DAN..

3.3K 336 39
                                    

PLAK

Satu tamparan mendarat sempurna diujung bibirku membuatku terhuyung.

"Maksud lu apa mutusin gue, hah?!" teriaknya diwajahku.

"Itu pertanyaan bodoh yang perlu dijawab?" kubalik bertanya saja.

Merasa tak terima, dia mencengkram kuat pipiku dengan satu tangannya.

"Dengerin baik-baik, gue gamau putus! Ngerti lu?!" Cengkramannya begitu kuat di kedua pipiku membuatku meringis.

"Setelah perselingkuhan lu itu? Gue ga pernah mentolerir perselingkuhan!" jawabku.

"Gue selingkuh gara-gara lu ga ngasih apa yang gue mau anjing!"

PLAK

Satu lagi tamparan dari punggung tangannya mendarat lagi di pipi kananku. Aku tak menyangka akan mendapat perlakuan sekasar ini. Seumur-umur orangtua bahkan mantan-mantan cowokku ga pernah main tangan denganku.

Dia wanita pertama yang menjajah hatiku pun menjadi yang pertama sekasar ini. Darah segar sedikit menetes dari bibirku.

Aku memegang pipi kananku yang memanas akibat tamparannya tadi sambil ngelap darah di bibirku.

Sastra mencengkram lenganku dan berteriak seperti orang kesetanan tepat di wajahku. 

"Denger ya, gue gabakal lepasin lu sampai kapanpun!"

"Lu ga berhak ngekang gue," kataku pelan tak berani menatap matanya. Sungguh, aku ketakutan.

PLAK

Aku meringis kesakitan karena tamparan yang sangat kencang. Ujung bibir kiriku sobek hingga mengeluarkan darah- lagi.

"Pukul sepuas lu, pukul! Tapi setelah ini pergi dari hidup gue!"

Dia menarik rambutku kebelakang.

"Gue gabakal balik, gue bakal netap disini sama lu! Jangan pernah usir gue!"

Dia mendorongku dengan kasar ke kasur dan menindih tubuhku. Aku meronta dan memalingkan wajahku ketika dia ingin mencium kasar bibirku. Aku menangis dan tanpa sengaja tanganku melayang menampar pipinya.

"Berani lu nampar gua!!" dia mencengkram kuat lenganku hingga berbekas biru keunguan pada kulitku, sungguh aku kesakitan saat itu.

Ingin berteriak tapi gapunya tenaga. Ia menarik lagi badanku dan satu tinju melayang pada wajahku, setelah itu semuanya... gelap.

***

Pagi itu aku bangun dengan tubuh yang terasa sangat berat. Seluruh badanku sakit. Lengan yang membiru, pipi bekas tamparan, kepala sakit karena ditarik rambutku olehnya dan bibir yang sobek membekaskan darah kering.

Sungguh pengalaman pertama yang sangat mengerikan dengan seorang wanita. Aku melihat Sastra yang kini sedang duduk di kursi belajarku. Apa dia ga tidur semalaman? Ah persetan!

Aku berusaha bangun dari kasur.

"Mau kemana lu?"

"Bukan urusan lu,"

BRAK

Dia memukul meja dan membuatku kaget.

"Gua tanya lu mau kemana?!"

"Gue mau mandi, ada kelas,"

"Lu gaboleh kemana-mana. Diem aja disini!"

"Tapi hari in-"

Dia berdiri dan menatapku tajam- "Gua bilang ngga ya ngga!" 

Drrtt drrtt

Aku mengambil ponselku dan menjawab panggilan dari nomer baru. Dan yang menelpon adalah ibunya Sastra.

Kamu Kok Bangsad?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang