17

306 61 7
                                    

Gelak tawa memecah keheningan di Puncak Lotus. Dalam sekejap tempat itu tidak lagi semencekam dulu.

Jika melihat lebih dalam lagi, tepatnya di sebuah permandian air panas yang ada di puncak itu, Xiaowen dan Linghe sedang mandi bersama ah atau lebih tepatnya hanya bermain air saja.

Xiaowen merasa begitu puas melihat tubuh Linghe yang telah basah kuyup karena ulahnya. Mereka terlihat berbeda di sini, Xiaowen masih memakai pakaiannya secara utuh sedangkan Linghe tidak lagi memakai baju. Otot perut yang tercipta sempurna membuat Xiaowen cemberut karena merasa iri.

"Berhenti menyiramku!" teriak Linghe

"Tidak mau! Gege juga menyiramku."

"Kau ...."

Linghe menggeram kesal lalu menghampiri Xiaowen dan mengangkat tubuhnya ala bridal style dengan mudah.

Mata Xiaowen membulat. Dia tetap tidak terbiasa dengan skinship seperti ini.

"Kau bisa masuk dingin."

"Um, Tapi itu permandian air panas," lirih Xiaowen

"Jangan membatah, jika tertiup angin tetap saja akan terasa dingin."

Xiaowen mengangguk saja. Wajahnya terasa bersemu bisa berdekatan dengan Linghe seintim ini. Tanpa sadar tangannya bergerak menyentuh perut kotak-kotak Linghe.

Eh?

Xiaowen segera menarik kembali tangannya saat sadar Linghe sedang menatapnya dengan sebelah alis terangkat. Jika dalam keadaan basah begini entah mengapa ketampanan Linghe bisa meningkat. Air yang menetes dari rambutnya memiliki nilai tersendiri di mata Xiaowen.

"Kenapa?"

"Ah tidak. Aku hanya penasaran kenapa gege memiliki otot sebanyak ini. Ototku tidak sebanyak ini."

Linghe tertawa pelan membuat Xiaowen tanpa sadar ikut tersenyum.

"Karena aku laki-laki."

"Tapi aku juga laki-laki!" protes Xiaowen

"Ya benar, laki-laki cantik."

Xiaowen menenggelamkan wajahnya di dada Linghe. "Ishh, Gegeee."

"Hm? Kenapa? Bukankah itu fakta?"

Tentu saja itu tidak benar karena bagi Xiaowen jika dirinya itu tampan hanya saja sedikit manis dan kadang imut.

"Terserah kau saja."

Meskipun baru kali ini mereka melakukan hal seintim ini dalam keadaan benar-benar sadar tapi Xiaowen sudah tidak terlalu canggung. Dia justru menikmati waktunya bersama Linghe. Bukankah itu harus? Karena status mereka sekarang sudah berbeda.

Xiaowen menatap wajah Linghe dengan kening berkerut saat pemuda itu meringis kesakitan.

"Gege, kau baik-baik saja? Cepat turunkan aku."

Linghe mengubah ekspresinya dalam sekejap, ia tersenyum lembut, "Apa? Aku baik-baik saja. Tidak perlu turun."

"Gege terlihat kesakitan."

"Apa? Aku tidak mendengarmu."

Xiaowen memukul dengan lembut dada bidang Linghe. "Jangan pura-pura tidak mendengar."

Linghe lagi-lagi tertawa. Dia tentu saja merasa berbeda kali ini. Sebagai seorang Raja, dulunya Linghe hanya tau tersenyum itupun hanya untuk saudara-saudaranya. Apa itu tertawa? Sekalipun dia tertawa hanyalah tawa sarkas yang tidak benar-benar tulus.

Hanya ketika dia berada di Puncak Lotus, Linghe merasa benar-benar bebas.

"Keringkan badanmu dengan baik," ucap Linghe. Tangannya bergerak untuk mengusap puncak kepala Xiaowen sesaat setelah menurunkan tubuh Xiaowen. Mendapat perlakuan seperti itu membuat Xiaowen merasa seperti anak kucing. Tapi tentu saja itu menyenangkan dan membuatnya nyaman.

REDEMPTION || HEWEN VERSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang