Sudah terhitung empat hari Xiaowen tidak kembali ke Puncak Lotus dan selama itu juga mereka tidak pernah bertemu. Bukannya tidak ingin kembali, tapi pemuda itu masih tidak memiliki muka untuk menatap Linghe secara langsung.
Linghe membuang sapu yang ada di tangannya begitu saja saat selesai ia gunakan untuk menyapu kelopak-kelopak bunga persik yang ada di sekeliling pondok, lalu setelah itu berlari untuk menuruni puncak. Sudah dipastikan bahwa hari ini dia akan menyeret Xiaowen untuk pulang ke pondok itu.
Saat ia tiba di Dragon Mountain, sebenarnya Linghe ingin kembali memutar langkah untuk menaiki puncak karena merasa canggung, tapi saat ternyata Xiaowen sudah lebih dulu melihatnya tidak ada pilihan lain selain lanjut.
"Ge-"
"Pulang!"
Linghe menarik tangan Xiaowen sebelum pemuda itu selesai menyebut namanya.
"Kau siapa?"
Langkah Linghe terhenti, ia berbalik dan melihat salah satu tangan Xiaowen ditahan Zijian.
"Bukan urusanmu!" jawab Linghe dingin
Xiaowen menatap Linghe dan Zijian bergantian, keduanya saling melempar tatapan tajam membuat dirinya merasa seperti seorang gadis perawan yang diperebutkan. Bahkan orang-orang di sana menjadikan itu tontonan sambil makan kuaci.
"Um, aku ...."
"Ayo pulang!"
Zijian menepis tangan Linghe lalu menarik Xiaowen ke sampingnya dan berkata tak kalah dingin, "Jika kau mau, kau saja yang pulang. Kau tidak punya hak menyuruhnya seperti itu."
"Kau benar-benar tidak ingin pulang?" tanya Linghe namun kali ini dengan nada lembut. Ia sama sekali tidak perduli dengan keberadaan Zijian di sana.
"Gege, aku ...."
"Tidak ada yang memasak untukku di sana, aku belum makan selama empat hari."
Xiaowen tercengang, "Tapi, ge ...."
"Tidak ada yang membuatkan obat untukku."
"Gege ...."
"Tiap malam aku kesakitan dan tidak ada yang menenangkanku."
"Baiklah-baiklah aku akan pulang!"
Mana mungkin Xiaowen tega! Linghe berbica dengan wajah paling melas yang ada di dunia. Meskipun agak geli namun tetap saja dia tidak bisa menolak.
"Apa-apaan itu! Apa dia memakan masakanmu secara tidak sengaja hingga otaknya menjadi bengkok?" ucap Xuning tidak percaya. Dia adalah saksi hidup dari bagaimana tingginya harga diri dan wibawah seorang Linghe.
"Kenapa kau bawa-bawa masakanku? Kau mau aku memasak untukmu?" tanya Huasen senang
"Tidak, terimakasih!"
Linghe tersenyum penuh kemenangan, "Bagus, sekarang ayo pulang."
"Gege ...."
"Zijian, aku pulang dulu. Aku akan menemuimu nanti atau kau bisa datang ke pondok kapan saja kau mau, ajak Riying jie juga, oke?"
Zijian tersenyum lantas mengusap kepala Xiaowen. "Baiklah, apapun untuk gege."
"Tch ... Sudah cukup basa-basinya!"
Xiaowen yang diseret seperti seorang istri ketahuan selingkuh hanya bisa mengikuti langkah Linghe dengan penuh kecanggungan.
"Kau ini kenapa?!"
Xiaowen tersentak mendengar bentakan yang begitu tiba-tiba itu. Memangnya dia kenapa?
"Aku ... Aku apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REDEMPTION || HEWEN VERSI
FanfictionBetween Love, Betrayal and Redemption "Ada banyak hal yang tidak aku ketahui tentang dunia, dan menarik diri dari dunia luar adalah pilihan terbaik." "Jika seseorang telah menjadi penguasa, delapan puluh persen hatinya tidak akan berguna." Mereka ad...