ʙᴏɴᴄʜᴀᴘ-ɪɪɪ🔞

2.5K 155 26
                                    

Keringat membanjiri kedua insan yang sedang bercinta itu. Lenguhan dan desahan memenuhi ruangan berukuran besar itu. Tubuh Renjun terhentak ketika Guanlin masih semangat menumbuk bagian bawahnya.

Ini adalah pertama kali mereka bermain tanpa pengaman setelah sekian lama. Ya, Akhirnya usaha Renjun tidak sia-sia. Meskipun ia harus mendiamkan suaminya itu dulu, tapi pada akhirnya sang dominan berhasil ia luluhkan.

"Eungghh. Akhh- dad"

"Ah. Shit! You are so tight babe"

Guanlin membalikan tubuh Renjun, membuat lelaki mungil itu membelakanginya sembari menungging. Guanlin masih terus menggerakan miliknya keluar masuk dari lubang kenikmatan Renjun. Ia tarik tangan Renjun ke belakang, membuat Renjun berusaha menahan beban tubuhnya dengan lututnya.

Guanlin menarik kepala Renjun menoleh ke arahnya. Guanlin sedikit menunduk dan mempertemukan bibirnya pada bibir manis yang selalu menjadi candu untuknya. Ia sesap bibir merah itu, lidah mereka saling melilit di dalam

Guanlin menggeram pelan ketika merasa lubang Renjun semakin mengetat dan meremat kejantannannya. "Akhh-"

"Emm- da-dad aku mau keluarhh"

Guanlin semakin menggerakan miliknya, membuat Renjun memejamkan mata sembari menggigit bibirnya. Tangannya sudah di lepas oleh Guanlin dan membuatnya bisa bertumpu. Sedangkan tangan Guanlin memainkan kejantanannya.

"Aku akan keluar sayang. Mmmhh"

Guanlin mempercepat tempo gerakannya hingga beberapa saat kemudian keduanya mencapai kenikmatan masing masing. Renjun ambruk begitu juga Guanlin. Guanlin memeluk Renjun dari belakang, membiarkan miliknya masih tertancap pada lubang Renjun.

Guanlin mengusap perut rata Renjun yang terdapat bekas luka menjalar disana. Bekas luka yang ia dapatkan karena melahirkan anak pertamanya.

"Jangan di pegang" ucap Renjun lirih

"Kenapa?"

"Aku malu"

"Kenapa malu? Aku suka bekas luka ini. Cantik." Ucap Guanlin sembari memberikan satu kecupan di pundak Renjun. "jika ini jadi, aku berharap dia akan tumbuh dengan baik dan tidak membuatmu repot atau kesakitan, sayang"

Renjun terkekeh kemudian meletakan telapaknya pada tangan Guanlin yang tidak berhenti mengelus perutnya. "Anakku tidak pernah merepotkanku, daddy. Mereka hebat" ucapnya

"Ya, I know. Mereka hebat seperti mommy-nya"

*
*
*

Sudah sekitar dua bulan ini semenjak Guanlin dan Renjun memutuskan untuk melakukan program anak kedua. Setelah melakukan cek dan segala macam, akhirnya Guanlin sedikit lebih tenang jika nantinya Renjun hamil lagi. Dan kini keluarga Lai sedang berada di Korea, mengunjungi orang tua Renjun.

Ayden sedang bermain dengan sepupu sepupunya di play room dengan dijaga oleh Shotaro. Renjun kini sedang sibuk berada di dapur dengan saudara saudaranya untuk menyiapkan makan malam. Sedangkan Guanlin, ia berada di taman belakang bersama Yuta, Jeno dan Hendery.

"Guan, papi dengar kamu dan Renjun sedang program anak kedua ya?" tanya Yuta

Guanlin mengangguk kemudian menyesap kopi di depannya. "Iya pi, Renjun yang ingin"

"Kau tidak menginginkannya?" tanya Jeno penasaran

"Aku menginginkannya. Tapi aku lebih khawatir kondisi Renjun. Ya kalian tau sendiri bagaimana dulu ketika Ayden lahir. Aku hampir gila ketika melihat Renjun terbaring seperti itu"

Yuta mengangguk kemudian mendekat dan menepuk pundak Guanlin.

"Papi yakin, kali ini tidak akan ada sesuatu yang buruk. Anak anak papi adalah orang orang yang kuat" ucap Yuta mencoba menenangkan

Distance - Guanren [ Lengkap ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang