting?" tanya Bagas dengan muka datar.

"Belum, Yah. Entah mengapa kali ini sangat susah untuk mendapatkan informasi tentang pihak sekolah, bahkan Gia juga tidak bisa meretas keamanan pihak sekolah karena mereka menggunakan kata sandi kuat yang tidak mudah dipecahkan begitu saja," jawab Gia dengan mengerutkan keningnya.

SFBC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang