Jika kau terjebak bersama musuhmu, berusaha dekat dengannya adalah jalan lain di saat tidak bisa melawan. Itulah yang Linghe pikirkan.
Saat mereka turun dari Puncak Lotus, orang-orang yang ada di Dragon Mountain langsung menyambut mereka dengan antusias. Lebih tepatnya menyambut Xiaowen. Linghe yang ada di belakangnya hanya mengekor dengan wajah dingin tak bersahabat. Baru kali ini dia berjalan di belakang orang lain karena biasanya orang-orang yang akan berjalan di belakangnya.
"A-Weeen!"
Riying berlari memeluk orang yang sudah dia anggap adik itu. Tapi wajahnya seketika berubah menjadi sinis saat melihat orang yang ada di belakang Xiaowen.
"Apa yang dia lakukan dengan berdiri di belakangmu?"
"Riying Jie, biarkan Linghe tidur di camp milikmu malam ini."
Riying langsung protes tidak terima, "Tidak mau! Aku sudah menampungnya selama satu minggu ini, tidak lagi!"
"Ck ... Siapa juga yang mau tidur denganmu. Aku akan tidur di Puncak Lotus bersamanya malam ini."
Mendengar itu, Riying melotot tidak terima, "kau pikir kau siapa yang berani-beraninya tidur di sana?!"
"Lalu aku akan tidur di mana?"
"Kau bisa tidur di tanah atau di atas pohon, tidak ada yang perduli!"
Baru kali ini Linghe diperlakukan seperti ini selama hidupnya. Ia menunjuk Riying tepat di depan wajahnya lalu berseru, "Kau ...."
"Apa?!"
"Menurutmu dia akan tidur di mana?"
"Mungkin di Puncak Lotus bersama A-Wen."
"Hmmm ... Ayo bertaruh!"
Xiaowen menggaruk pipinya yang tidak gatal melihat dua orang yang ada di depannya kini saling melotot.
"Baiklah-baiklah, kau bisa tidur di tempatku."
"Apa? Tidaaaaaak!" teriak Riying.
Linghe tersenyum miring lalu mencibir, "Kenapa? Dia bukan seorang gadis yang perawannya akan hilang hanya karena tidur denganku."
"Kenapa kau tidak tidur di tempat Huasen atau Fancheng saja? Hua ...."
"Apa?"
Riying refleks memaki saat ternyata Huasen dan Fancheng sudah berada di sampingnya. Mereka berjongkok di samping Riying sambil memakan apel dan telah menonton pertengkaran mereka sejak tadi.
"Apa yang kalian lakukan di situ? Tampung dia di camp kalian."
Huasen cemberut dan menggeleng cepat, "Tidak mau!"
"Aku juga tidak mau! Camp berlapis emasku bisa lecet," timpal Fancheng.
Linghe mendengus. Bahkan di istananya emas hanya dibuat sebagai pengganjal pintu.
"Sudah diputuskan, dia akan tinggal di tempatku untuk sementara. Riying Jie, tidak apa-apa."
"Tapi dia ...."
"Sudahlah."
Karena Xiaowen berkata jika dia akan mengurus sesuatu yang penting di dalam aula khusus pertemuan klan naga, jadi Linghe hanya bisa duduk di depan aula untuk menunggu pemuda itu.
"Lihatlah wajahnya, terlihat seperti pemeran antagonis," ucap Riying.
Saat ini tiga serangkai itu kembali menemui Linghe yang sedang duduk seorang diri di luar.
Linghe mengangkat salah satu alisnya. Entah mengapa dia merasa seperti korban bullying di sini.
"Ada apa dengan wajahnya? Kenapa dia seperti antagonis?" tanya Huasen heran
KAMU SEDANG MEMBACA
REDEMPTION || HEWEN VERSI
FanfictionBetween Love, Betrayal and Redemption "Ada banyak hal yang tidak aku ketahui tentang dunia, dan menarik diri dari dunia luar adalah pilihan terbaik." "Jika seseorang telah menjadi penguasa, delapan puluh persen hatinya tidak akan berguna." Mereka ad...