20. Jangan Lagi

167 24 3
                                    

"Ce." panggil Mona saat melihat Cecil berjalan mendekat kearah nya.

Cecil tersenyum dan berdiri di sebelah Mona, ia sedikit berdecak. Tangannya menepuk nepuk seragam Mona yang tampak kotor dibeberapa bagian.

"Lo sampe kotor kotoran kayak gini." ucapnya dengan nada penuh perhatian.

Mona tersentuh dengan perhatian kecil Cecil, mengetahui jika kini ada Cecil di sampingnya. Ia mulai bertindak lebih berani.

"Dia! Gue gak tau dia muncul dari mana, tapi dia bener bener kurang ajar! Rok gue juga robek gara gara dia!" adu nya pada Cecil.

Sedangkan Delia, yang ditunjuk membara oleh Mona malah menatap pada sepiring nasi goreng nya yang mulai mendingin.

Ia menatapnya sedih. "Kay, makanan kita udah dingin. Gimana dong?" lirihnya.

Namun Kaylie sama sekali tak menanggapi ucapannya, matanya sedari tadi hanya tertuju kearah gadis bernama Cecil didepannya.

Cecil tersenyum melihat Delia mengeluh. "Nama lo siapa?"

Delia mendongak, menyipitkan mata kearah Cecil yang baru saja bertanya padanya.

"Lo nanya nama gue? Di posisi nasi goreng gue udah mulai dingin?!" bentaknya lantang.

"Woy!" Mona balas membentak.

"Apa?! Ini semua gara gara lo ya, kalo aja lo gak muncul nasi goreng gue pasti udah masuk perut sekarang! Dasar, perusak suasana makan enak!"

Rahang Mona mengeras. "Apa lo bilang?"

"Mona." cegah Cecil.

Meski tak mau, pada akhirnya Mona mengalah dan tidak melanjutkan perdebatannya. Ia hanya bisa memelototi Delia tajam.

Cecil kembali menoleh, memandang Delia dengan senyum yang kian lebar. "Nama lo?"

Delia menatapnya sinis sejenak. "Cih, Delia." jawabnya.

Mendengar Delia berdecih, Mona kian menggarang. Namun lagi lagi, Cecil menengahi nya dan mencegah Mona membuka mulut.

"Lo siapa nya Kaylie?" tanya Cecil ramah.

Kaylie yang mendengar namanya disebut merinding, jika ia ingat dengan benar. Ini kali pertama Cecil memanggil namanya setelah tiga tahun ia terus terusan memanggilnya 'si cupu'.

"Gue? Temennya." jawab Delia bangga.

Cecil tersenyum atas jawaban jujur Delia.

Kaylie melirik temannya itu, merasa jika senyum manis Cecil mengandung makna suatu hal yang tidak baik.

"Temen.. Ya? Hm, menarik." gumamnya.

"Jangan coba coba." ujar Kaylie tegas, menatap dingin kearah Cecil.

Cecil yang sedari tadi hanya memandang Delia kini beralih menatap Kaylie, alisnya sedikit berkedut kala melihat gadis itu.

Kaylie.. Gadis itu tampak lebih cantik jika dilihat dari dekat.

Saat didepan pintu masuk tadi. Cecil juga sudah sempat menatap wajah Kaylie, dan ia akui. Perubahan gadis itu membuatnya terkejut sesaat.

Namun, ketika melihat perubahan wajah serta potur tubuh tegap gadis itu. Cecil semakin tak senang.

Kecantikan Kaylie seolah mengganggu matanya.

Ia benar benar tak senang, namun. Melihat jika gadis itu berujar tegas dengan lancang kearahnya membuat Cecil tertawa.

Gadis itu menyadari niatnya, lalu apa?

Meski Kaylie sudah berubah drastis selama sebulan ini, bukan berarti ia bisa mulai berlagak sombong dan bertingkah seolah ia mampu melindungi oranglain.

THE EXTRA'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang