xxɪɪɪ

1.4K 133 13
                                    

Setelah berdebat Panjang dengan manager dari hotel itu, Guanlin akhirnya mendapat nomor kamar hotel Renjun. Sebenarnya manager tersebut enggan memberitahu Guanlin kamar nomor Renjun, karena itu termasuk privasi. Namun setelah di yakinkan oleh Guanlin dan Lucas, akhirnya mereka memberitahukan nomor kamar tersebut.

Guanlin segera berlari menuju kamar hotel itu, yang ternyata kamar mereka berada di lantai yang sama dengan kamarnya. Sesampainya di depan pintu kamar hotel, Guanlin hendak mengetuknya namun sudah lebih dahulu di buka oleh Dejun dengan muka panik.

Dejun terkejut melihat Guanlin di depannya, ia terdiam mematung. Namun teriakan Hendery membuat Dejun mengembalikan kesadarannya dan sesegera mungkin ia menyingkirkan Guanlin di hadapannya.

"Minggir!" sesaat Dejun mendorong Guanlin agar menyingkir, Hendery keluar sembari menggotong Renjun yang tidak sadarkan diri.

"Ge, Renjun kenapa?" Guanlin panik, menghalangi Hendery hendak meminta Renjun dari gendongan Hendery

"Ini semua gara gara kau guan! Menyingkirlah jangan sentuh adikku!"

"Hyung, berikan Renjun padaku. Aku suaminya" Guanlin masih mencoba merebut Renjun dari gendongan Hendery

"Guan, jangan menghalangi kami. Kau bisa ikut kami, tapi menyingkirlah dulu. Renjun harus segera ke rumah sakit!"

"Derrr.." Dejun protes dengan ucapan kekasihnya, ia masih kesal dengan adik iparnya itu

"Sudahlah jun, ini adikmu harus segera di tangani. Untuk urusan kalian nanti saja di bicarakan di rumah sakit"

Hendery meninggalkan mereka dan segera membawa Renjun menuju mobil yang di susul oleh Guanlin, Lucas dan Dejun. Hendery merebahkan Renjun di bangku mobil belakang, Guanlin menyusulnya dan ikut masuk ke dalam mobil tersebut dengan menempatkan kepala Renjun di pahanya sembari mengecup tangan Renjun dan terus berdoa.

Sesampainya di rumah sakit, Renjun segera di bawa menuju unit gawat darurat dan kini sedang di tangani. Sedangkan di luar ruangan tersebut terdapat Guanlin yang sedang mondar-mandir karena khawatir.

"Guan, duduk sini" ucap Hendery sembari menepuk kursi di sebelahnya yang kosong.

Guanlin menggeleng, namun segera di Tarik Lucas untuk duduk. Kini posisi duduk mereka di pojok kiri terdapat Lucas, Guanlin, Hendery dan pojok kanan Dejun.

"Aku sudah mendengar cerita kalian dari Dejun, aku sungguh menyayangkan perbuatanmu guan. Kau tau kan pesan papi kepada kita kemarin? Ku harap kau mengingatnya. Renjun itu sudah aku anggap adikku sendiri. Aku juga tidak akan diam saja jika kau menyakitinya!" ucap Hendery sembari mengalihkan atensinya menatap lelaki disampingnya. Tangan kanan Hendery menggenggam tangan Dejun untuk menenangkan kekasihnya itu.

Sebenarnya Hendery tidak yakin juga jika Guanlin bermain dengan Wanita lain atau seperti yang dipikirkan Dejun dan Renjun. Hendery yakin jika itu suatu kesalah pahaman karena ia tau betul lelaki disampingnya itu sangatlah 'bucin' terhadap calon adik iparnya itu. Ia kini ingin mencoba mendengar dari sisi Guanlin, namun jika argument Guanlin tidak kuat maka ia akan siap untuk memberi pelajaran kepada lelaki itu.

Guanlin menghela nafas, mengusak kasar rambutnya. Kemudian beralih menatap Hendery.

"Hyung, sungguh aku tidak berselingkuh. Itu hanya kesalahpahaman"

"KESALAHPAHAMAN SEPERTI APA YANG KAU MAKSUT? JELAS JELAS AKU MELIHAT KALIAN SALING BERCIUMAN!" kini Dejun terpancing emosinya, menatap nyalang adik iparnya itu

"Sayang, tenang dulu. oke?" Hendery berdiri memeluk Dejun mencoba menenangkannya

"Demi apapun aku berani bersumpah ge, itu kesalahpahaman. Kami memang bertemu membahas tentang rencana kerja sama di ruanganku. Dan sungguh tidak terjadi apa apa, dia sudah berjalan pergi waktu itu namun tiba tiba Kembali dan duduk di pangkuanku dan langsung menciumku"

Distance - Guanren [ Lengkap ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang