10|| MENIKAH DENGAN USTADZ

518 19 0
                                    

Chapter 10|| Zayyan Sakit


Pagi-pagi sekali Shafia terbangun dari tidurnya. Dia menghampiri Zayyan yang berada di kamar mandi dan sedang memuntahkan isi perutnya.

"Sudah?" tanya Shafia pada Zayyan yang menyandarkan tubuhnya di wastafel.

Zayyan mengangguk dan Shafia dengan sigap membantu Zayyan berjalan menuju ke kasur.

Shafia dengan pelan menidurkan Zayyan di kasur lalu menarik selimut sebatas leher Zayyan agar tidak kedinginan.

Shafia menaruhkan punggung tangannya di dahi Zayyan untuk memeriksa suhu badan Zayyan.

"Panas," gumam Shafia lalu dengan cepat dia keluar dari kamar untuk mengambilkan kompres untuk Zayyan.

Saat diluar, dia berpapasan dengan Umi Maryam yang hendak ke kamar mandi. Shafia langsung mengatakan bahwa Zayyan sakit dan itu membuat Umi Maryam khawatir.

Umi Maryam yang baru selesai sholat tahajud dan sudah beres dengan urusan di kamar mandi nya pun dengan cepat menuju dapur dan membuatkan teh jahe serta bubur sum-sum kesukaan Zayyan.

Shafia yang sudah selesai menyiapkan alat kompres nya yang berupa baskom berisi air dan kain pun menuju ke kamar kembali untuk mengompres Zayyan.

Sesampainya di kamar, Shafia langsung meletakkan baskom itu di meja nakas lalu dia duduk di tepi ranjang. Dia memeras kain itu lalu di tempel kan nya di dahi suaminya, begitu terus sampai keadaan Zayyan mulai membaik dan panasnya turun.

'Tok tok tok'

"Nduk, Ini Umi. Buka pintu nya," ujar Umi Maryam yang berada di luar kamar Shafia.

Shafia meletakkan kain itu ke baskom lalu berjalan menuju pintu dan membuka nya.

"Masuk Umi," ujar Shafia menyilahkan Umi Maryam untuk masuk.

Umi Maryam pun mengangguk lalu masuk dan menuju ke kasur tempat dimana Zayyan terbaring lemas.

"Bagaimana keadaan Zayyan, Nduk?" tanya Umi Maryam pada Shafia ketika dia melihat Zayyan yang tertidur meringkuk diatas kasur.

"Alhamdulillah sudah lumayan baik Umi, tadi sudah Shafia kompres," ujar Shafia yang juga menatap Zayyan.

Umi Maryam menghela nafasnya," Zayyan itu jarang sekali sakit, dia sepertinya kelelahan dan mungkin banyak beban yang Zayyan pikirkan. Tolong ingatkan Zayyan, ya Nduk. suruh istirahat biar nggak kecapean."

Shafia mengangguk," Iya, Umi."

"Yasudah, ini ada Jahe hangat kesukaan Zayyan. Nanti disuruh minum, ya. Nanti juga kamu ambil aja bubur sum-sum di dapur. Zayyan sangat suka bubur sum-sum. Umi membuatkannya untuk dia," ujar Umi Maryam.

"Baik Umi, terimakasih," balas Shafia lalu mengambil nampan yang ada di tangan Umi Maryam.

Umi pun mengangguk,"Kalo begitu, Umi keluar dulu, ya."

Shafia mengangguk lalu mengikuti Umi Maryam dari belakang. Setelah sampai pintu, Shafia tersenyum pada Umi Maryam lalu menutup pintu kamar setelah melihat Umi Maryam berlalu.

Shafia menuju ke kasur lalu membangunkan Zayyan.

"Mas! Bangun dulu yuk," ujar Shafia membangunkan Zayyan.

Zayyan pun terbangun dengan memeganggi kepala nya yang sakit, lalu dia menatap Shafia dengan sayu.

"Ini di minum dulu Jahe anget nya, biar nggak dingin," ujar Shafia lalu menyerahkan gelas itu ke Zayyan.

Zayyan menerima nya lalu meminum Jahe anget itu dengan perlahan.
Setelah Habi, Zayyan menyerahkan gelas itu pada Shafia kembali.

"Makasih, ya," ujar Zayyan serak.

Menikah Dengan Ustadz!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang