1. Dua Kematian

913 50 1
                                    

Disclaimer ;

Saya memberanikan diri mengambil gendre cerita yang paling banyak memiliki resiko, entah itu di kasus tuduhan plagiat atau hal lainnya.

Namun, saya mencoba bersikap se objektif mungkin dan tidak terlalu terpengaruh atau memikirkan hal itu.

Karena pada dasarnya setiap orang harus berani mengambil resiko.

Dan saya tegaskan jika cerita ini. "MURNI KARYA IMAJINASI SAYA SENDIRI, TANPA ADA UNSUR PLAGIARISME ATAU ME-REMAKE KARYA AUTHOR LAIN."

Jika ditemukan kesamaan alur, tokoh, atau konflik. Itu murni kebetulan semata.

Dan untuk para pembaca, dilarang membawa bawa nama lapak lain atau membanding bandingkan cerita ini dengan cerita karangan author lainnya.

Karena saya tau satu hal dengan jelas, yaitu :

"Dituduh plagiat/remake cerita oranglain tuh gaenak bre^^"

Jadi mohon pengertiannya, para readers yang budiman🙏

Love u all, and happy reading ⭐✨

****

"Engga Kay, gue rasa bukan kayak gitu deh endingnya."

"Jangan so tau sama gue, prediksi gue gak pernah meleset."

"Buat kali ini gue yakin prediksi lo bakalan salah besar, liat aja. Prediksi gue yang pasti bakal tepat sasaran."

"Cih, ngarep lo."

Dua orang remaja berumur sekitar 18 dan 19 tahun terlihat berjalan beriringan di sepanjang trotoar jalanan yang tampak ramai.

Kedua remaja itu tampak sibuk beradu argumen dan pendapat mereka sendiri, sampai terkadang salah satu diantara keduanya meninggikan nada bicaranya dan berakhir mengundang tatapan heran orang orang yang kebetulan tengah berjalan disekitar mereka.

"Tapi Kay, kenapa lo mutusin buat baca epilognya besok? Kan bisa aja kita tamatin sekarang, lagian.." salah satu dari mereka yang merupakan remaja cowo melirik jam tangan dipergelangan tangannya.

"Baru jam 8 malem elah." keluh cowo itu.

"Lo gak bakal paham gimana rasanya nikmatin ending yang dipisah sama bagian part yang lain, udah. Lo gausah banyak ngomong, ikutin aja apa yang gue bilang." timpal si gadis.

Cowo itu hanya mendengus mendengar ucapan sahabat dekatnya itu.

Percakapan mereka berlanjut hingga akhirnya tak terasa, kaki keduanya kini sudah mulai beranjak meninggalkan trotoar yang ramai dan mulai memasuki gang sempit yang nampak kumuh.

"Ck, gue paling benci kalo malem malem harus pulang lewat sini." decak gadis bernama Kaylie itu sebal seraya memasukkan kedua tangannya ke saku jaket.

"Ya lo emang mau balik jalan mana lagi, perempatan depan? Justru malah lebih jauh Kay." sahut Ethan seraya menatap malas teman perempuan nya itu.

Kening Kaylie berkedut. "Gue cuman ngerasa gak enak aja sama hawa ni tempat." ujar gadis itu.

Matanya mulai celingukan kesekitar saat merasakan hawa aneh mulai menyerang perasaannya.

THE EXTRA'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang