"Jika kau ingin masuk, maka masuk saja kalau begitu."
Chaeyoung menghentikan langkahnya, menatap pada Bibi Kang yang posisinya tak jauh darinya saat ini. Sudah pasti dirinya yang sedari tadi hanya berjalan mondar-mandir di depan ruang kerja Jungkook menjadi perhatian bagi Bibi Kang.
"Ada apa? Kau ingin bicara pada Tuan Muda?"
Chaeyoung berjalan mendekat pada Bibi Kang. "T-Tapi, aku tak berani untuk masuk ke dalam dan menemuinya."
"Ck, lalu bagaimana kau akan berbicara pada Tuan Muda jika kau sendiri tak mau menemuinya?"
Chaeyoung hanya berhela saat itu. Memang bodoh sekali dirinya karena tak ingin menatap pada Jungkook, tapi ingin sekali berbicara pada pria itu.
"Bibi, bisa ceritakan padaku sesuatu?"
Bibi Kang mengangkat satu alisnya dengan bingung. Namun mengingat kejadian pagi ini, dan bagaimana Chaeyoung yang memang selalu ingin tahu bagaimana kehidupan Jungkook, wanita itu pun mulai mengerti ucapan Chaeyoung.
"Aku serius ketika mengatakan jika Tuan Muda itu sangat baik. Namun suatu kejadian membuat Tuan Muda menjadi sedikit berubah sikapnya, apalagi terhadap orang-orang baru yang ditemuinya."
"Berubah bagaimana?"
"Kau ingat tentang berita Tn. Ha yang berselingkuh dari istrinya 15 tahun yang lalu?"
Chaeyoung merenung sejenak saat itu. Mencari sebuah memori di kepalanya akan ucapan dari Bibi Kang.
"Kurasa, aku pernah mendengar berita itu dari salah satu temanku." Monolognya, menatap kembali pada Bibi Kang. "Jadi, Tn. Ha yang bibi maksud adalah ayah dari Tuan Muda?"
Bibi Kang berhela saat itu, menatap ke depan seolah tertarik kembali pada memori lama yang tersimpan di kepalanya.
"Setelah berita itu keluar, keluarga mereka tentu saja ikut berubah. Tuan Muda dan Ny. Ha ditinggalkan begitu saja oleh Tn. Ha karena beliau memilih untuk pergi bersama wanita selingkuhannya itu. Dan cepat atau lambat, berita itu tersebar dan membuat perusahaan mereka bahkan hampir bangkrut karena Ny. Ha masih terlarut oleh kesedihannya dan tak memiliki waktu untuk mengurusi perusahaan.
Tuan Muda masih berusia 14 tahun saat dia mengalami semua itu. Dia dipaksa menjadi tetap kuat untuk ibunya dan juga untuk membuat perusahaan keluarganya tak hancur disaat yang bersamaan." Lanjut Bibi Kang kembali.
Chaeyoung merasa jika hidupnya selama ini sudah cukup menyedihkan dibandingkan dengan orang lain. Tapi ternyata, Chaeyoung menemukan pula seseorang yang mengalami kemalangan sama seperti dirinya. Berusaha untuk tetap bertahan hidup di tengah dunia yang begitu kejam dan dingin.
"Karena kejadian itu pula, Tuan Muda juga banyak berubah. Tertutup dan juga susah untuk memiliki sebuah kepercayaan pada seseorang yang baru. Dia bahkan jarang menunjukkan bagaimana untuk mengekspresikan perasaannya sendiri. Kau tahu, bukan? Tuan Muda bahkan tak mau untuk menampakkan wajahnya pada media atau terpampang jelas di luar sana. Para reporter dahulu selalu saja berusaha untuk mengejarnya ke sekolah dan menggali informasi setelah berita tentang Tn. Ha naik ke publik. Bisa dibilang, dia sedikit trauma dengan namanya jepretan kamera dan media hingga saat ini."
Chaeyoung masih diam saat itu, ikut mengalihkan pandangannya ke depan seperti Bibi Kang. Tentu saja setelah mendengar semua cerita itu, ia merasa prihatin dengan kehidupan masa remaja Jungkook. Pemikirannya tentang Jungkook mungkin saat ini perlahan mulai berubah.
Andai saja Chaeyoung bisa bisa bertemu dengan Jungkook remaja dahulu. Karena di usia itu pula, Chaeyoung harus menerima kenyataan pahit tentang kedua orangtuanya yang telah tiada. Bertemu dengan seseorang yang juga mengalami hal yang menyakitkan, setidaknya Chaeyoung ingin memeluk Jungkook dan menemaninya hingga melupakan sedikit tentang kesedihan mereka. Mereka bisa sama-sama saling menguatkan nantinya, karena itu lebih baik daripada menangis sendirian meratapi kejadian yang sudah terjadi.
"Jadi, apa ini alasan Tuan Muda melakukan semua ini? Tidak menikah karena dia takut jika nanti pernikahannya akan berakhir seperti kedua orangtuanya?"
Hening mengambil waktu di antara mereka saat itu selama beberapa menit, sebelum Bibi Kang menatap pada Chaeyoung dan membuatnya juga ikut menatap pada Bibi Kang. Namun, hanya senyuman yang Bibi Kang berikan saat itu pada Chaeyoung daripada sebuah jawaban untuk pertanyaannya sebelumnya.
.
.
Ketukan pintu dari ruangannya saat itu tak membuat Jungkook mengalihkan pandangannya. Berpikir jika itu Bibi Kang atau Paman Kim yang selalu melakukannya. Namun ketika sosok Chaeyoung yang hanya memunculkan kepalanya saat itu membuat perhatiannya teralihkan saat ini.
"A-Apa aku sedikit mengganggu, Tuan?"
Jungkook melirik sekilas pada jam yang terletak di atas meja kerjanya, lalu kembali pada Chaeyoung. "Apa kau belum tidur?"
Chaeyoung mulai memberanikan dirinya untuk masuk ke dalam ruangan milik Jungkook. Dan Chaeyoung bisa melihat tak ada penolakan pula dari pria itu--Chaeyoung masih ingat sekali ucapan Bibi Kang jika Jungkook tak terlalu suka jika ruangannya dimasuki oleh orang asing.
Dan ini pertama kalinya Chaeyoung akhirnya bisa melihat keseluruhan dalam ruangan milik Jungkook. Di samping kanannya ia bisa melihat sebuah pintu yang tak tertutup sempurna saat itu. Berpikir jika itu adalah kamar dimana Jungkook akan menghabiskan lelapnya ketika melihat sebuah tempat tidur di sana. Lalu di sampingnya terdapat pintu lain yang tertutup, sehingga Chaeyoung tak mengetahui guna dari ruangan itu. Lalu sisanya, seperti kebanyakan ruang kerja pada umumnya jika Chaeyoung bisa gambarkan.
"Apa kau akan diam di sana terus-menerus?"
Chaeyoung terkesiap saat itu, bertemu tatap kembali dengan Jungkook dan berdehem setelahnya.
"M-Maafkan aku, Tuan."
Jungkook hanya berhela, mengalihkan pandangannya pada pekerjaannya kembali. "Jika kau tak yakin dengan ucapan yang ingin kau katakan padaku, lebih baik jika kau pergi ke kamarmu sekarang dan tidur setelahnya."
Saat belum terlalu mengenal sifat Jungkook, Chaeyoung akan mengatakan jika Jungkook sangatlah dingin dan begitu kasar karena mengusirnya. Namun setelah mengetahui dan mendengarkan cerita dari Bibi Kang, Chaeyoung tak lagi berpikir seperti dulu dan berusaha untuk lebih memahami Jungkook.
"Aku ingin berterima kasih, untuk salep yang Tuan berikan padaku pagi tadi. Itu sangat membantu sekali."
"Bagus kalau begitu."
Chaeyoung merasa suasana canggung di antara keduanya saat ini begitu tak nyaman. Berdebar pula ketika mengingat tujuannya kemari dan bertemu dengan Jungkook--bahkan berpikir jika ini adalah hal paling gila yang ia lakukan selama hidupnya.
"Sudah ku katakan kau bisa pergi jika tak ada hal lain yang ingin kau katakan padaku."
"A-Aku masih belum mengantuk. Dan kurasa, susu hangat yang biasanya aku minum tak terlalu ampuh untuk membuatku merasakan kantuk."
Gumaman itu masih terdengar oleh Jungkook, beralih kembali menatap pada Chaeyoung. "Lalu?"
"A-Aku berpikir jika aku bisa berendam air hangat untuk membuat tubuhku menjadi lebih rileks dan tidur dengan nyenyak."
"Apa kau datang kesini hanya untuk meminta izinku untuk berendam?"
Chaeyoung menggeleng, tak sadar menggigit bibir bawahnya karena masih diterpa gugup dan debar jantungnya yang semakin cepat. Dan hal itu ditangkap oleh pandangan Jungkook, tak sadar pula tengah meremat kertas di tangannya saat ini.
"Aku datang kesini karena ingin mengajak Tuan berendam bersamaku."
--To Be Continued--Kalau sering2 kasih jejak, aku tmbah semangat lohhh buat updatenya 😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
all with you ❌ rosekook
Fanfiction[18+] ✔ Yang Ahn Chaeyoung inginkan adalah terus bersama dengan Ha Jungkook. Walaupun ia tahu, dirinya mungkin bukanlah yang pria itu inginkan. ----- ©iamdhilaaa, 2021