Chapter 11|| Nomor Misterius
Shafia masuk ke kamar setelah membantu Umi Maryam masak di dapur ndalem, setelah itu dia pun membantu santriwati yang bertugas memasak untuk sarapan santri-santri yang lain di dapur santri.
Dia masuk kedalam kamar dengan disuguhkan pemandangan Zayyan yang sedang berkutat dengan laptop nya.
Shafia berjalan kearah Zayyan lalu merebut laptop itu dan menutupnya.
Shafia berkacak pinggang dengan mata yang memandang Zayyan dengan garang.
"Sudah kubilang kan? Kamu itu harus banyak istirahat, nggak inget apa kata dokter tadi?" tanya Shafia.
Selepas memakan bubur sum-sum, Shafia langsung menelfon dokter yang biasa menangani Zayyan ketika sakit. Lalu dia juga menelfon atasan suaminya itu untuk meminta izin cuti untuk Zayyan dengan alasan Zayyan yang sakit. Beruntungnya atasan Zayyan mengizinkannya. Shafia menjalankan apa yang Umi Maryam katakan. Dia harus membuat Zayyan mau beristirahat total karena sedang sakit.
"Inget, tapi ini penting sekali Shaf! Mahasiswi ku ada yang mengumpulkan tugas dan aku harus mengeceknya, toh juga aku tetap dirumah, kan?" ujar Zayyan.
Shafia yang mendengarnya pun marah lalu menyerahkan laptop itu," Nih! Urus aja tugas Mahasiswi mu yang lebih penting itu!"
Zayyan meneguk ludahnya kasar, sepertinya dia salah ngomong. Ditambah lagi ketika Shafia menyerahkan laptop dan keluar dari kamar seraya membanting pintu.
Sedangkan di luar atau tepatnya di ruang tamu, Shafia sedang meredakan amarahnya yang akan meledak itu.
Astaghfirullah hal'adzim
Astaghfirullah hal'adzim
Astaghfirullah hal'adzimShafia beristighfar untuk meredakan amarahnya. Dia memijit kepala nya yang tiba- tiba pusing. Lalu dia ke dapur untuk meminum air putih. Setelah minum air putih dia ke ruang tamu kembali tapi saat hendak duduk, dia melihat Umi Maryam yang baru saja pulang mengajar ngaji anak-anak kecil di masjid. Lantas Shafia langsung mencium tangan Umi lalu membantunya berjalan untuk duduk di kursi ruang tamu.
"Kamu sendirian disini nduk? Zayyan mana?" tanya Umi Maryam.
Shafia hanya terdiam, tak lama keluarlah Zayyan dari kamar dan langsung turun ke bawah dengan niat ingin menemui Shafia dan meminta maaf pada Shafia.
Tetapi ketika melihat ada Umi Maryam yang berada di samping Shafia niatnya ia urungkan.
"Loh itu Zayyan, Sini Bi!" pinta Umi Maryam.
Shafia mendongak dan tatapannya bertemu dengan Zayyan. Tetapi langsung Shafia alihkan karena dirinya masih malas bertatapan dengan Zayyan.
Zayyan pun menghampiri Umi Maryam dan Istrinya itu. Zayyan mengambil tangan Umi Maryam lalu diciumnya. Setelah itu pandangannya jatuh pada Shafia yang ada di samping Umi Maryam, Shafia hanya menunduk.
"Sudah sembuh Bi?" tanya Umi Maryam pada Zayyan.
"Sudah Mendingan Umi," balas Zayyan.
"Em, Umi. Shafia mau ke kamar dulu, ya."
"Iya Nduk," balas Umi Maryam.
Umi Maryam yang melihat gelagat aneh antara Shafia dan Zayyan pun menatap Zayyan dengan horor.
Setelah Shafia ke kamar, Umi Maryam pun memberondongi berbagai pertanyaan-pertanyaan pada Zayyan. Zayyan hanya menenangkan Umi Maryam saja bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dia tidak mau memberitahukan apa alasan yang membuat istri kecilnya itu marah. Karena menurutnya itu juga merupakan aib bagi rumah tangga mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Ustadz!
General Fictioncover by: @tia.design [JANGAN LUPA VOTE & KOMEN] "Maksud lo Apa-apaan sih!" ujar Shafia ketus "Kamu tidak mendengar? Karena kejadian itu, Kyai menyuruh saya untuk menikahi kamu," jawab Zayyan halus. Shafia mengalihkan tatapannya dari Zayyan lalu men...