Lima tahun kemudian
Dengan jari-jarinya yang lentik, ia mulai menekan tombol on kamera pada sisi kanan. Diarahkan kamera itu pada wajahnya dan menutup mata kiri agar bisa melihat dari lubang kecil kamera menggunakan mata kanannya.
Jarinya tampak lincah memutar-mutar lensa agar mendapatkan titik fokus. Seketika ia tersenyum menatap jelas wajah si model di depannya dari kamera.
Makeup yang cukup bold namun terlihat natural di kamera, irisan mata yang tajam, lipstick merah merekah yang membuatnya terlihat seksi, tatanan rambut low ponytail dan gaun yang sesuai. Sangat cantik dan menggoda.
Beberapa sesi foto pun berjalan mulus.
^^^
Hari yang panjang dan melelahkan. Ia menghempaskan tubuhnya di kursi kebesarannya.
Sejak pagi tadi ia sudah harus berangkat ke daerah pegunugan untuk mengambil sesi foto dengan brand ambassador untuk sebuah produk dari brand ternama.
Semuanya berjalan lancar hingga grand launching malam tadi.
Namanya sudah cukup dikenal sebagai seorang fotografer handal. Bahkan sudah banyak kontrak yang ia selesaikan dengan professional. Tak heran, ia selalu mendapat komisi besar dari client-clientnya.
Ketika dirasa sudah cukup memanjakan punggung yang pegal seharian, ia berdiri dan melirik jam tangannya.
"Udah jam tiga subuh, balik deh," katanya.
Ia pun melangkah keluar dari ruangan dan mendapati kedua rekan kerjanya sedang beres-beres di sana.
"Maudy, Calvin, gue balik duluan ya. Thanks kerja samanya hari ini."
Mereka mengangguk seraya tersenyum dan memberikan dua jari jempol.
***
Pukul delapan pagi
Ada pergerakan kecil dari sang empunya kasur, tampaknya ia baru saja bangun.
Ia duduk dan meneguk air mineral terlebih dahulu kemudian mencepol rambutnya.
Ia berjalan membuka tirai jendela membiarkan udara segar masuk agar terjadi sirkulasi di kamarnya. Peregangan otot dan olahraga kecil ia lakukan sebelum mandi.
Tetes demi tetes air mulai menjamah tubuhnya. Ia mengambil shampoo dan memijat-mijat kepalanya yang sudah berpikir cukup keras kemarin.
Kemudian diambilnya sabun cair dan mulai membilas seluruh tubuhnya dari leher, tangan, dada, perut, paha hingga ke kaki bagian paling bawah.
Tangannya bergerak kembali ke atas ke selangkangan dan mulai membersihkan daerah kewanitaanya.
Ia menggigit bibir bawahnya dan dengan mata yang terpejam, satu desahan lolos ditengah air shower yang terus-terusan membasahi tubuhnya.
Jarinya terus menggesek dan bermain dari luar mencari titik sensitif. Kenikmatan demi kenikmatan menghujam dirinya. Hingga pada titik puncaknya, ia mendesah cukup panjang hingga tersandar pada dinding di belakangnya.
Dia, yang dulunya jika sedang stress pasti melampiaskan pada wanita yang tak ia kenal di club malam – namun sekarang memilih untuk melampiaskan pada dirinya sendiri.
Ia jauh lebih dewasa dan bijaksana sekarang. Luka kemarin merubahnya seratus delapan puluh derajat dan menjadikannya kuat dan tegar.
Andien Felicia.
¥¥¥
Andien menyeduh kopi dan beranjak ke sofa kamarnya. Ia menyalakan laptop untuk memindahkan semua hasil foto-foto kemarin pada folder yang isinya hasil jepretannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/180129336-288-k623898.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Kok Bangsad?! [TAMAT]
RomanceWARNING! Dicerita ini banyak kata kasar dan adegan gxg18+. Bagi homophobic jauh-jauh deh. Sangat menerima masukan; kritik dan saran. Tapi harus sopan ya:) #1 in Mencari Jati Diri 13 maret 2019 #1 in Wuqian 13 Maret 2019 #3 in Dilrabadilmurat 6 Juni...