25|| MENIKAH DENGAN USTADZ

406 13 0
                                        

Chapter 25|| Kabar Bahagia

Kabar tentang kehamilan Shafia sudah terdengar sampai di telinga keluarga Zayyan dan keluarga pesantren. Semua ikut bahagia mendengar kabar itu.
Satu hari setelah bertemu Rasya dan Bunda Hana, Zayyan meminta izin kepada kedua orangtua nya, Kyai Umar tak lupa juga Umi Maryam tentang keberangkatan nya ke Amerika.
Mereka semua setuju dan mendoakan Zayyan agar selamat sampai tujuan.

Hari ini dia akan terbang ke Amerika bersama Zayn untuk menyusul istri tercintanya.
Zayyan memandangi Zayn dari samping, keduanya sedang duduk di bangku tunggu penumpang.

"Ayah!" panggil Zayn pada Zayyan.

"Iya, Nak?" tanya Zayyan.

"Zayn nggak sabar mau ketemu Bunda," ujarnya dengan terkekeh.

Zayyan menyentil hidung Zayn," nggak sabar, ya?"

Zayn mengangguk dan tersenyum hingga menampilkan giginya yang putih dan bersih.

"Ih! Itu gigi nya yang gosok siapa? Kinclong bener?" tanya Zayyan penasaran pada Zayn.

"Zayn gosok gigi sendiri dong Ayah, Zayn kan mandiri mau punya Adek soalnya," jawabnya.

Zayyan hanya tersenyum membalas jawaban dari Zayn. Setelah itu dia menggendong Zayn lalu menarik kopernya  menuju ke pesawat ketika ada pemberitahuan bahwa pesawat akan terbang.

Setelah masuk pesawat dan duduk di kursinya Zayyan membacakan beberapa surat untuk Zayn agar Zayn tertidur. Sudah kebiasaan bagi Zayn yang selalu meminta Zayyan untuk membacakan surat-surat dalam Al-Qur'an sebelum tidur. Kadang ketika melihat Ayahnya yang sedang sibuk, dia akan mendengarkan qiro' dari suara para penghafal Qur'an yang ada di ponsel Ayahnya. 

Setelah melihat Zayn tertidur, Zayyan bernafas lega lalu dia juga mulai memejamkan matanya karena merasa kantuk telah menyerang dirinya.

*****

Setelah sampai di Amerika, Zayyan langsung bertemu dengan orang kepercayaan Rasya yang sudah Rasya suruh untuk mengantarkan Zayyan ke rumah Shafia.

Setelah sedikit berbincang, akhirnya orang kepercayaan Rasya yang bernama Ben itu muli menjalankan mobilnya menuku ke rumah Shafia.

"is the house far from here, sir?" tanya Zayyan ketika berada dimobil.

"quite far, please don't call me sir. just call ben," ujar Ben sembari matanya fokus menyetir.

"Okay, Ben."

Setelah itu, tidak ada percakapan lagi. Zayn hanya diam sembari memandang jalanan dari jendela mobil.

Tak lama kemudian mobil yang mereka tumpangi pun sampai di pelataran rumah yang sangat sederhana namun terkesan elegan.

Zayyan turun lalu disusul Zayn kemudian Ben yang turun dengan membawa koper milik Zayyan.

"Thankyou, Ben!" ujar Zayyan lalu mengambil alih koper itu.

Ben hanya mengangguk lalu meninggalkan Zayyan dan Zayn didepan rumah itu.
Zayyan lalu menggendong Zayn dan menarik kopernya menuju ke pintu utama rumah itu.

'Ting tong!'

Zayyan menekan tombol bel yang ada disamping pintu itu, tak lama kemudian muncullah Shafia dengan memakai daster tak lupa hijab instan yang melekat di kepala nya.

Menikah Dengan Ustadz!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang