xxɪᴠ

1.5K 125 25
                                    

Usia kandungan Renjun kini menginjak 7 bulan. Renjun dan Guanlin sudah mulai menyiapkan kamar untuk bayi mereka. Memang rencana awal mereka akan menetap di china mungkin sekitar 3 atau 4 tahunan, tergantung nanti katanya karena Guanlin belum bisa melepas perusahaannya begitu saja.

"Sayang, kalau Kembali ke Korea mau tinggal dimana?" Tanya Guanlin kepada Renjun yang sedang melihat lihat keperluan bayi di platform online

"Eum, terserah saja hyung" jawab Renjun masih tidak mengalihkan atensinya dari layar kaca yang berada di genggamannya itu

"Hyung ingin beli rumah di korea untuk kita"

Renjun langsung terdiam, dia menoleh ke arah Guanlin

"Kenapa beli rumah, hyung? Kan ada rumahku atau rumah hyung?"

Guanlin mengelus surai hitam milik suami mungilnya

"Itu rumah orang tua kita, sayang. Memang kamu tidak mau mewujudkan rumah impian kamu?"

"Ya mau, hyung"

"Kalau gitu, bagaimana rumah impian kamu?"

Renjun menaruh Kembali ponselnya di meja, menggeser tubuhnya mendekat ke Guanlin dan menyenderkan kepalanya di dada bidang suaminya itu

"Aku ingin tinggal di tempat yang tenang, rumahnya tidak terlalu besar namun nyaman. Aku lebih suka jika rumah di penuhi banyak tanaman. Ada kolam di belakang, ada pohon besar dengan ayunan yang menggantung di pohon itu. Rumah dengan taman dan rooftop diatasnya" ucap Renjun sembari memainkan jari Guanlin yang berada di perutnya

"Rumah impian kita kurang lebih sama. Hyung akan mewujudkannya Ketika kita Kembali ke korea" Guanlin mengusap perut Renjun dan mengecup keningnya

"Terimakasih, hyung" ucap Renjun kemudian berbalik dan memberikan satu kecupan di bibir Guanlin

Belum sempat Renjun menjauhkan wajahnya, Guanlin sudah lebih dulu menarik tengkuk Renjun untuk menempelkan Kembali bibir manis itu dengan bibir tebal miliknya

Ciuman yang semula hanya berupa kecupan itu kini berubah menjadi ciuman yang penuh Hasrat. Guanlin menyesap bibir manis itu bergantian dari atas kemudian bawah. Renjun membuka mulutnya. Memberikan akses untuk sang dominan masuk

Lidah Renjun dan Guanlin kini saling bertarung di dalam, tangan Renjun mencengkram lengan Guanlin. Sedangkan tangan Guanlin kini sudah merambat masuk kedalam kaos yang dikenakan Renjun. Menyusuri setiap inchi tubuh indah si mungil

Guanlin memutus tautan mereka. Menempelkan keningnya dengan kening Renjun.

"Sayang, aku mau jenguk baby ya?" ucap Guanlin tepat di depan bibir Renjun. Renjun hanya mengangguk. Guanlin langsung menggendong Renjun ala bridal menuju kamar mereka dengan sesekali dia memberikan kecupan di wajah si mungil

*

*

*

Renjun dan Guanlin sudah menyiapkan kamar untuk calon anak mereka, bahkan Renjun sudah memesan beberapa keperluan bayi melalui online. Kemarin Guanlin memberikannya kartu khusus untuk membeli keperluan Baby. Jadi uang bulanan Renjun dan uang keperluan baby itu di berikan Guanlin dengan kartu berbeda.

Renjun memasuki kamar yang tepat berada di samping kamarnya itu, kamar yang hanya dibatasi dengan pintu penghubung. Renjun terdiam sedang memandangi kamar kosong yang baru terisi box baby pemberian nenek Guanlin di ujung ruangan.

"Injun" ucap seseorang dari pintu kamar itu

Renjun menoleh "Nena?"

"Sedang apa disini, nak? Keperluan baby bagaimana? Ada yang kurang?" tanya Nenek Guanlin

Distance - Guanren [ Lengkap ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang