23

707 115 16
                                    

"Jungkook?"

Jungkook sedikit terkejut dengan panggilan itu, dan Jennie hanya berhela kembali ketika mendapati Jungkook yang seolah tak fokus dan terus saja melamun. Jennie bahkan bertaruh jika Jungkook sama sekali tak mendengarkan banyak pembicaraannya yang tengah memilih gaun pengantinnya.

"Ah, maafkan aku. Apa yang kau katakan tadi?"

Jennie hanya berhela, berusaha untuk tak langsung mengeluarkan amarahnya dan meminta waktu pada salah satu pekerja yang membantu mereka agar meninggalkan keduanya.

"Apa yang kau pikirkan, huh?" Jennie mulai berbicara, menggenggam satu tangan Jungkook. "Kau tak ingin bercerita apapun padaku? Jika pikiranmu terasa penuh, kau bisa ceritakan apapun padaku, Jungkook. Aku di sini akan mendengarkanmu." Lanjut Jennie dengan nada khawatirnya.

Namun Jungkook hanya menggeleng, menarik genggaman tangan keduanya untuk mencium punggung tangan Jennie--mencoba untuk mencari kenyamanan dalam genggaman keduanya. "Tak apa. Hanya beberapa masalah kantor yang cukup banyak. Aku baik-baik saja." Ucap Jungkook, tentu tak mungkin begitu saja mengatakan pada Jennie tentang rasa tak nyaman yang masih Jungkook rasakan hingga saat ini.

Dan ucapan itu tentu tak mudah Jennie percayai pula. Namun Jennie memilih untuk tak lagi memaksa Jungkook berbicara. Lalu terpikirkan sebuah ide di kepalanya, menggenggam satu tangan Jungkook yang lain untuk membuat pria itu menatap padanya.

"Hey, bagaimana kita pergi ke tempat lain?"

Jungkook mengerut bingung. "Kemana?"

"Karena kelahiran bayinya tinggal menghitung hari, bagaimana jika kita membeli beberapa baju dan perlengkapan lainnya? Kau belum menyiapkan apapun, bukan?"

Jungkook baru menyadari hal itu sekarang. Terlalu disibukkan dengan pekerjaannya juga menjadi alasan mengapa Jungkook belum menyiapkan apapun. Dan ide dari Jennie disambut baik oleh Jungkook, berpikir jika dengan disibukkan dengan hal lain Jungkook bisa teralihkan dari pikiran rumit dan rasa tak nyamannya ini.

.

.

Jungkook tak bisa menyembunyikan rasa senangnya dan dengan cepat keluar lebih dulu dari mobil setelah memarkirkannya. Sementara Jennie yang melihatnya hanya menggeleng sembari tersenyum memaklumi, melihat Jungkook yang mengeluarkan beberapa barang belanja yang sudah mereka beli--tentu beberapa baju bayi dan peralatan lain yang bisa mereka bawa untuk pulang.

"Bibi..."

Panggilan itu membuat Bibi Kang mendekat, membantu Jungkook untuk membawa barang-barangnya.

"Bagaimana? Bibi sudah menyiapkan kamar yang aku pinta tadi?"

"Sudah, Tuan Muda."

Jungkook mengangguk, "baiklah. Bibi bisa letakkan dulu di kamarnya." Ucapnya dan mendapatkan anggukan kembali dari Bibi Kang.

"Oh, ya. Dimana Chaeyoung?"

Bibi Kang menghentikan langkahnya sejenak, berbalik kembali untuk menatap pada Jungkook.

"Ah, Chaeyoung seharian ini berada di kamarnya. Dia terus mengeluh tentang kakinya yang sakit dan tubuhnya yang lelah. Jadi aku menyuruhnya untuk banyak beristirahat di kamarnya."

Jungkook kembali mengangguk, memilih untuk berjalan menuju kamar Chaeyoung. Sangat tak sabar untuk menunjukkan apa saja yang sudah ia beli bagi bayinya pada Chaeyoung, dan berharap jika Chaeyoung menyukainya. Jungkook bahkan sudah membayangkan bagaimana wajah cantik Chaeyoung yang tersenyum bahagia nantinya.

Namun senyuman di wajah Jungkook perlahan memudar, tak menemukan keberadaan Chaeyoung di atas tempat tidurnya karena ucapan Bibi Kang yang mengatakan jika Chaeyoung tengah beristirahat. Bahkan mencari keberadaannya di seluruh kamar dan tak menemukannya sama sekali.

all with you ❌ rosekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang