CHAPTER 38

27.7K 3.3K 1.9K
                                    

Happy Reading!
.
.
.

Author POV.

Agnes keluar dari dalam kamarnya dengan menenteng tasnya. Dia berjalan menuruni tangga dengan santai. Masih pukul enam pagi Agnes sama sekali tidak takut untuk terlambat. Agnes pergi ke ruang makan untuk sarapan sendiri pastinya. Melvin? Pria itu sudah pergi duluan, bahkan saat dia terbangun pria itu sudah tidak ada di sampingnya.

Entah kenapa semenjak hubungan keduanya tidak baik, Melvin selalu pulang larut malan dan pergi saat dirinya masih tertidur.

Agnes tau Melvin pulang, kenapa dia tau? Dia pernah pura-pura tidur saat pukul setengah dua belas malam dan melihat Melvin pulang.

Kedua maid Agnes menyiapkan makanan untuk dirinya. Agnes hanya tersenyum dan memakan sarapannya dengan cepat.

Walaupun sekarang banyak pikiran dan masalah, Agnes tetap ingat jika sekarang ada dua nyawa di dalam rahimnya.

Setelah sarapan Agnes mengelap sudut bibirnya yang terdapat noda bekas makanan. Agnes meminum air putih dan mengambil tasnya, dia menatap kedua maid, "Nesa berangkat dulu ya, kalian jangan terlalu capek beresin apartemen. Malam ini ngga usah masak," ucap Agnes dengan lembut.

Kedua maid itu hanya menganggukkan kepala mereka. Agnes langsung pergi dapur dan keluar dari apartemennya.

Kali ini dia akan naik taksi aja, Agnes sangat malas untuk membawa kendaraan ke sekolah.

Agnes turun ke bawah dan saat dibawah para karyawan menyapanya dengan sopan, Agnes hanya mengangguk pelan dan pergi keluar.

Di luar dia langsung pergi menuju halte dan mencari taksi. Tapi saat ingin ke halte sebuah motor berhenti di hadapannya, Agnes merasa tidak asing dengan motor itu hanya menatapnya.

Seorang pria membuka helm full face-nya, "Bumil mau bareng ga? Gratis kok," kata Niell dengan tersenyum menggoda.

Agnes terkekeh pelan dan mengangguk, dia naik ke atas motornya Niell dengan memegang pundak pria itu. Sudah sangat jarang dirinya dan Niell bertemu, apalagi menghabiskan waktu.

Dulu mereka berdua sangat dekat, bahkan saat Agnes ingin pergi ke Paris Niell sempet mengambek karena tidak mau kehilangan sahabatnya.

Niell memakai kembali helm-nya dan langsung membawa motornya dengan kecepatan sedang.

Selama di perjalanan mereka hanya saling diam, Niell yang merasa ada sesuatu yang di sembunyikan oleh sahabatnya itu.

"Lo kenapa?" tanya Niell dengan sedikit berteriak.

Agnes tersenyum tipis, "Gapapa." Agnes hanya menjawab dengan singkat saja.

Niell kembali diam dan tidak mau lagi bertanya. Agnes meletakkan dagunya di punggung Niell, entah kenapa rasanya perih melihat satu objek di depannya.

Jika kalian berpikir itu Melvin jawabannya adalah benar, Agnes melihat suaminya yang berboncengan dengan Ghea dengan gadis itu yang memeluk Melvin.

Agnes langsung mengalihkan pandangannya, dia menahan sakit hatinya dan air mata agar tidak keluar.

Motor Niell memasuki kawasan sekolah dengan di ikutin motor Melvin di belakang. Niell menaruh motornya di parkiran, Agnes turun dan diikutin oleh Ghea yang juga turun dari motornya.

Ghea menatap Agnes dengan senyuman mengejek. Jena dkk menghampiri Agnes "Duhhh di kasih seorang ratu kok lebih milih babu" Sindir Jena.

"Biasa, Jen, matanya katarak," timpal Flavia yang sedikit berteriak.

April menggeleng, "Bukan, tapi itu namanya ngga bersyukur dan ngga cukup sama satu cewe," sahut Aprill.

Agnes hanya diam dan menatap Melvin dengan datar, mereka berdua sama-sama saling melemparkan tatapan permusuhan.

NAVYA 2 [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang