CHAPTER 40

19.1K 2.8K 486
                                    

Happy Reading!
.
.
.

Malam ini keluarga Narendra tengah berkumpul di ruang keluarga. Sejak tadi Agnes hanya diam, bahkan dia sama sekali belum mengeluarkan suara. Dari makan malam pun Agnes seperti tidak selera makan, dia terus melamun dengan tatapan kosong.

Samuel menatap istrinya dan memberikan sebuah kode, Navya yang paham hanya menggelengkan kepalanya pelan.

Suasana yang sangat hening, bahkan baru pertama kali aura di keluarga Narendra sangat dingin dan hening seperti ini. Padahal biasanya akan selalu hangat dan rame dengan obrolan mereka berempat.

Kenzie menatap kakaknya terus yang tidak mau berbicara. Agnes yang terus melamun dengan memeluk perutnya itu.

Bayangan kenangan dirinya dan Melvin sangat terputar jelas di otaknya. Di mana dia yang pertama kalinya berbicara dengan Melvin, menjalankan misi bareng, bahkan saat dia dan Melvin terjatuh ke dalam laut.

Saat memori Melvin yang benar-benar berubah membuat air mata Agnes kembali jatuh dan membasahi pipinya.

Hikss, isakan Agnes keluar dari mulutnya yang membuat keluarganya bingung.

Navya berpindah tempat dan duduk di sebelah putrinya, "Agnes, yuk cerita sama mama, kita ngobrol santai," kata Navya dengan nada lembut.

"Aku mau pisah sama Melvin," celetuk Agnes dengan nada pelan.

Navya dan yang lain terdiam mendengar ucapan Agnes. Navya mengelus rambut putrinya dengan lembut. "Kamu sudah yakin sama keputusan yang kamu ambil? Tidak menyesal?" ucap Navya.

Agnes terkekeh pelan. "Menyesal? Yang ada dia yang akan menyesal. Aku pastikan Melvin akan sangat amat menyesal! Dia udah nyakitin aku dan bahkan mengkhianati aku!" tegas Agnes.

"Papa akan urus perpisahan kalian, tapi ada satu hal yang ingin papa tanyakan ke kamu," kata Samuel.

Agnes menaikan sebelah alisnya. "Apa?"

"Berapa kali kamu di sakitin dia?" tanya Samuel dengan serius.

"Ga ke hitung, bahkan Melvin sering bentak aku dan selingkuh di depan mata aku," sahut Agnes santai.

Brakkk

Navya dan Kenzie terlonjak kaget saat melihat Samuel yang menendang meja dengan kencang.

Samuel mengepalkan tangannya dengan kuat dan menajamkan tatapannya. Ruangan yang tiba-tiba menjadi dingin sekarang, aura Samuel yang benar-benar membuat Kenzie ataupun Navya takut.

"Kurang ajar, berani sekali dia menyakiti putriku," ucap Samuel dingin.

Navya bangkit dan mengelus punggung suaminya, "Sabar, Sam," tutur Navya dengan lembut.

"Apa aku mesti diam ketika dia menyakiti putri kita? Mau dia anak Jordan sekalipun aku sama sekali tidak akan peduli! Akan ku bunuh dia!" Tegas Samuel dengan tajam.

Agnes yang mendengar ucapan papa langsung mengelap air matanya dengan kasar. "Papa jangan bunuh dia," cegah Agnes.

Samuel menaikan sebelah alisnya. "Kenapa kamu masih melindungi dia? Dia sudah menyakitimu, Agnes!" tegas Samuel.

"I know. Tapi aku mohon pa, jangan bunuh Melvin ya? Buat dia menyesal saja," pinta Agnes dengan lirih.

"Kasih satu alasan kenapa kamu tidak mengizinkan papa membunuh dia," kata Samuel datar.

Agnes menatap manik mata papanya dengan berkaca-kaca. Agnes memegang perutnya. "Karena sekarang aku lagi hamil anaknya Melvin," ucap Agnes.

"Papa boleh buat dia menyesal, tapi aku mohon jangan bunuh Melvin. Bagaimana pun juga dia suami aku, dan anak ini masih butuh sosok figur seorang ayah. Aku enggak ingin nantinya mereka kehilangan kasih sayang seorang papa, walaupun nantinya aku dan Melvin tetap akan berpisah, " sambung Agnes.

NAVYA 2 [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang