07|| MENIKAH DENGAN USTADZ

508 19 0
                                    

Chapter 7|| After Akad


Shafia merebahkan tubuhnya di kasur dengan wajah yang ditutupi bantal, dia bingung sekarang harus apa. Membersihkan tubuh? Sudah, Sholat sunnah dua rakaat? Sudah.

Dia memandangi pintu kamar mandi dengan was was dan takut, karena didalam kamar mandi itu ada Zayyan yang sedang buang air kecil setelah sholat tadi.

'Cklek'

Pintu kamar mandi terbuka, Shafia dengan cepat pura-pura tidur dan menyembunyikan wajahnya di bantal.

Zayyan memandangi tubuh istrinya yang tidur membelakanginya. Zayyan mulai naik ke kasur, lalu dia mengusap rambut Shafia yang tidak memakai jilbab.

'Good night my wife,' bisik Zayyan yang masih didengar oleh Shafia.

Setelah itu, Zayyan mengambil bantalnya untuk pindah ke sofa kamar.

Dia ingat permintaan Shafia setelah sholat tadi.

Flashback On

"Gue nggak mau seranjang sama lo!" ujar Shafia ketus dan dingin.

"Maksudnya?" tanya Zayyan.

"Lo tuli?" tanya Shafia menggantungkan kalimatnya.

"Gue nggak mau seranjang sama lo! Paham?" ujar Shafia.

"Nggak!" tolak Zayyan.

Shafia membulatkan matanya lalu merapatkan jarak antara dirinya dan zayyan.

"Gue atau lo yang tidur di sofa?" tanya Shafia dengan sedikit berbisik.
Zayyan tidak menjawab.

"Baik, kalo lo nggak mau jawab. Berarti yang tidur di sofa adalah gu-" sebelum Shafia menyelesaikan kalimatnya, Zayyan menyela nya terlebih dahulu.

"Saya yang tidur di sofa," putus Zayyan dengan menatap lekat Wajah istrinya.

"Oke, deal!" ujar Shafia lalu mulai merebahkan tubuhnya di kasur.

"Saya juga punya satu permintaan," ujar Zayyan.

Shafia membalikkan badannya lalu menatap Zayyan.

"Apa?" tanya Shafia.

"Bisakah kamu pakai bahasa yang sopan sama suamimu sendiri? Jangan Gue-Lo tapi Aku-kamu?" tanya Zayyan.

Sebelum Shafia menjawab, Zayyan meneruskan ucapannya," panggil saya dengan embel-embel Mas, kakak atau Abang. Yang penting bukan Om ataupun Ustadz, karena di sini saya Suami kamu, bukan guru ataupun Om kamu, paham?"

Shafia memutar bola matanya jengah," iya-iya gue paham!"

Zayyan memelototkan matanya yang membuat Shafia kalang kabut

"Lah? Salah gue apa?" batin Shafia.

"Ohiya kan ngga boleh pake gue-lo? Mampus!" batin Shafia.

"Maksudnya, iya-iya Aku paham!"

"Bagus!" jawab Zayyan lalu berlalu ke sofa yang ada di kamar.

Flashback Off

Zayyan mulai memejamkan matanya dengan tenang. Shafia yang memang sedari tadi belum tidur pun terbangun dan duduk dengan kepala menyandar di kepala ranjang. Tangan mungil nya memegang bantal guling itu.

Tatapannya lurus kearah Zayyan yang tertidur pulas di sofa kamar.
Shafia yang tidak tega pun mengambilkan selimut lalu membawa selimut itu kearah Zayyan. Shafia membenarkan letak bantal Zayyan kemudian mulai menyelimuti tubuh Zayyan dengan selimut.
Setelah itu dia berlalu begitu saja, tidak ada kalimat-kalimat romantis seperti yang dilakukan Zayyan pada dirinya.

Shafia merebahkan tubuhnya kembali, menarik selimutnya sebatas dada lalu memeluk guling nya erat.

"Hari yang melelahkan" batinnya.

Shafia menguap beberapa kali hingga tak sadar sekarang dirinya telah tertidur pulas.

Zayyan terbangun dari tidur nya ketika Shafia membenarkan letak bantal nya.  Namun, dia pura-pura tidur dan membiarkan apa yang dilakukan Shafia.

Benar kata Rasya, Shafia mempunyai sifat lembut dan penyayang di balik sifat nakal nya.

Zayyan tersenyum, benih-benih cinta antara keduanya belum ada. Mungkin besok atau lusa sudah ada? Tidak ada yang tahu perihal hati, serahkan semua nya pada Allah yang maha membolak-balikkan hati manusia.

*****

Alarm yang berada di atas nakas berbunyi sangat kencang hingga membuat Zayyan terbangun dari tidurnya. Sudah menjadi rutinitas setiap hari nya untuk menunaikan sholat tahajud. Zayyan mematikan alarm itu lalu mengucek matanya yang masih mengantuk.

Zayyan terkaget ketika melihat perempuan yang tertidur di kasur nya tetapi setelah dilihat dia tersadar bahwa itu istrinya.

Zayyan membangunkan Shafia, niatnya dia ingin sholat tahajud berjamaah bersama Shafia lalu dilanjut membaca Al-Qur'an sampai nunggu waktu shubuh tiba.

"Shafia!" panggil Zayyan dengan menepuk pipi Shafia yang gempal.

Shafia sangat susah untuk di bangunkan, dan itu membuat Zayyan jengah. Dengan terpaksa dia mendekatkan bibirnya ke arah telinga Shafia.

"Shafia? Bangun ," bisik nya di telinga Shafia.

Shafia pun terbangun lalu berteriak ketika pandangannya melihat wajah Zayyan yang berada beberapa senti dari wajahnya.

Shafia mendorong Zayyan hingga Zayyan jatuh terduduk di lantai.

"Heh! Mau apa lo?" hanya Shafia ketakutan.

'Shhs aduh,'

Ringis Zayyan mengelus pantatnya yang membentur lantai.
Shafia menatap Zayyan biasa aja, tidak ada rasa kasihan sedikit pun. Malah dia ingin tertawa tapi dia tahan.

"Kamu ini, sama suami sendiri kok di dorong!" gerutu Zayyan.

"Siapa juga yang nyuruh lo--" kalimat Shafia terhenti.

"Kamu, Shafia!" jelas Zayyan.

"Iya maksudnya, siapa suruh wajah kamu ada di dekat wajahku," sinis Shafia.

"Kamu di bangunin susah," ujar Zayyan.

"Lebay," balas Shafia.

Zayyan hanya mengendikkan bahunya acuh lalu berlalu dari hadapan Shafia dan menuju ke kamar mandi.

Setelah selesai dengan urusan di kamar mandi, Zayyan menyuruh Shafia untuk ke kamar mandi. Awalnya Shafia tidak mau dan memilih untuk tidur lagi, tapi bukan Zayyan namanya kalau tidak bisa mengancam. Dan akhirnya, Shafia pun mengalah dan memilih untuk wudhu.

Mereka melaksanakan sholat tahajud dengan berjamaah dan khusyuk. Setelah selesai, Shafia mengambil dua Al-Qur'an yang ada di meja belajar Zayyan setelah itu memberikannya pada Zayyan. Zayyan membaca ayat demi ayat Al-Qur'an yang di simak oleh Shafia, begitu pula sebaliknya Shafia membaca ayat demi ayat Al-Qur'an yang di simak oleh Zayyan. Bahkan, sesekali Zayyan membenarkan bacaan yang dibaca Shafia.

Hingga tak terasa waktu subuh telah tiba, Zayyan bergegas wudhu kembali lalu bersiap-siap dan hendak ke Masjid pesantren. Sedangkan Shafia dia berwudhu kembali lalu sholat subuh.
Setelah selesai sholat, Shafia membereskan kasur nya lalu meletakkan bantal yang di gunakan Zayyan tadi ke kasur lalu dia pun tertidur kembali.

*****

Jangan lupa Vote & Komen ❤

Menikah Dengan Ustadz!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang