Chapter 12|| Keinginan Melamar Hilya
Langkah kaki dua orang yang sedari tadi di tunggu-tunggu pun mengalihkan perhatian keempat orang yang ada di ruang tamu.
Kyai Umar, Umi Maryam, Rafka dan Rasya tersenyum melihat kedua pasutri itu.Sesampainya di ruang tamu, Shafia mencium tangan Kyai, lalu di sambung ke Umi. Setelah itu dia menangkupkan kedua tangannya didepan dada ketika menyalami Rafka. Lalu yang terakhir dia langsung memeluk tubuh Abangnya itu dengan erat dan menangis. Zayyan yang melihat istrinya sedang memeluk Rasya yang notabenya Abang kandung dari istrinya itu sedikit cemburu. Terlihat jelas dari raut wajah Zayyan yang memerah seperti menahan amarah.
"Dia Abangnya, gausah cemburu kali!" celetuk Rafka yang membuat semuanya terkekeh. Dan Zayyan hanya mendengus.
"Kangen sama Abang, hm?" tanya Rasya ketika mendapati Adiknya memeluknya dan menangis di pelukannya.
Shafia mengangguk," Bunda kok nggak ikut, Bang?"
"Nggak Dek, bunda di rumah nitip salam sama kamu," ujar Rasya.
Shafia mengangguk lalu duduk di samping Rasya yang di sebelahnya ada Zayyan.
Berarti posisi duduk Shafia di apit oleh suaminya dan Abangnya."Jadi Kyai, kedatangan saya kesini di temani sama Rasya ada maksud tertentu," ujar Rafka membuka suara.
Rasya yang memang sudah tau maksud apa yang dimaksud Rafka pun hanya tersenyum.
"Kak Rafka mau apa sih, Bang?" tanya Shafia pada Rasya.
"Dengerin dulu Shaf!" ujar Zayyan.
Shafia menengok ke Zayyan dan memandangnya sinis," Iya-iya!"
Rasya terkekeh melihat kelakuan Adiknya dan Sahabatnya yang sekarang berubah status menjadi Adik Ipar nya.
"Saya mau meminang salah satu santri Kyai yang bernama Hilya. Saya jatuh cinta pada Hilya saat saya melihatnya di acara akad nikahnya Zayyan dan Shafia. Saat pertama kali bertemu, saya langsung tertarik dengan Hilya, Kyai. Dan Saya berniat ingin meminangnya terlebih dahulu ke Kyai sekiranya dia baik untuk saya seterusnya saya akan meminang dia ke orangtuanya," ujar Rafka.
Shafia terkejut bukan main, lalu membisikkan sesuatu ke Rasya" Kak Rafka suka sama Mbak Hilya?"
Rasya hanya mengangguk dan tersenyum."Gini Nak, Kalo memang bener kamu sangat mencintai Hilya dan bermaksud ingin menikahinya. Seharusnya kamu langsung datang ke Orangtua nya saja. Karena yang berhak menentukan pasangan untuk Hilya kan Orangtua nya bukan saya. Saya setuju jika kamu ingin menikahinya. Saya akan ikut mengantar mu ke rumah Hilya untuk melamar Hilya," ujar Kyai.
Rafka mengangguk dan tersenyum senang, akhirnya pilihannya di restui oleh Kyai.
"Saya akan melamar nya minggu depan, Kyai."
"Kalo udah mantap sama pilihanmu, jangan lama-lama. Nanti keduluan sama orang lain," nasihat Kyai.
Rafka mengangguk," seminggu itu sembari menunggu orangtua saya yang akan pulang dari turki Kyai. Sembari itu saya juga menyiapkan berbagai perlengkapan yang lain yang dibutuhkan untuk lamaran dan pernikahan."
Kyai mengangguk, lalu menyilahkan yang lain untuk minum dan memakan hidangan yang ada.
*****
"Ada yang mau saya omongin Shaf," ujar Zayyan ketika dia baru saja pulang dari masjid.
Shafia yang sedang membaca buku tentang Fatimah Az zahra pun mengalihkan perhatiannya ke arah Zayyan.
"Apa?" tanya Shafia.
"Kamu nggak marah?" tanya Zayyan.
"Marah kenapa?" tanya Shafia balik sembari membenarkan posisi duduk nya.
Zayyan menggaruk kepala nya yang tidak gatal," Sebenernya -----" mengalir lah cerita ketika Zayyan tidak sengaja membaca pesan dari orang tidak dikenal di ponsel Shafia.
Shafia yang paham pun menghela nafasnya," Oh, itu. Biarin, kan dia nggak tau yang sebenarnya. Buat apa juga ngurusin orang yang kaya gitu, mending aku fokus sama diri aku sendiri aja, memperbaiki diri."
"Kamu nggak marah?" tanya Zayyan.
"Enggak, Buat apa marah? Buang-buang waktu aja," ujar Shafia lalu meneruskan membaca buku nya.
Zayyan hanya mengangguk-anggukan kepala nya.
"Baca buku apa?" tanya Zayyan.
Shafia melihat buku itu,"buku tentang Sayyidah Fatimah Azzahra."
"Bagus buku nya?" tanya Zayyan.
Shafia mengangguk lalu dengan antusias dia menceritakan bahwa dia sekarang mulai kagum dengan sosok Sayyidah Fatimah Azzahra. Bahkan dia juga cerita kalo dia ingin bisa menjadi wanita sholehah calon penghuni Surga.
Zayyan yang melihat antusiasnya Shafia menceritakan tentang Sayyidah Fatimah Azzahra pun tersenyum sangat tipis. Sudah cantik, lucu di tambah pipi yang tembam membuat Shafia sangat sempurna di mata Zayyan.
"Kok lihatinnya gitu?" tanya Shafia.
Zayyan mengerjapkan matanya,"Eh?"
"Melamun kan dari tadi? Nggak dengerin Aku cerita!" rajuk Shafia.
"Nggak kok, Saya dengerin kamu cerita dari tadi," ujar Zayyan.
"Halah, suka nya mengelak!" balas Shafia.
"Terserah kamu deh, Aku manut!" Pasrah Zayyan.
"Emang kamu harus manut sama aku," ujar Shafia seolah dia yang menang dalam perdebatan kali ini.
Zayyan hanya diam, Shafia pun sama. Dia melanjutkan membaca buku nya.
"Shaf?" panggil Zayyan pada Shafia.
"Iya?" jawab Shafia dengan nata yang masih fokus pada buku.
Zayyan menatap atap-atap kamar," kapan kita tidur seranjang?"
Pertanyaan Zayyan seketika membuat Shafia menghentikan aktifitas membaca nya.
Shafia menatap Zayyan yang hanya diam menunggu jawabannya.Shafia menunduk," Maaf, Aku belum siap."
Zayyan menghela nafasnya lelah," Yaudah gapapa, gih tidur. Udah larut malam."
Zayyan berdiri dari ranjang lalu kembali ke sofa dan tidur disana.
Shafia meletakkan bukunya di meja lalu mulai membaringkan tubuhnya laku menarik selimut sebatas dada.Shafia mulai memejamkan matanya Hingga tak lama terlelap tidur. Zayyan yang memang belum tertidur pun berjalan kearah kasur lalu terduduk menyamakan posisi wajah istrinya kemudian dia mencium kening istrinya dengan lembut.
"Good night my wife," ucap Zayyan dengan mengelus rambut istrinya.
Setelah mengatakan itu, Zayyan kembali ke sofa lalu tidur. Tanpa Zayyan sadari, Shafia terbangun dari tidurnya ketika Zayyan berada dekat didepan wajahnya.
Shafia memandangi tubuh Zayyan berkaca-kaca lalu tersenyum sangat tipis.
'Good night'
*****
Jangan Lupa Vote & Komen❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Ustadz!
Художественная прозаcover by: @tia.design [JANGAN LUPA VOTE & KOMEN] "Maksud lo Apa-apaan sih!" ujar Shafia ketus "Kamu tidak mendengar? Karena kejadian itu, Kyai menyuruh saya untuk menikahi kamu," jawab Zayyan halus. Shafia mengalihkan tatapannya dari Zayyan lalu men...