Ciuman Pertama?

1.7K 182 4
                                    

Previous

“Bisa nemenin gue ke supermarket ga, Andien? Gue mau belanja bahan-bahan buat dimasak malam ini,”

“Oh okay, gue juga lagi ngga ngapa-ngapain sih. Gue on the way rumah lu ya, Indri,”

Di supermarket

Andien tak sengaja menabrak seseorang karena ia benar-benar kurang fokus saat ini.

“Al,” ucap Andien lirih.

“Ayok ke kasir, aku udah selesai. Kamu harus cepat pulang Andien biar bisa istirahat,” Indri menarik tangan Andien, membawanya menjauh dari Al.

Mereka saling menatap hingga ia sadari, wanita yang ia rindukan itu.. menangis di sana.

“Andien?” batin Al bertanya-tanya mendengar nama itu.

 

***

Andien Felicia (Ey) P.O.V

Setelah ngantar Indri pulang, mamanya menahanku untuk makan malam bersama mereka di rumah ini. Rumah yang cukup besar untuk ditempati hanya dua orang. Kata Indri, papanya tinggal di Luar Negeri urusan kerjaan.

Dan disinilah aku sekarang, duduk sendirian di taman belakang rumah sambil menunggu Indri yang sedang memasak di dapur. Bukan ngga ingin membantu, tapi aku payah pada area itu.

Duduk bersila sambil mengelus kepala kucing baruku; Senja. Ia kekenyangan dan bisa kutebak sebentar lagi ia tertidur dikakiku.

Kutarik dalam-dalam udara untuk mengisi paru-paruku yang kurasa sedikit sesak.

Aku merindukan Al, jujur saja kekecewaanku kalah dengan rasa sayangku yang lebih besar. Tapi disisi lain, aku sakit ketika mengingat kejadian demi kejadian yang ia perbuat dengan selingkuhannya.

Apa kalian memaafkan sebuah perselingkuhan dan memberi kesempatan kedua?

Sungguh, demi Tuhan aku belum bisa mengikhlaskan semua yang sudah ia lakukan.

Tapi kenapa ia selalu ada di sekitarku? Bahkan di momen tak terduga sekalipun. Apa ini takdir? Atau cuman kebetulan?

Tapi, ibu pernah bilang:

Cari sepatu di toko sepatu, bukan di toko bunga. Dan di toko sepatu pun kamu harus seleksi lagi, karena kamu sendiri yang tau sepatu mana yang nyaman di kakimu.

Sama halnya dengan hubungan nak, nyari yang sejalan, jangan maksain hubungan dengan orang yang ngga sefrekuensi dengan kamu.”

“Andien,” Ah Indri mengagetkanku saja.

“Iya?” jawabku seraya berdiri. Ia berjalan mendekat ke arahku dan kini berdiri tepat di depanku.

“Gue suka sama lu,”

"..."

Hah? Aku ngga tau apa maksudnya tiba-tiba bilang kayak gini. Kenapa dia tiba-tiba jadi confess? Terus aku harus jawab apaaa??!!

Kamu Kok Bangsad?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang