Chapter 27|| Pregnancy
7 bulan kemudian
Usia kandungan Shafia memasuki bulan ke-8 dan itu artinya 1 bulan lagi buah hati tercinta nya akan lahir.
Di awal-awal kehamilan Shafia, Zayyan sangat kewalahan karena harus menghadapi permintaan (ngidam) Shafia yang menurutnya tak masuk akal.
Pernah suatu hari Shafia menyuruhnya untuk menyanyi didepan umum saat mereka berdua sedang jalan-jalan. Kejadian itu tidak akan pernah Zayyan lupakan.
Zayyan duduk di sebelah Shafia yang baru saja dari dapur membantu Umi Maryam memasak. Saat memasuki bulan ke-7 Zayyan meminta agar mereka berdua beserta Zayn tidur di rumah Kyai Umar dan Umi Maryam. Karena rumah beliau yang dekat dengan rumah sakit, dan juga Zayyan tidak perlu khawatir jika sewaktu-waktu dia harus lembur kerja karena sudah ada keluarganya yang di pesantren yang akan menjaga Shafia ketika dia pulang larut malam.
"Capek?" tanya Zayyan ketika melihat keringat yang membasahi dahi Shafia. Dia mengambil tisu lalu mengusap keringat itu dari dahi Shafia.
Shafia menengok kearah Zayyan lalu mengangguk.
Zayyan tersenyum lalu memeluk tubuh Shafia yang sedikit berisi karena faktor kehamilannya.
Zayyan sendiri, dia sedang cuti dari pekerjaannya karena liburan semester.
Dia menghabiskan waktunya di rumah menemani Shafia dan Zayn. Dia tetap mengajar di pesantren, Shafia sendiri dia sudah tidak ikut masuk ke dalam kelas semenjak dia hamil. Tetapi sesekali dia ikut pengajian pagi dan sore yang di isi oleh Umi Maryam sendiri di Masjid pesantren."Zayn , mana?" tanya Shafia.
"Masih main bola sama anak-anak pesantren," jelas Zayyan.
Shafia mengangguk lalu dia menyeringai menatap Zayyan, Zayyan yang di tatap begitu pun was-was sendiri.
"Apa lagi?" tanya Zayyan yang mulai ketar-ketir.
"Aku mau kamu ikut main bola sama anak-anak pesantren," ujar Shafia.
Zayyan menghembuskan nafasnya lega," oke, kalo gitu aku mau ganti baju dulu."
"Tapi," ujar Shafia menggantung.
Zayyan mengangkat sebelah alisnya kebingungan.
"Kamu harus main bola sambil pakai daster punyaku!" ujar Shafia.
"APA? kamu nggak sakit kan?" tanya Zayyan lalu menyentuh dahi Shafia.
Shafia menepis tangan Zayyan," ish! Enggak!"
"Udah, sana kamu siap-siap! Aku siapin daster nya dulu. Makasih ya suamiku," ujar Shafia lalu berlalu kearah lemari untuk mengambil daster nya.
Zayyan terdiam dan melamun meratapi nasib nya yang sangat mengenaskan jika istrinya itu ngidam.
"Apapun akan Ayah lakukan demi kamu sama Bunda mu, Nak." gumam Zayyan lalu mengambil daster yang ada di tangan Shafia dan berlalu ke kamar mandi.
*****
Shafia tertawa terpingkal-pingkal ketika melihat suami nya itu bermain bola mengenakan daster miliknya.
Shafia duduk di depan dengan Keysa yang menemani dirirnya melihat suaminya dan anak-anak pesantren bermain bola.
Zayyan meringis ketika melihat istrinya yang tertawa sangat puas ketika melihat dirinya bermain bola dengan memakai daster.
Rivaldi datang menghampiri Zayyan lalu mengajak Zayyan untuk berbincang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Ustadz!
قصص عامةcover by: @tia.design [JANGAN LUPA VOTE & KOMEN] "Maksud lo Apa-apaan sih!" ujar Shafia ketus "Kamu tidak mendengar? Karena kejadian itu, Kyai menyuruh saya untuk menikahi kamu," jawab Zayyan halus. Shafia mengalihkan tatapannya dari Zayyan lalu men...