Chapter 13|| Hujan dan Mati Lampu
Hujan mengguyur Kota malam ini, membuat Shafia yang tadi terbangun tidak bisa tidur kembali. Dia sangat suka Hujan tetapi jika ada petirnya dia sangat takut. Sudah satu jam lebih dia berusaha memejamkan matanya tetapi tidak bisa. Di otaknya masih membekas pertanyaan Zayyan yang memintanya untuk seranjang. Shafia sedari tadi memandangi tubuh Zayyan yang meringkuk di sofa dan kelihatannya tidak nyaman. Shafia sebenarnya tidak tega, tetapi jika tidur bersama Zayyan dia belum siap. Entah karena apa dia masih ragu.
Ketika hendak berdiri untuk ke kamar mandi, tiba-tiba lampu kamar padam. Shafia kembali duduk lalu meraba-raba sekitar agar tidak jatuh. Dia sangat takut gelap, ingatannya kembali ke 10 tahun yang lalu.
Flashback On
Saat itu Shafia kecil sedang bermain di taman kompleks bersama teman-temannya. Mereka bermain petak umpet di taman itu, dan kebetulan yang berjaga adalah Shafia. Shafia pun menghitung angka 1 sampai 10. Saat hendak mencari teman-temannya, tiba-tiba dari arah belakang dia disekap oleh seseorang berbaju hitam dan memakai topeng. Setelah itu Shafia dimasukkan kedalam mobil dan dibawa ke suatu tempat yang tidak bisa di jangkau seseorang.
Teman-temannya yang sedang bersembunyi pun heran, kenapa Shafia tidak mencari mereka? Teman-temannya pun keluar dari persembunyian mereka lalu mereka terkejut ketika mendapati boneka kesayangan Shafia saja yang mereka temukan di samping pohon besar.
Mereka langsung membawa boneka utu laku menceritakan kejadian pada orangtua Shafia.
Bunda Shafia shock hingga pingsan, Ayah Shafia langsung menyuruh bawahannya untuk mencari keberadaan anaknya itu.
Sedangkan di tempat lain, Shafia dibawa ke gudang yang berada di bawah tanah yang sangat gelap. Shafia kecil di masukkan ke dalam ruangan yang gelap dan berdebu. Shafia menangis sejadi-jadinya. Hingga tangisan nya hilang ketika orang bertopeng dan berbaju hitam itu membentaknya.
"DIAM!" bentak orang itu.
Shafia kecil yang sangat lugu pun terdiam dengan sesenggukan.
"Gimana? Sudah ketangkap?" tanya seseorang yang baru datang dari arah luar kepada pria bertopeng tadi.
"Sudah bos," jawab pria bertopeng itu.
"Bagus," balas orang itu lalu mendekati Shafia.
"Gadis kecil, jangan nangis. Main sama Om yuk," ujar Orang itu.
"Nggak mau! Aku mau ketemu Bunda! Nggak mau sama om jelek!" ujar Shafia lantang.
'Plakk'
"Berani-berani nya kamu menghina saya jelek?" ujar orang itu dengan memegang pipi Shafia bekas tamparan nya tadi.
Shafia yang di tampar dan di pegang pipi nya pun ketakutan. Dia menangis dengan sangat keras.
'Brak'
"Angkat tangan Anda!" ujar seorang polisi dengan menodongkan pistol kearah orang itu.
Orang itu pun membalikkan tubuhnya,"sial!"
Orang itu pun mengangkat tangannya lalu diam tak bergerak sedikit pun. Polisi yang tadi mendobrak pintu pun mendekat laku memborgol tangan pria itu.
"Saya nggak nyangka ternyata kamu yang menculik anak saya," ujar Ayah Hanan pada pria itu yang diduga musuh dari Hanan.
"Saya sudah bilang, jika saya tidak mendapatkan istri anda maka saya akan menculik anak anda," ujar pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Ustadz!
General Fictioncover by: @tia.design [JANGAN LUPA VOTE & KOMEN] "Maksud lo Apa-apaan sih!" ujar Shafia ketus "Kamu tidak mendengar? Karena kejadian itu, Kyai menyuruh saya untuk menikahi kamu," jawab Zayyan halus. Shafia mengalihkan tatapannya dari Zayyan lalu men...