Tidak membutuhkan waktu lama bagi klan naga untuk membunuh hampir sebagian prajurit Taiyang.
"Aku menyerahkan dia padamu. Tanda perjanjian iblis itu ada di jantungnya," ucap Huasen pada Xiaowen. Ia memutar arah kudanya untuk membantu Xuning yang terjebak pertarungan di antara puluhan prajurit Taiyang.
"A-Ning!" seru Huasen.
wajahnya kembali ceria seperti sebelumnya tapi meskipun terlihat ceria tangannya terus bergerak menebas orang-orang yang menghalangi jalannya. Hanya Huasen yang bisa membunuh orang sambil tersenyum lebar.
Saat berhasil berada di samping Xuning ia kembali berkata tanpa kesedihan di wajahnya, "Dragon Mountain tidak lagi semenyenangkan dulu. Banyak yang berubah, Riying Jie dan Zijian juga sudah meninggal."
Xuning jelas terkejut, meskipun dia tidak dekat dengan Riying dan Zijian tapi tetap saja dia tidak bisa untuk tidak terkejut.
"Perhatikan sekelilingmu. Orang-orang ini lebih gila dari anjing gila." Huasen tertawa saat mengatakan hal itu. Xuning tidak tau di mana letak lucunya, tapi melihat Huasen hari ini dia merasa pemuda itu memang sedikit aneh. Ini jelas perang tapi dia sama sekali tidak takut.
"A-Ning awas! Ck, jangan melamun saat perang," ucap Huasen sebelum akhirnya tubuhnya terjatuh dari atas kuda dengan pedang yang masih menancap di jantungnya.
Shuai yang melihat Xuning masih mematung hanya bisa menghela napas lalu mulai bertarung di sekeliling Xuning untuk melindungi adiknya itu. Dia tidak sendiri, Jialing yang terlihat terkejut saat melihat Huasen ikut membantu Shuai dan menebas mereka semua secara membabi buta.
Xuning turun dari atas kudanya dengan gemetar. Huasen baru saja melindunginya!
Ia mengangkat tubuh Huasen dan menyandarkan kepala pemuda itu di dadanya. "Kau tidak apa-apa?"
Huasen masih tersenyum meskipun kali ini air matanya ikut keluar. Ia berkata dengan lirih, "Maafkan aku. Jika saja waktu itu aku menyerahkan diriku sebagai persembahan, hal ini tidak akan terjadi."
Dari semuanya, mungkin Huasen yang merasa paling tersiksa dan paling merasa bersalah. Karena dirinya yang kabur saat akan dijadikan persembahan iblis, ayahnya menjadikan pangeran ketiga dari negeri Fenghuang sebagai penggantinya. Dan karena hal itu juga, pembantaian satu negeri tidak bisa dihindari. Dia selalu dibayang-bayangi rasa bersalah saat bersama Xiaowen terlebih saat bersama Xuning dan saudara-saudaranya.
Meskipun Xiaowen tidak menyalahkannya, tapi Huasen selalu merasa buruk.
"Ge maafkan aku. Jangan membuatku takut," lirih Xuning
Huasen tertawa kecil hingga membuat darahnya keluar semakin banyak. "Jangan menangis. Kau lebih cocok saat tersenyum. Aku senang kau memanggilku seperti itu lagi. Tapi apa aku harus merasa sakit dulu hanya untuk mendengar itu?"
"Gege ... gege, aku akan memanggilmu begitu mulai dari sekarang. Tapi tolong, jangan seperti ini ... Maaf ... Jangan tinggalkan aku, Ge. Aku akan membencimu jika kau pergi, sungguh ge aku akan membencimu."
"Aku tidak meninggalkanmu. Di kehidupan yang lain, jika aku tidak menemukanmu, tolong temukan aku." Dia berkata saat matanya perlahan mulai tertutup rapat. "A-Ning, aku takut mati. Tapi untuk melihat akhir, bukankah kita harus menjadi akhirnya?" Dan kemudian semuanya gelap
"Ge, jangan tutup matamu! Gege, kau harus dengar aku! Kau belum melihatku memakai baju pangeran. Aku janji akan membelikan banyak kunang-kunang untukmu setelah ini. Chang Huasen buka matamu!" Tidak ada sahutan apapun. Xuning hanya bisa meraung mendekap tubuh tidak bernyawa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDEMPTION || HEWEN VERSI
FanfictionBetween Love, Betrayal and Redemption "Ada banyak hal yang tidak aku ketahui tentang dunia, dan menarik diri dari dunia luar adalah pilihan terbaik." "Jika seseorang telah menjadi penguasa, delapan puluh persen hatinya tidak akan berguna." Mereka ad...