xɪɪɪ

1.9K 176 12
                                    

Sebenarnya sebelum Renjun pingsan. Ia memang sudah merasakan pusing sedari tadi namun ia tahan. Ia juga merasa sangat mual.

Saat sesampainya Renjun di toilet, ia segera memuntahkan isi perutnya. Namun yang keluar hanya air. Ia pun segera membasuh mulutnya.

Setelah dia selesai dengan urusannya dan akan kembali ke tempat dimana ia dan yang lainnya makan, Renjun melihat ada notifikasi di ponselnya.

Ia pun segera membuka isi pesan yang dikirim seseorang kepadanya.

Setelah Renjun membaca pesan tersebut, entah mengapa kakinya langsung terasa lemas dan kepalanya sangat pening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Renjun membaca pesan tersebut, entah mengapa kakinya langsung terasa lemas dan kepalanya sangat pening. Ia kemudian masuk kedalam bilik toilet dan duduk di atas closet berniat untuk duduk sebentar.

Entah apa yang terjadi kemudian, karena seingat Renjun kepalanya sungguh pusing hingga matanya memburam.

Saat ia bangun, ia sudah berada di rumah sakit. Ia pun menyimpulkan jika kemungkinan tadi ia pingsan.

*****

Kini Renjun masih mencoba membujuk sang ayah agar tidak membawanya pergi ke Jepang. Sejujurnya Renjun sangat kesal dengan Guanlin. Ia enggan bertemu dengan kekasihnya tersebut.

Namun ia juga tidak mau jika berada jauh dari kekasihnya, mungkin itu keinginan sang baby pikirnya.

Yuta mondar-mandir kesana kemari untuk mengurus kepindahan Renjun ke Jepang. Sebenarnya dokter menyarankan agar menunggu kondisi Renjun pulih dulu. Namun yuta tetaplah yuta, si keras kepala.

Kini jam menunjukan pukul 9 malam, rencananya mereka akan berangkat ke Jepang pukul 12 malam nanti. Namun, Renjun tiba tiba mual kembali hingga ia terlihat begitu lemas.

"Yut, apa tidak ditunda dulu ke Jepang nya. Lihatlah, Renjun belum sembuh benar yut" ucap Winwin mencoba membujuk Yuta, karena ia juga khawatir dengan kondisi sang anak dan calon cucunya itu

"Tidak win, aku tidak mau Renjun bertemu Guanlin. Enak saja dia menghamili Renjun kemudian dia selingkuh, apa dia tidak memikirkan Renjun? Apa kau juga tidak kasian pada Renjun?"

"Yut, mungkin saja itu salah paham. Kau tau betul bagaiman Guanlin mencintai anak kita. Yut, sungguh tolong kali ini jangan keras kepala" winwin pun mencoba menenangkan sang suami dengan mengelus lengan sang suami

"Oke, kita tunda besok keberangkatannya" ucap Yuta sembari berlalu keluar dari ruang rawat inap itu, Yuta memilih pergi keluar sebentar untuk menjernihkan pikirannya.

Ia juga paham jika dirinya sekarang tengah tersulut emosi, bagaimanapun ia tidak ingin renjun dikecewakan. Renjun dan anak anaknya yang lain itu ibarat permata yang harus ia jaga agar tidak terluka.

Distance - Guanren [ Lengkap ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang