Suara dentingan peralatan makan di meja pagi itu membawa suasana harmonis sebuah keluarga yang tengah melaksanakan kegiatan sarapan bersama.
Terdengar dari arah ruang makan, suara tertawa dan orang mengobrol dengan ceria menghiasi setiap penjuru ruang makan.
Sania yang baru saja turun dari lantai dua langsung menuju kearah ruang makan berada, menaruh tas sekolahnya dan duduk di kursi dekat kepala keluarga.
"Pagi pah." sapanya.
Pria paruh baya yang semula tampak asyik mengobrol itu menoleh kearahnya lalu tersenyum hangat.
"Pagi sayang."
Sania setelahnya tak lagi berbicara dan hanya menunduk menatap ponselnya, sementara para pelayan sibuk menyiapkan piring dan peralatan lain untuknya sarapan.
Menaruh ponsel diatas meja, tangannya kini mulai bergerak mengaduk dan menyuap makanan dihadapannya dengan elegan, tatapan matanya acuh dan terfokus kearah makanan tanpa repot repot menoleh untuk melihat seseorang yang kini duduk kursi seberangnya.
Sania menyuap makanan nya dengan santai tanpa terburu buru, sedangkan ayahnya kembali mengobrol dengan prang di hadapan Sania dengan ceria.
Sania sama sekali tak menghiraukannya.
"Kamu belum ada bilang apa apa sama Sani mas?"
"Oh iya, aku lupa."
"Sani." panggil Dendri, Ayah Sania.
Sania mendongak dengan mulut yang masih mengunyah.
"Papa lupa bilang sama kamu, hari ini papa mau berangkat keluar kota selama beberapa hari. Kamu baik baik dirumah ya, tenang aja. Tante Sarah bakal ada dirumah, jadi kamu gak bakal sendirian." ucap Dendri dengan raut wajah penuh kasih sayang menatap Sania.
Tanpa sadar mata Sania bergulir dari arah ayah nya kearah wanita muda yang duduk di sebrang meja dihadapannya.
Senyum wanita muda itu seketika membeku kala dihadapkan dengan sorot mata dingin dan acuh Sania.
Sania kembali menarik pandangannya, tersenyum singkat kearah sang ayah.
"Iya pah." sahutnya singkat sebelum kembali menaruh perhatian kearah makanan nya.
Dendri tersenyum dan menepuk puncak kepala Sania sebanyak dua kali.
Sania yang baru membereskan sarapan berupa bubur sumsumnya mengelap sekitar mulutnya dengan tisu, ia berniat mengambil kembali ponsel miliknya jika saja suara Dendri tidak menginterupsi niatnya.
"Sani, kamu sarapan agak dikit pagi ini. Kamu gapapa nak?" tanya Dendri saat melihat jika bubur sumsum yang dimakan sang putri masih tersisa banyak.
"Sania gapapa." jawabnya.
"Mana bisa gitu, kamu harus makan
yang banyak. Papa gak mau sampe kamu sakit, oh iya. Tante Sarah tadi pagi ada bikin sup iga, kamu makan ya." tawar Dendri sumringah.Lagi lagi mata Sania secara spontan langsung melirik wanita bernama Sarah itu untuk kesekian kalinya.
Wanita itu masih berusaha mempertahakan senyum hangat diwajahnya.
Sania menghela nafas pelan, bahkan saking pelannya. Dendri sama sekali tak menyadari hal itu.
"Oke." jawabnya pasrah.
Dendri senang, ia lalu menyuruh seorang pelayan yang berdiri tak jauh darinya mengambilkan sup untuk Sania.
Dan tak lama, sebuah sup hangat dengan aroma menggugah selera disuguhkan kehadapan Sania.
![](https://img.wattpad.com/cover/283415854-288-k700130.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EXTRA'S
De TodoON GOING - REVISI ____________________________________________ "Ini hidupku, entah itu suka maupun duka. Aku yang akan menentukan semuanya." _ Kaylie Bagaimana rasanya jika tubuh yang kamu mil...