I Miss You (The Last Chapter)

3.7K 266 31
                                    

PREVIOUS

Wanita itu mengulurkan tangannya pada Andien.

"Andien Lisia. Bisa manggil Lisia,"

***

Andien menjabat tangannya.

"And-," ucapan Andien terpotong.

"Felicia, anda bisa panggil saya Felly. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik." kata Andien. Dan rupanya Andien tidak ingin menggunakan nama depannya.

Al adalah sang model.

Mereka bagaikan orang asing yang baru saja bertemu. Bahkan identitas keduanya sudah diganti. Tak ada Ey, tak ada Al.

"Gue harus professional," batin Andien.

"Dia fotografernya? Aku harus professional. Ini tuntutan kerjaan," batin Lisia.

Semua terasa sedikit sulit sekarang.

Mereka kini mengambil posisi. Lisia berada di depan Andien dan para crew mengatur pencahayaan.

Mata elangnya kembali beraksi mencari titik fokus pada lensa kameranya. Sesekali ia memutar lensa kamera itu zoom in dan zoom out, hingga tepat di titik yang ia mau, tangannya mulai membidik objek di depannya dan menekan tombol shutter.

Cekrek

Cekrek

Cekrek

"Shit!" umpat Andien dalam hatinya ketika Lisia berpose seksi. Lekukan tubuhnya sangat sempurna, lirikan mata yang sangat tajam membuat Andien sedikit kehilangan konsentresi.

Bisa-bisanya disaat seperti ini ia malah terbayang kisah ranjang mereka dulu.

"FOKUS!! Lu harus professional!" batin Andien.

Ia kembali fokus pada kameranya. Ia tidak ingin mengecewakan client-nya, apalagi bayaran kali ini sangat bikin geleng kepala.

Cekrek

"Great job!" ucap Andien.

Setelah mengambil banyak foto, sesi pemotreran pun selesai. Maudy dan Calvin membereskan kamera dan perlengkapan mereka.

Andien sedang duduk di depan laptop bersama pak Jhon, mereka sedang melihat hasilnya.

Tak lama, Lisia datang dan duduk di samping Andien. Ia juga ingin melihat hasil dirinya di sana. Ia tampak santai saja.

Andien menahan nafas saat aroma parfum Lisia merasuk ke penciumannya.

"Wow! Lisia, you look so amazing. Saya suka foto ini," kata pak Jhon ketika meilhat salah satu hasil foto tersebut.

Pak Jhon tercengang melihat hasil-hasil potretan Andien. Ia sangat terkesima hingga sesekali menggelengkan kepala.

"Anda sangat berbakat, mbak. Saya tidak salah pilih orang,"

Kamu Kok Bangsad?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang