Chaeyoung pikir ia akan mendapatkan penolakan ketika mengatakan ingin mengajak Jungkook untuk berendam bersama.
"Aku pikir, Tuan pasti lelah karena terus duduk dan bekerja sepanjang hari. Jadi, mungkin dengan berendam air hangat, tubuh Tuan bisa menjadi lebih rileks dan tak terlalu lelah."
Rasanya Chaeyoung ingin berteriak sekeras mungkin sekarang jika memikirkan ucapannya saat itu yang seolah meyakinkan Jungkook agar berendam bersamanya. Ck, Chaeyoung pun tak tahu mengapa ia memiliki keberanian seperti ini, sementara dahulu dirinya begitu menolak ketika salah satu pria yang ia kencani dahulu mengajaknya untuk sekedar menginap.
Pintu kamar mandi yang terbuka membuat Chaeyoung sedikit tersentak, dengan cepat mengalihkan pandangannya dan merunduk melihat keberadaan Jungkook. Mulai merasakan jika pria itu kini tengah mendekat ke arahnya dan ikut masuk ke dalam bathtub dimana dirinya sudah masuk lebih dulu.
Posisi mereka kini tengah berhadapan, namun hanya ada hening yang mengisi di antara keduanya saat ini. Chaeyoung masih tak ingin menatap pada Jungkook di hadapannya karena masih dilanda rasa malunya dan memilih untuk memainkan air sabun.
"Apa saja yang sudah kau dengar dari bibi Kang?"
Chaeyoung sebenarnya tak terkejut akan pertanyaan itu. Jungkook mengerti sekali bagaimana ia begitu tertutup pada publik dan juga media. Dan Chaeyoung pun menjadi salah satunya, dan Jungkook yakin sekali jika gadis itu pasti merasakan penasaran tentang dirinya.
"M-Maafkan aku, Tuan. Aku tak bermaksud untuk menjadi tak sopan."
"Tak apa. Kurasa aku sudah mengerti bagaimana sifatmu dan berusaha untuk memahaminya saja."
"Tuan tak marah padaku? Atau berniat untuk mengusirku dan meminta ganti rugi karena sudah membohongimu?"
Chaeyoung mengangkat pandangannya saat itu karena belum menerima jawaban apapun dari Jungkook. Sedikit terkesiap karena ternyata selama ini pria itu menatapnya dan Chaeyoung sama sekali tak menyadarinya.
"Entahlah. Aku juga tak tahu kenapa aku masih membiarkanmu di sini sementara kau sudah membohongiku."
Chaeyoung kembali merunduk saat itu, merasa sedikit lega karena dirinya tak diusir dari rumah ini setelah melakukan kebohongan pada Jungkook.
"Kau begitu menarik, Ahn Chaeyoung."
Ucapan itu membuat Chaeyoung kembali mengangkat pandangannya. "A-Aku?" Tanyanya kembali jika pendengarannya tadi mungkin salah menangkap ucapan Jungkook.
Namun yang ia dapati adalah tawa pelan dari Jungkook. Dan itu pertama kalinya Chaeyoung melihat dan mendengar tawa pria itu selama tinggal di sini.
Tampan. Bahkan seribu kali lebih tampan bagi Chaeyoung yang melihatnya. Dan entah untuk alasan apa, Chaeyoung ingin terus melihat tawa dan senyum Jungkook dalam waktu yang lama.
"Kurasa kau belum pernah mendengar rayuan itu dari pria-pria yang kau kencani."
"Aku memang tak pernah mendengar sebuah rayuan dari mereka semua."
Jungkook tak lagi menampakkan senyumnya saat itu ketika mendengarnya.
"Aku bahkan tak tahu mengapa para pria yang pernah ku kencani dahulu ingin sekali berkencan denganku. Aku merasa jika diriku tak secantik dan semenarik itu untuk bisa mendapatkan sebuah pengakuan cinta dari seorang pria. Hidupku selalu aku habiskan untuk bekerja, bekerja dan bekerja agar nenek dan adikku bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak.
Lalu, aku mulai menyadarinya. Mereka semua bukanlah menyukaiku, melainkan karena mereka membutuhkan seseorang untuk membiayai hidup mereka, lalu uang itu akan mereka gunakan seolah itu adalah uang hasil dari kerja keras mereka sendiri. Bahkan salah satu dari mereka berselingkuh dariku dan memberikan uang itu pada wanita itu." Lanjut Chaeyoung, dengan tertawa pelan setelah menceritakan tentang dirinya dahulu seolah kisah itu terdengar sangat lucu baginya.
"Aku tahu aku adalah gadis yang bodoh, Tuan. Buktinya adalah aku datang kepadamu disaat aku tak tahu lagi harus berbuat apa untuk bisa mendapatkan uang yang banyak bagi pengobatan nenek dalam waktu yang cepat."
Hening kembali mengambil alih keduanya saat itu. Chaeyoung merasa jika ia tak menyesal telah menceritakan tentang semua itu pada Jungkook. Malah Chaeyoung merasakan sebuah perasaan lega kembali, menemukan seseorang yang mau untuk mendengarkannya. Chaeyoung tak peduli apa Jungkook mendengarkannya dengan baik atau menganggap itu semua adalah angin lalu.
"Kau semakin menarik di mataku saat ini."
Ucapan itu lagi-lagi tak pernah terbayangkan oleh Chaeyoung. Ditambah dengan senyuman Jungkook yang tertuju padanya. Sementara debar itu kembali Chaeyoung rasakan, tak menyadari satu tangannya bahkan sudah terkepal karena berusaha untuk membuatnya tetap tenang saat ini.
"T-Tuan, kenapa kau mengatakan itu padaku? Aku bahkan sudah bercerita padamu jika aku tak semenarik itu."
"Tentu saja kau begitu menarik. Dimana lagi kita akan menemukan seseorang yang begitu bekerja keras karena ingin membuat hidup keluarganya lebih baik? Kau terus saja berkata tentang betapa berharganya nenek dan adikmu untuk hidupmu. Mereka adalah kebahagiaanmu, bukan? Jadi, kau tak perlu untuk merasa rendah diri atau peduli dengan pendapat orang lain terhadapmu."
Lagi-lagi ucapan Bibi Kang memang benar. Jungkook tak seburuk apa yang Chaeyoung pikirkan saat pertama kali melihatnya. Ucapan itu pria kembali membuat Chaeyoung merasa tersentuh karena mengetahui ada seseorang yang menghargai semua kerja kerasnya untuk keluarganya.
"Lalu, apa anak yang aku lahirkan nanti akan menjadi kebahagianmu, Tuan?"
Jungkook sedikitnya menjeda waktu ketika pertanyaan itu diberikan padanya. Sebelum akhirnya berhela dan menarik segaris senyumnya.
"Aku berharap jika anak itu akan menjadi kebahagianku."
Chaeyoung tak mengatakan apapun saat itu. Membiarkan mereka kembali dalam keheningan dan tak ada lagi pembicaraan di antara keduanya setelahnya.
"Aku ingin memberikanmu kebahagiaan itu, Tuan."
Jungkook saat itu menutup kedua matanya, bersandar untuk setidaknya beristirahat sejenak dari seluruh pekerjaannya. Mengikuti ucapan Chaeyoung untuk menikmati berendam saat ini. Namun ucapan Chaeyoung tadi kembali membuatnya menatap pada wanita itu, apalagi dengan Chaeyoung yang perlahan mulai beranjak mendekat saat itu padanya.
Chaeyoung tahu jika ada yang aneh dengan semua tingkah lakunya saat ini. Tapi dirinya hanya mencoba untuk mengikuti nalurinya. Bercerita dengan Jungkook tadi membuatnya sedikit merasakan rasa nyaman yang tak pernah ia rasakan sebelumnya pada pria lain. Entahlah, padahal Jungkook adalah orang yang begitu asing baginya, tapi Chaeyoung merasa begitu dekat dengannya hanya karena mereka sama-sama pernah mengalami hal yang begitu menyedihkan di dalam hidup mereka.
Jungkook berusaha untuk tak terkejut saat itu, melihat semua tingkah laku Chaeyoung yang memang disadarinya berbeda. Apalagi dengan wanita itu yang kini memberanikan dirinya untuk naik ke atas pangkuannya. Oh, tubuh mereka sekarang tak berbusana. Dan tentu saja saat ini Jungkook bisa merasakan kejantanannya menggesek kewanitaan milik Chaeyoung.
"Ahn Chaeyoung--"
"Ingatlah jika Tuan memiliki aku ketika Tuan merasa perlu untuk menceritakan sesuatu pada seseorang. Aku ingin menjadi seseorang itu untukmu, Tuan."
Chaeyoung semakin dekat dan berani, mengalungkan kedua tangannya pada leher Jungkook. "Aku memang tak bisa melakukan banyak untuk membuatmu bisa lepas dari kejadian masa lalumu. Tapi aku akan berusaha, untuk tetap berada di sisimu selalu, Tuan."
--To Be Continued--
KAMU SEDANG MEMBACA
all with you ❌ rosekook
Fanfiction[18+] ✔ Yang Ahn Chaeyoung inginkan adalah terus bersama dengan Ha Jungkook. Walaupun ia tahu, dirinya mungkin bukanlah yang pria itu inginkan. ----- ©iamdhilaaa, 2021