CHAPTER 41

20.1K 2.8K 348
                                    

Happy Reading!
.
.
.

Author POV

Sekumpulan anak remaja berjalan dengan cepat di lorong rumah sakit dengan terburu-buru. Tujuh remaja itu baru saja mendapatkan kabar dari salah satu teman mereka jika Agnes masuk ke rumah sakit.

Jena yang kaget dan syok pun langsung memutuskan ke rumah sakit. Dia mendapatkan kabar dari Elard yang menelponnya tadi.

Dari kejauhan mereka bisa melihat ada keluarga Agnes dan Elard disana. Jena menghampiri pria itu. "Gimana keadaan Agnes?" tanya Jena dengan khawatir.

Elard menggelengkan kepalanya yang membuat mereka bingung. "Dokter belum keluar? Apa gimana?" ucap Niel.

"Agnes hampir kehilangan janinnya," celetuk Elard yang angkat bicara.

Jena dkk menutup mulut mereka. "Lo serius, Lard?"

Elard berdeham pelan. "Beruntung langsung dibawa ke rumah sakit."

Niel menatap kearah Elard. "Kenapa bisa gini? Melvin?" tebak Niel.

"Dia banyak pikiran, tadi gue juga nemuin dia di taman belakang sekolah sambil nangis. Nggak hanya itu, tadi dia sama Melvin berantem," ujar Elard.

Samuel yang mendengar semua percakapan mereka hanya diam. Pria itu kaget saat tau anaknya masuk rumah sakit sekarang, dan dia juga syok mendengar Agnes yang hampir keguguran karena terlalu banyak pikiran.

Tidak lama Navya keluar dari dalam ruangan. "Kalian mau masuk, Jena tante titip Agnes dulu ya, kami tunggu di luar sambil nunggu mama kamu datang," kata Navya dengan lembut.

Jena mengangguk pelan dan langsung masuk ke dalam ruangan Agnes. Di dalam ruangan mereka melihat Agnes yang hanya diam atau bahkan tidak melirik ke arah mereka.

Agnes lebih memilih untuk menatap kearah jendela.

Jena ataupun Niel sangat merasa sedih melihat perubahan Agnes yang benar-benar berubah. Bagi mereka, jika sekarang bukan lah Agnes yang mereka kenal.

Jena mengelus pundak Agnes dengan lembut. "Hai, Nes," sapa Jena.

Agnes hanya diam dan sama sekali tidak menggubris sapaan Jena.

"Gimana keadaan lo?" Sambung Jena yang berusaha mengajak ngobrol sahabatnya.

Lagi dan lagi Agnes hanya diam. Bahkan Agnes sama sekali tidak melirik ke arah teman-temannya.

Jena melemparkan tatapan kepada teman-temannya. Niel memberikan kode kepada Jena untuk menyingkir. 

Pria itu berdiri disebelah Agnes. "Nesa, lo kenapa diem? Jawab dong," ujar Niel lembut.

"Bilang sama gue, lo mau apa? Jangan diem aja, Nes," sambung Niel dengan lembut.

Agnes menatap dalam Niel. "Melvin," gumam Agnes.

"Lo nyari Melvin?" tebak Niel yang mendengar Agnes menyebutkan nama Melvin.

Agnes menganggukkan kepalanya pelan.

"Buat apa si lo nanyain dia? Melvin itu udah nggak peduli sama lo. Stop mikirin pria bajingan itu," kata Jena dengan nada ketus.

Vanessa menyenggol lengan Jena. "Jangan gitu, Jen," bisik Vanessa.

Jena menaikan sebelah alisnya. "Kenapa? Benarkan? Buktinya Melvin nggak ada disini sekarang." 

"STOP, JENA!" Sentak Agnes lantang.

Teman-temannya terkejut mendengar sentakan Agnes. Agnes menatap tajam Jena. "Lo nggak tau apa-apa tentang ini! Lo juga nggak berhak untuk nyuruh gue berhenti nanyain Melvin! Dia suami gue, Jena!" Sambung Agnes dengan penuh penekanan.

NAVYA 2 [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang