CHAPTER 16

32.4K 3.3K 362
                                    

HAPPY READING!
.
.
.

Agnes menuruni anak tangga rumahnya dengan seragam sekolah yang sudah melekat di tubuhnya, dirinya yang baru sampai kemarin dan langsung memilih untuk ke sekolah besoknya. Agnes berjalan menuju ruang makan, gadis itu melihat mama dan papa yang sudah duduk di tempat masing-masing.

"Morning semua," papa Agnes dengan meletakkan tasnya di kursi.

Navya tersenyum manis. "Pagi sayang, yuk sarapan bareng," ajak Navya.

Agnes menganggukkan kepalanya pelan dan duduk di kursinya, ia menatap kearah kursi sebelahnya yang kosong. "Kenzie kemana? Kok nggak ada?" tanya Agnes kepada kedua orang tuanya.

Samuel meletakkan ponselnya dan menatap putrinya. "Dia sudah jalan duluan." Agnes mengangguk paham.

"Oh, ya, Agnes, nanti kamu sebarin undangan ini ya ke temen-temen sekolah," sambung Samuel dengan memberikan sebuah tumpukan undangan.

Agnes menaikan sebelah alisnya. "Undangan? Undangan apa, Pa?" Agnes penasaran dengan undangan yang di berikan oleh sang papa barusan.

"Party atas kejayaan kamu dan Melvin," celetuk Navya dengan memberikan sepiring nasi goreng.

Gadis itu tersenyum manis. "Wahhh di bikin party dong, by the way ini kapan acaranya?" tanya Agnes.

"Nanti malam, di mansion kita satunya," sahut Samuel.

"Mansion satunya yang mana? Kan mansion papa ada banyak" Kata Agnes dengan bingung.

"Nanti kamu juga tau, nanti papa kirim alamatnya." Agnes hanya menganggukkan kepalanya pelan.

Mereka pun sarapan bersama tanpa ada yang membuka pembicaraan lagi. Karna Samuel sangat tidak suka jika saat makan itu berbicara, di anggap tidak sopan.

Sedangkan di tempat lain Kenzie baru sampai di sekolahnya, pria itu memasuki kelasnya dan melihat seorang gadis yang berstatus pacarnya duduk di pojokan yang sibuk membaca buku.

Kenzie menghampiri Laura yang belum menyadari kehadiran dirinya. "Hai, Ra," sapa Kenzie.

Laura yang merasa ada yang manggilnya mendongakkan kepalanya. "Eh Kenzie, selamat pagi," kata laura dengan menutup bukunya.

Kenzie tersenyum dan duduk di samping Laura. "Kamu baca apa? Serius banget kayaknya deh," tanya Kenzie.

Sedangkan Laura mengangkat bukunya dan menunjukkan kepada Kenzie. "Oh, baca novel," sambung Kenzie.

"Iya, eh ya tumben kamu udah sampe? Biasanya datangnya agak telat hehehe," kekeh Laura.

"Mau ngapel pacar dulu sih" celetuk Kenzie dengan mengedipkan sebelah matanya.

Laura menundukkan kepalanya karna malu, pipi Laura merah merona mendengar celetukan Kenzie barusan. "Apa sih."

Kenzie terkekeh pelan dan menyolek pipi Laura. "Ada yang malu-malu kucing nih hahaha," goda Kenzie

"MASIH PAGI WOY, UDAH BUCIN AJA LO BERDUA!" Teriak Chelsea yang baru datang bersama Chiko.

Kenzie mendengus kesal karna di ganggu oleh Chelsea. "Ribet lo, kalo nggak suka nggak usah di liat lah," ketus Kenzie.

Chelsea mencibirkan bibirnya. "Nyenyenye," cibir Chelsea.

Chiko merangkul pundak Kenzie. "Lapangan Ken," bisik Chiko.

Kenzie menaikan sebelah alisnya "Ngapain?" tanya Kenzie bingung.

"Basket," ujar Chiko.

Pria itu menggelengkan kepalanya. "Engga deh, gue mau bagiin undangan dulu," kata Kenzie yang mengeluarkan banyak undangan dari tasnya.

NAVYA 2 [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang