PROLOG ✓

148 7 2
                                    


Ini adalah pertemuan tak terduga antara aku dan dia. Sepertinya, kita berdua memang ditakdirkan untuk bertemu lagi.

~Adara Andalusia~

🐶🐱🐶

Seorang gadis cantik berkulit putih dengan rambut lurus panjang tersenyum lebar. Dia duduk di kursi koridor dengan mengenakan pakaian seragam putih biru.

Adara Andalusia.

Nama tersebut tercantum di name-tag kemeja putihnya. Hari ini adalah hari pertama Dara menginjakkan kakinya di sebuah sekolah SMA ternama favoritnya. Dia sangat antusias menyambut hari di mana dia akan mendaftarkan dirinya sebagai siswi Oliver High School.

“Gak nyangka ya, kita udah SMA.” Seseorang menghampiri Dara. Dia duduk di kursi yang sama, tepat di sebelah Dara. Setelahnya, dia menyodorkan minuman pada Dara.

Dara tersenyum tipis menerima minuman itu lalu membuka tutup botolnya. “Iya, Tha. Perasaan baru kemarin kita masuk SMP.” Dara menyaut. Dia menjawab perkataan temannya yang bernama Thaliana Ghazeeram. Teman yang sudah menemaninya sejak dia duduk di bangku sekolah dasar.

“Semoga kali ini gue gak sekelas dan gak sebangku sama lo. Sumpah udah bosen banget gue sama lo terus,” gurau Thalia terkekeh ringan.

Sayangnya, gurauan tersebut tidak digubris oleh Dara. Gadis itu malah fokus menatap kerumunan yang ada di tengah lapang. Suara ricuh dari kerumunan tersebut terdengar sampai ke koridor. Dara semakin dibuat penasaran. “Eh, Tha. Di sana ada apa?”

Thalia mengikuti arah pandangan Dara yang ternyata mengarah ke kerumunan yang ada di lapangan. “Ooh itu ... ada cowok cakep yang ikut daftar ke sini. Biasalah, cewek-cewek kepincut sama cowok itu dan kebelet pengen nomor teleponnya.”

“Hm ....” Dara berdeham. Untuk beberapa detik, Dara memperhatikan cowok itu tanpa suara. Setelahnya, dia membulatkan mulutnya terkejut. “Eh? Dia kok ....”

Dahi Thalia berlipat-lipat. “Dia kenapa, Dar?”

Dara tidak menjawab. Seketika dia berlari secepat kilat menghampiri cowok yang berada di tengah-tengah kerumunan tersebut. Thalia yang ditinggalkan mulai kebingungan. “Loh? Daraa?” teriaknya memanggil.

Sementara itu, Dara yang sudah sampai di kerumunan tersebut mulai ikut berdesakkan. Dia memaksa untuk masuk ke tengah-tengah kerumunan. “Permisi, permisi.” Dara terus menyelinap. Mencari sela-sela untuk bisa bertemu dengan cowok tampan yang dikerumuni oleh banyak cewek itu.

Hingga akhirnya, Dara sudah bertatapan dengan cowok tersebut. Dia terdiam sejenak, mengatur napasnya yang tersenggal-senggal. Setelahnya, dia mendongak, mencoba memastikan.

“Lo ...” Dara memberi jeda. “Dean?”

Tiba-tiba hening. Semua orang yang ada di kerumunan tersebut berhenti berbicara. Mereka terkejut dengan datangnya Dara yang secara tiba-tiba.

Cowok yang Dara sebut dengan nama Dean itu tercenung. Dia melihat Dara dari atas sampai bawah. Gadis di depannya ini, seumuran dengannya. Pakaian yang dia kenakan juga putih-biru, layaknya seorang siswi yang baru saja daftar di sini. Lalu bagaimana gadis ini bisa mengetahui namanya? Di baju miliknya pun tidak ada name-tag. Hanya sebuah baju putih polos dengan logo OSIS di saku.

“Lo siapa? Kenapa bisa tau nama gue?” tanya cowok tampan itu.

Kali ini Dara menunjuk dirinya sendiri. “Ini gue. Dara. Adara Andalusia.”

Cowok itu terdiam, berusaha mengingat sesuatu yang mungkin saja dia lupakan. Beberapa detik kemudian, dia menganga tidak percaya. “Lo serius, Dara? Adara Andalusia?”

“Kenapa lo ada di sini?”

🐱🐶🐱

   Seberapa keras usahaku untuk menjauh, pada akhirnya takdir membawaku untuk bertemu denganmu lagi, Dara.

~Deandra Theobasara~

My Enemy, Dean!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang