13. Figuran tanpa nama

220 24 0
                                    

Sudah lewat satu bulan, yang artinya Kaylie akan segera melihat sekumpulan bajingan kotor yang telah menyiksanya hingga mengakibatkannya dirawat dirumah sakit.

Tubuh Kaylie bergetar, hal itu mengundang tatapan bertanya Delia yang duduk dibarisan sebelahnya.

Tubuh Kaylie gemetar saking.. Senangnya.

Akhirnya~ ia akan bisa membalas rasa sakit yang ditorehkan para bajingan itu padanya. Tidak lama lagi.

Ia harus benar benar membuat sekumpulan brengsek itu membayar atas apa yang telah mereka lakukan padanya. Itulah janji Kaylie.

Dan ia harus menepatinya.

"Pstt.. Kay."

Kaylie menoleh kearah barisan meja sebelahnya, dimana Delia berada.

"Lo kenapa?" tanya Delia heran saat memergoki raut wajah mencurigakan Kaylie beberapa saat lalu.

Kaylie diam, ia tak menyangka jika Delia akan memperhatikan gerak geriknya dengan seksama. Ia pikir apapun yang dilakukannya tak akan pernah memberi pengaruh apapun pada orang orang disekitarnya.

Namun, ia lupa gadis ini.

Gadis yang merupakan teman barunya itu meski terkadang bersikap konyol dan tampak blo'on, nyata nya memiliki kepribadian tajam dan juga teliti. Kaylie bisa mengetahui hal itu setelah kurang lebih tiga hari bergaul dengan Delia.

Selain daripada berpikiran terbuka dan memiliki sikap ramah, Delia juga pandai menilai dan mengatasi situasi disekitarnya.

Menjadi penengah dan penetral suasana canggung yang ditimbulkan Kaylie, seperti misalnya tiga hari lalu.

Kejadian di kantin dimana Fifah dan keduanya berbagi meja yang sama dan kemudian berakhir dengan pembulian yang dilakukan oleh Sania, si tokoh antagonis.

Ngomong ngomong soal Fifah dan Sania.

Selama tiga hari belakangan Kaylie dan juga Delia tak lagi melihat wajah kedua orang itu dimanapun, mereka seolah lenyap setelah debut dan memperkenalkan wajahnya pada mereka tiga hari lalu.

Namun Kaylie sama sekali tak memikirkannya, ia tak peduli apa yang dilakukan dan dikerjakan tokoh utama pada saat ini ataupun selama tiga hati lalu. Itu bukanlah urusannya.

Yang terpenting sekarang..

".. Li."

"Kaylie!"

Kaylie tersadar, menoleh kearah Delia yang rntah sejak kapan sudah berdiri disebelah mejanya. Menatapnya seraya mengerutkan dahi.

"Lo ngelamun?"

Kaylie tak menjawab, matanya bergulir kesekitar dimana anak anak kelas lainnya mulai beranjak dari duduknya dan berhamburan keluar kelas.

"Mereka.. Mau kemana?"

Delia mendengus pelan. "Ini udah jam istirahat Kay, lo masa gak denger bel bunyi barusan?"

Kaylie melirik jam dipergelangan tangannya, dan benar saja. Sudah masuk jam istirahat, dan Kaylie tak menyadari hal itu.

"Sorry, gue agak meleng dikit barusan."

"Bukan dikit, lo udah gak fokus sejak tadi pagi." koreksi Delia.

Kaylie menatap Delia yang berdiri disebelahnya, gadis ini benar benar memperhatikan gelagatnya sedari pagi.

"Dari pagi?" beo Kaylie.

Delia mengangguk. "Lo kayak nya laper, mau makan ke kantin? Atau mau gue bawain aja biar lo bisa makan disini?"

THE EXTRA'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang