Perempuan dianggap sebagai makhluk yang lemah, tak heran mereka sering menjadi target kejahatan yang dilayangkan orang-orang tak bertanggung jawab.
Tak terkecuali dengan Rania Mahendra, gadis 17 tahun yang harusnya hidup dalam selimut kebahagiaan d...
Berapa hari nggak update? Jadi hari ini double update, dan diharap nggak lupa untuk vomen.
Maaf part ini kepanjangan, ada unsur 18+ nya juga
So... Happy reading guys!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Renata bergerak gelisah menanti kedatangan suaminya, ia menatap jam yang tertera diatas layar ponselnya. Tepat pukul satu dini hari, namun tak ada tanda-tanda jika Devan akan kembali malam ini. Tidak ada pesan, bahkan tak sekalipun Devan menghubunginya.
Angin malam yang menembus cardigannya membuat tubuh Renata menggigil ngilu, apa lagi saat ini ia berada diteras rumah seorang diri. Dua bodyguards sewaan Devan sudah beristirahat, sesuai perintah Renata karena besok mereka masih harus bekerja.
"Kamu dimana sih mas?"
Renata kembali mengecek ponselnya.
Husband❤ |Tetakhir dilihat kemarin 12.50|
Jangan lupa bekalnya dimakan| Minum vitamin juga|
|Siap sayang
Read
Mas, kamu pulang| jam berapa? Mau makan malam| dirumah atau diluar? Hari ini aku masak| makanan kesukaan kamu loh Kamu lembur ya?| Mas kamu lagi dimana sih?| Kok chat aku nggak dibales| Sibuk ya?|
|Hari ini|
Mas kamu lagi dimana?| Kamu nggak papa kan?| Mas, aku khawatir|
00.57
Renata menghembuskan nafas berat, tak ada satupun pesannya yang dibalas oleh Devan sejak kemarin siang. Jangankan dibalas, dibaca pun tidak. Padahal jelas-jelas ada tanda centang dua abu-abu disana.
"Ya Allah mas, kamu kemana sih?"
Renata duduk dikursi, jantungnya memberontak seolah ingin merangkak keluar. Perasaannya berubah gelisah, sampai menggigiti kuku jarinya sendiri.
"Apa aku telepon Arjuna?"
"Siapa tau mas Devan kesana?"
Renata mengangkat ponselnya, tapi baru membuka kontak gerakan jarinya sudah terhenti.
"Nggak Ren, ini udah malem. Yang ada lo bikin mereka panik,"
"Tenang Ren, lo harus tenang. Mas Devan pasti nggak papa,"
