Chapter 18|| Dinner
Sedari tadi, Shafia memastikan penampilan nya di depan kaca dengan berbagai gaya yang anggun.
Bagaimana pun juga, ini pertama kalinya dia dinner bersama laki-laki yang berstatus sah sebagai suaminya.Shafira yang kurang pas dengan warna lipcream yang ada di bibirnya pun menambahi dan membenarkannya.
Tak lama, pintu kamar di ketuk oleh seseorang. Shafia dengan cepat membukakan pintunya, dan ternyata itu suaminya yang sedari tadi dia tunggu.
Shafia langsung mengambil tangan Zayyan dan menciumnya. Zayyan pun sama mencium kening Shafia dengan lembut.
"Sudah siap?" tanya Zayyan.
Shafia mengangguk," Mas Zayyan nggak mandi dulu? Pasti gerah kan?"
"Nggak, Mas sudah mandi di apartemen tadi," ujarnya.
Shafia hanya mengangguk kembali, lalu dia mengambil tas slempangnya tak lupa high hels yang tidak terlalu tinggi untuk dia pakai.
Setelah siap, Zayyan menggandeng tangan Shafia untuk keluar.
Ketika sampai diruang tamu, mereka pamit dahulu pada Umi dan Abi yang sedang duduk di kursi."Hati-hati ya Bi! Jangan ngebut!" ujar Umi Maryam menasehati.
"Iya Umi, Zayyan pasti hati-hati kok. nanti Zayyan tidur di apartemen Um! Jadi nanti Umi sama Abi nggak usah nunggu Zayyan sama Shafia pulang," ujar Zayyan.
"Iya Nak, Hati -hati ya!" ujar Abi Umar.
Mereka berdua pun mengangguk," Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam!" Jawab Umi dan Abi berbarengan.
Shafia dan Zayyan pun keluar dengan bergandengan tangan dan itu membuat Abi dan Umi tersenyum seolah bernostalgia saat dulu mereka baru awal menikah.
****
Zayyan membawa Shafia ke restoran yang paling Shafia sukai, yaitu restoran seafood.
Atas usul dari kakak iparnya yang tak lain sahabatnya sendiri akhirnya dia memilih restoran seafood yang sangat digemari oleh istrinya, dan sebagai tempat dinner dia dan istrinya.Restoran itu terdapat dua lantai, lantai satu dibawah (indoor) dan lantai 2 diatas (outdoor).
Zayyan telah mempersiapkan semuanya dan itu tanpa sepengetahuan Shafia.
Mereka kini memasuki lantai 2 dengan pemandangan yang sangat indah bila dilihat dari atas. Lampu kerlap kerlip dari jalanan dan gedung-gedung yang menjulang tinggi sedari tadi menghipnotis pandangan Shafia, apalagi ditambah bulan dan bintang-bintang yang bertebaran di langit dan itu membuat Shafia sangat menyukainya.
"Suka?" tanya Zayyan pada Shafia.
Shafia mengangguk," Suka, Mas yang nyiapin semuanya?"
"Iya," balas Zayyan.
"Makasih, ya!" ujar Shafia dengan binar mata bahagia.
"Iya sama-sama cantik!" balas Zayyan.
'Blush'
Pipi Shafia pasti sekarang seperti kepiting rebus alias merah merona.
Shafia menunduk menyembunyikan rasa malunya dari Zayyan."Kenapa menunduk, emang cantik kok," ujar Zayyan lalu memegang pipi Shafia dan mengusapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Ustadz!
General Fictioncover by: @tia.design [JANGAN LUPA VOTE & KOMEN] "Maksud lo Apa-apaan sih!" ujar Shafia ketus "Kamu tidak mendengar? Karena kejadian itu, Kyai menyuruh saya untuk menikahi kamu," jawab Zayyan halus. Shafia mengalihkan tatapannya dari Zayyan lalu men...