8. Tokoh Sampingan

213 24 0
                                    

Hari pertama sekolah Kaylie bisa dibilang tidak mudah, karena dirinya sendiri juga masih harus berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah yang hanya sebatas ia kenal lewat buku.

Terlebih juga ia masih harus mengolah ingatan tokoh 'Kaylie' ini, meski keduanya sudah berbagi tubuh dan jiwa yang sama. Entah kenapa Kaylie masih belum bisa membaurkan ingatan keduanya.

Tidak seperti tokoh lain di cerita transmigrasi yang pernah ia baca.

Ini lebih sulit dari perkiraan nya.

Keadaan yang dialami olehnya disekolah juga terbilang melenceng sangat jauh dari prediksinya.

Ia memang memperkirakan jika akan diperlakukan kurang baik disekolah oleh orang orang disekitarnya. Namun ia tidak menyangka jika dirinya akan diperlakukan seburuk itu disana.

Dimulai dari susahnya ia mencari letak kantin dimana tanpa satupun orang yang bisa ia tanyai, dan saat posisi kantin sudah ia temukan. Kaylie kembali dihadang masalah karena ia diperlakukan layaknya hama kotor yang enggan didekati satu orangpun.

Sial.

Situasi seperti itu benar benar membuat Kaylie geram, pasalnya para murid Garda menjauhinya tanpa sebab hanya karena ia di buli. Padahal disini Kaylie lah korbannya.

Ia benar benar tak habis pikir dengan otak tokoh tokoh pendukung didalam cerita ini, benar benar berakal pendek.

Kaylie merebahkan tubuhnya keatas ranjang setelah sempat melempar tas miliknya keatas meja belajar.

Jika di ingat ingat, seharian tadi ia sama sekali tak bertemu dengan Ethan ataupun tokoh penting lainnya disekolah. Apa karena perbedaan tingkat mereka?

Ethan tokoh utama, sedangkan dia hanya figuran?

Ia mendengus, mengumpati Ethan diam diam. Mencibir ucapan cowo itu beberapa hari lalu yang mengatakan jika ia akan selalu bersama dengannya entah itu dimanapun.

Mengesampingkan pikirannya soal Ethan, Kaylie bangun dari rebahannya untuk mengganti seragam sekolah.

Selesai dengan berganti seragamnya ke sebuah hoodie coklat dan celana training panjang, Kaylie berjalan keluar dari dalam kamarnya.

Saat hendak melewati ruang keluarga menuju dapur, matanya menangkap sosok Citra yang tengah berjalan kearahnya dengan kantung hitam yang Kaylie yakin adalah kantong sampah.

"Mah." sapa Kaylie saat telah berada didepan sang ibu.

Citra mendongak. "Oh sayang, kamu udah pulang?"

Kaylie mengangguk atas pertanyaan sang ibu, matanya bergulir kearah kantong sampah yang tampak berat ditangan Citra.

"Gimana.. Sekolah kamu?" Citra kembali bertanya dengan sedikit ragu.

"Semuanya oke, mama gak perlu khawatir." jawab Kaylie.

"Trus, mereka?"

Kaylie mengangguk. "Mereka masih ngejalanin skors yang dikasih pihak sekolah, jadi Kaylie gak ketemu mereka seharian." timpalnya saat mengetahui siapa yang dimaksud Citra.

Citra menghela nafas lega. "Syukur kalo gitu."

Kaylie tersenyum melihat raut wajah rileks ibunya, matanya kembali beralih menatap kantong sampah yang dibawa oleh sang ibu.

"Mah, ini biar Kaylie aja yang buang. Kayaknya berat." ujar Kaylie seraya merebut kantong plastik hitam itu dari tangan Citra.

"Oh iya, makasih sayang." sahut ibunya ringan.

"Nando dimana?" tanya Kaylie setelah sadar belum melihat wajah adik laki lakinya itu seharian.

"Dia ada dikamar sejak abis pulang sekolah." jawab sang ibu.

THE EXTRA'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang