Lima belas tahun sejak kejadian itu, kini kerajaan Fenghuang dipimpin oleh Shuai setelah Linghe memutuskan untuk menyerahkan kedudukannya sebagai seorang Raja sehari setelah ia sadar dari kematiannya.
Banyak yang telah berubah. Selain Shuai yang menjadi Raja dan berhasil menikahi JiaLing, Yibin juga tidak lagi berada di istana. Dia lebih sering menghabiskan waktu di Dragon Mountain dan menemani Fancheng yang telah menjadi pemimpin di sana. Sedangkan Xuning, pria itu lebih suram dari sebelumnya. Dia terus menghabiskan waktunya di paviliun istana dan melukis. Benar-benar lebih tertutup dari yang sebelumnya. Xuning juga belum menikah sampai hari ini.
Lalu Linghe? Selama lima belas tahun ini Linghe telah mendaki ribuan gunung dan puncak-puncak yang ada. Dia benar-benar telah menghabiskan waktunya hanya untuk mengembara dengan harapan menemukan orang itu di sana. Namun sampai hari ini, dia tidak juga menemukan apa yang dia cari.
Sejak hari pertama Linghe membuka mata, dia tidak pernah lagi melihat Xiaowen seolah benar-benar hilang ditelan bumi.
Banyak wanita yang menyukai Linghe dan berharap Linghe menjadi suami mereka, namun jawaban Linghe masih sama dari hari ke hari, "Maaf, aku sudah menikah."
Tapi sampai hari ini juga mereka tidak tau Linghe menikahi siapa.
Hidupnya sangat suram dan kosong. Keindahan istana dan megahnya kekuasaan tidak bisa menutupi kekosongan di hatinya. Linghe benar-benar tidak pernah lagi kembali ke Fenghuang. Ia hanya ingin mengembara dan mendatangi semua tempat.
Ternyata kekuasaan pada akhirnya tetap tidak berguna jika kau terus merasa sendiri.
Linghe tau kali ini dia akan hancur.
Bahkan saat waktu terus bergulir hingga menggenapkan penantiannya menjadi dua puluh tahun, penantian Linghe tidak pernah goyah.
Dengan tubuh yang semakin rapuh ia tetap menunggu. Namun kali ini Linghe telah kembali. Bukan kembali di Fenghuang, tapi kembali ke negeri mati Yinghua. Tempat ia ditemukan seusai perang.
Linghe hanya berbaring di bawah pohon semerah darah itu sepanjang waktu. Menyaksikan dengan mata terbuka pergantian waktu yang semakin cepat. Dia mungkin sudah gila karena telah menunggu selama itu, tapi itu tidak akan ada apa-apanya dengan rasa kehilangan yang ia rasakan.
Hari ini memasuki musim gugur. Dinginnya terasa menggetarkan tulang, namun Linghe hanya diam terbaring di bawah pohon itu bahkan saat daun-daun mulai berguguran menutupi tubuhnya. Dia benar-benar putus asa dan kehilangan semua harapannya.
Penantiannya berujung sia-sia. Umurnya tidak lagi muda, tapi kenangannya terus terhenti di puluhan tahun yang lalu. Itu sangat menyiksa.
Linghe menggenggam pin kucing yang dulu pernah diberikan Xiaowen. Ia tersenyum getir menatap benda itu.
"Xiao Mao ... Aku lelah mencarimu. Bisakah kau datang meskipun sekali?"
Untuk kali ini, Linghe benar-benar merasa lelah. Dengan pin kucing yang terus ia genggam, Linghe menutup matanya yang semakin sayu itu rapat-rapat. Dan untuk kali ini, dia tidak akan lagi melawan takdir dengan terus mencari Xiaowen dan menyerah pada dunia. Penantiannya hanya sampai di sini.
.
.
.
Flashback
"IBUUU!"
Wu Tian panik. Dia terus mencoba menolong Xiaowen yang hampir jatuh dari tebing. Tubuh kecil Xiaowen saat ini hanya berpegangan pada dinding tebing yang sedikit mencuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDEMPTION || HEWEN VERSI
FanfictionBetween Love, Betrayal and Redemption "Ada banyak hal yang tidak aku ketahui tentang dunia, dan menarik diri dari dunia luar adalah pilihan terbaik." "Jika seseorang telah menjadi penguasa, delapan puluh persen hatinya tidak akan berguna." Mereka ad...