Saat tubuhnya terjatuh di aliran air terjun, Linghe merasa tidak terjatuh seorang diri. Karena saat dia terjatuh, seseorang lainnya juga ikut melompat bersamanya. Dan saat itu juga sesuatu yang dingin dan kenyal menempel di bibirnya. Linghe terkejut, walaupun hanya samar-samar karena air itu sangat kabur, dia bisa melihat jika orang yang saat ini mencium bibirnya adalah sosok laki-laki.
'???'
.
.
.
Linghe terbangun dengan keringat dingin di sekujur tubuh. Ia mengerang tertahan saat perutnya kembali terasa sakit.
"Hya! Jangan bergerak dulu!"
Linghe terkejut saat seorang gadis yang jika menilai dari wajah mungkin saja seumuran dengannya tiba-tiba muncul entah dari mana.
"Cepat habiskan obatmu!"
Gadis itu menyerahkan secangkir ramuan yang entah apa pada Linghe. Bukannya mengambil ramuan itu, Linghe justru merasa jijik hanya dengan mencium baunya saja.
"Minuman sampah macam apa it ...."
Plak
"Bicara lagi maka aku akan memberikan kau lebih banyak minuman sampah ini."
Linghe tercengang. Ini pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini! Bahkan orang itu menampar tangannya.
"Kau! Apa kau tidak tau siapa aku?!"
"Siapa yang perduli kau siapa. Selagi kau berada di wilayah kami, tidak perduli kau datang dari mana maka kau harus mengikuti aturan kami. Jadi, Sebaiknya kau bersikap baik di sini. Jika bukan karena pemimpin kami yang menolongmu seminggu yang lalu, kau pasti sudah mati."
Linghe terkejut mendengar perkataan gadis di depannya. Ternyata sudah satu minggu dia tidak sadarkan diri.
"Ini di mana?"
"Dragon Mountain."
Linghe mengernyit. Nama itu memang cukup familiar karena orang-orang sering membahasnya dulu. Dragon Mountain yang dihuni oleh para klan naga, konon katanya memiliki kekuatan hebat. Mereka tidak pernah terlihat apalagi untuk berbaur dengan dunia fana. Bahkan untuk mengetahui di mana gunung itu berada masih menjadi misteri hingga hari ini. Dan sekarang dirinya tiba-tiba saja terdampar di tempat itu.
Tapi bukankah ini menguntungkan? Linghe bisa membuat sekutu dengan mereka untuk mengalahkan kerajaan Taiyang.
Linghe beranjak dari tempat tidur. "Di mana pemimpinmu?"
"Kenapa?"
"Aku ingin bertemu."
"Ck ... Kau pikir kau siapa yang bisa menemui pemimpin kami seenaknya?"
Walaupun kesal, Linghe bertingkah tidak perduli dan mulai berjalan tanpa tujuan di tempat itu.
Saat keluar barulah Linghe tau jika tempat itu berbentuk camp yang saling menyebar.
Ia memasuki camp dengan acak berharap bisa menemukan sang pemimpin klan yang telah menolongnya. Namun bukannya mendapat apa yang dia cari, Linghe justru harus merasa terhina karena dilempari berbagai prabotan oleh orang yang ada di dalam sana.
Tempat itu sangat luas, dan ada ribuan camp yang tersebar. Walaupun orang-orang itu menjadikannya pusat perhatian, tapi Linghe cukup tau tatakrama untuk tidak berbuat kacau di tempat orang.
"Pemimpin bilang, dia akan mengurus semua ini setelah turun dari puncak."
Puncak?
Setelah mencuri informasi dari pembicaraan orang, Linghe menghampiri dua orang gadis yang baru saja melewatinya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDEMPTION || HEWEN VERSI
FanfictionBetween Love, Betrayal and Redemption "Ada banyak hal yang tidak aku ketahui tentang dunia, dan menarik diri dari dunia luar adalah pilihan terbaik." "Jika seseorang telah menjadi penguasa, delapan puluh persen hatinya tidak akan berguna." Mereka ad...