04

1.8K 204 7
                                    

Chaeyoung masih tak mempercayai semua ini, menatap pada sebuah kertas cek yang bertuliskan nominal yang tak sedikit baginya. Uang itu sangat banyak, dan sudah cukup baginya untuk membayar perawatan Neneknya.

Namun, semua ini tak terasa begitu bahagia bagi Chaeyoung. Ketika ia kembali mengingat bagaimana bisa ia mendapatkan semua uang ini dengan mudahnya dan begitu cepat.

Menjadi seorang wanita yang harus meminjamkan rahimnya pada seorang pria yang tak pernah ia kenal sebelumnya. Tak bisa dikatakan tak kenal, karena seseorang itu adalah si Tuan Muda yang dulunya adalah Pemilik hotel dimana ia pernah bekerja. Dan saat ini, ia kembali bekerja untuk si Tuan Muda. Tentunya dalam konteks yang berbeda.

"Siapa namamu?"

Chaeyoung masih bisa mengingat bagaimana suara itu melewati pendengarannya. Suara yang sedikit membuat Chaeyoung merasakan sebuah desir yang aneh, yang tak pernah ia rasakan sebelumnya pada pria lain.

"A-Ahn Chaeyoung, Tuan Muda."

Hanya anggukan yang Chaeyoung lihat saat itu, dimana tatapan si Tuan Muda masih menatap pada sebuah kertas yang berisikan laporan kesehatannya. Oh, tentu saja. Chaeyoung sudah melakukannya sebelum ia datang kemari. Ia harus bersih dari penyakit apapun jika ia ingin melakukan hal ini.

Chaeyoung memilih meneguk segelas jus yang sempat disajikan untuknya, setidaknya menghilangkan rasa gugup yang tak bisa hilang sedari tadi.

"Apa kau masih perawan?"

Pertanyaan itu begitu tiba-tiba, dan bahkan hampir membuat Chaeyoung tersedak akan minumannya. Dirinya bahkan melirik ke arah Tuan Muda, yang tetap tenang di tempatnya seolah pertanyaan tadi bukanlah pertanyaan yang begitu sensitif untuk ditanyakan.

Chaeyoung terdiam, berusaha untuk memikirkan mengapa Tuan Muda menanyakan hal itu. Apa jika ia menjawab bahwa ia masih perawan, ia akan ditolak?

Berdehem sejenak, Chaeyoung memilih untuk berbohong saja. Ia hanya takut jika mengatakan sebenarnya, ia malah tak akan diterima. Biarlah masalah nanti jikapun ia akan ketahuan, karena untuk saat ini Chaeyoung benar-benar membutuhkan uang bagi perawatan Neneknya.

"A-Aku tidak.."

Ini benar-benar memalukan, begitulah yang Chaeyoung pikirkan. Namun ia berusaha untuk menekan semuanya, kembali menatap pada Tuan Muda.

"Baiklah. Aku akan pada intinya saja. Apa--"

"Boleh aku bertanya sesuatu?"

Chaeyoung bisa melihat Tuan Muda mengangkat satu alisnya, namun sebuah senyuman yang begitu menawan tampak setelahnya di wajahnya. Chaeyoung sempat berdebar karenanya, namun dengan cepat pula mencoba menetralkan dirinya setelah ia dipersilahkan untuk berbicara.

"A-Apa alasan anda melakukan semua ini? Maaf sebelumnya, tapi aku mendengar dari Tuan Kim jika anda belum--"

"Menikah?" Potong Tuan Muda dengan cepat. Dan Chaeyoung perlahan mulai mengangguk.

Chaeyoung bisa melihat Tuan Muda yang beranjak dari duduknya, berjalan mendekat padanya. Menyandarkan dirinya pada meja di baliknya.

"Aku hanya butuh seorang anak, Nona Ahn. Bukan anak adopsi, melainkan darah dagingku sendiri. Maka dari itu aku melakukan semua itu."

Chaeyoung sedikit tak percaya dengan apa yang ia dengar tadi. "Kalau begitu, kenapa anda tak menikah saja? Dengan begitu, anda akan mendapatkan anak yang anda mau. Darah daging anda sendiri, Tuan Muda."

Ada hening yang sempat melanda keduanya, dan Chaeyoung bisa merasakan suasana di sekitarnya semakin kelam dan begitu dingin. Padahal, tak ada tatapan tajam ataupun ucapan kasar yang Tuan Muda lakukan. Namun pandangan Tuan Muda padanya, Chaeyoung pun tak tahu apa yang disembunyikan di balik wajah tanpa ekspresi itu.

all with you ❌ rosekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang