08|| MENIKAH DENGAN USTADZ

470 16 0
                                    

Chapter 08|| Kesiangan

Shafia terbangun dari tidurnya, jam menunjukan pukul sembilan pagi. Dia melihat sekeliling kamar yang tidak menunjukan tanda-tanda kehidupan alias sepi.

'Cklek'

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Shafia.
Shafia menengok kearah pintu dan munculah Zayyan yang memakai baju koko serta sarung tak lupa peci yang melekat di tubuhnya.

Zayyan memandangi Shafia yang baru bangun tidurnya.

"Gimana tidurnya? Nyenyak?" tanya Zayyan sedikit terkekeh.

"Berisik!" gerutu Shafia.

Shafia memandangi Zayyan sinis, lalu dia mengambil handuk yang ada di lemari. Setelah itu dia masuk ke kamar mandi untuk mandi. Sedangkan Zayyan, dia keluar dari kamar dan berniat untuk mengambilkan sarapan untuk istrinya.

"Loh? Siapa yang mau makan bi?" tanya Umi Maryam.
Umi Maryam sering memanggil dirinya dengan sebutan Abi, berbeda dari yang lainnya.

Zayyan menengok kearah Umi Maryam, "buat Shafia, bu. Dia baru bangun. Tadi dia tertidur selepas sholat subuh, mungkin kelelahan."

Umi Maryam pun tersenyum seakan paham apa yang dilakukan oleh pengantin baru ini tadi malam. Tapi tanpa Umi Maryam tahu, mereka tidak melakukan apa-apa.

"Ohh, yasudah. Bude buatin susu dulu buat istrimu, nanti ambil aja di dapur," ujar Umi Maryam. lalu beliau pun ke dapur untuk membuatkan susu.

Zayyan mengangguk," iya Bude."

Zayyan mulai mengambilkan nasi dan lauk pauk yang ada untuk Shafia, setelah itu dia ke dapur untuk mengambil susu buatan Umi Maryam.
Setelahnya, Zayyan kembali ke kamar dan menaruh nasi dan susu itu diatas meja. Dia masih menunggu Shafia selesai mandi

"baru tau saya perempuan kalo mandi lama sekali," gerutu Zayyan dalam hati.

'Cklek'

Pintu kamar mandi terbuka dan memperlihatkan tubuh Shafia yang terbungkus handuk. Shafia menjerit ketika melihat Zayyan yang sedang terduduk di ranjang.

"AAAAAAAAAAAAAA" teriak Shafia.

Zayyan menutup kedua telinga nya karena teriakan Shafia tadi.

"Keluar nggak kamu!" usir Shafia pada Zayyan.

walaupun dalam keadaan marah, Shafia masih ingat dengan permintaan Zayyan yang memintanya untuk menggunakan bahasa aku-kamu.

"Buat apa saya keluar? Nggak ada dosa nya kali! Yang ada kamu bisa dapet pahala!" balas Zayyan.

"Dasar, ngeles aja kamu! Ustadz mesum!" teriak Shafia jengkel.

"Kalo ngomong di jaga, ya!" balas Zayyan tak terima.

"Emang kan?" tanya Shafia menantang.

Zayyan menghela nafasnya," udah! Gausah ribut! Sana kamu ganti baju di kamar mandi, saya tunggu disini."

Shafia hanya menatap Zayyan sinis lalu ia mengambil pakaiannya dan membawa nya ke kamar mandi.

Zayyan kembali duduk di ranjang, membayangkan kedepannya yang akan dia dan istrinya lewati. Tidak sulit bagi Zayyan untuk menerima pernikahan ini, tapi bagi Shafia? Pasti sangatlah sulit. Apalagi Shafia gadis yang baru berusia 18 tahun sedangkan dia 27 tahun, dan jarak mereka memang jauh sekali. Itu yang membuat Zayyan kadang mengalah pada Shafia.

"Heh!" panggil Shafia pada Zayyan.

Zayyan mendelik sekaligus terkejut,"Kok hah heh hah heh! Yang sopan Shafia!"

Shafia mengerucut bibirnya kesal," Iya-Iya!"

Zayyan hanya melengos lalu dia berjalan kearah meja untuk mengambil sarapan yang tadi dia ambilkan untuk Shafia.

"Nih, makan."

Shafia mendongak,"hah?"

"Tadi heh, sekarang hah!" ujar Zayyan kesal.

"Lah si om ngomongnya setengah-setengah!" ujar Shafia kesal.

"Ini, maksudnya kamu tak suruh makan," jelas Zayyan.

"Ohiya! Ingat! Jangan panggil saya Om! Karena saya suami kamu, bukan Om kamu! Paham?" ujar Zayyan lagi.

Shafia hanya mengangguk-anggukan kepala nya lalu mengambil piring yang ada di tangan Zayyan. Setelah itu dia menuju ke sofa kamar dan duduk disana untuk memakan sarapannya itu.

Zayyan mengikuti Shafia di belakang, lalu duduk di samping Shafia dan memandangi Shafia makan.

"Apa lihat-lihat!" ketus Shafia sembari terus memakan sarapannya.

Zayyan hanya tersenyum lalu menggeleng,"Menurut kamu, kita pindah ke apartemen atau tetap disini?"

Shafia mendongak lalu menaruh piring nya di meja," Aku sih terserah enaknya gimana, kalo mau disini gapapa terus kalo mau pindah ke apartemen juga gapapa."

Zayyan pun mengangguk-anggukan kepalanya," Oh yaudah."

Shafia hanya melongo lalu melanjutkan sarapannya kembali.

"Nggak jelas banget sih!" batin Shafia.

*****

Jangan lupa Vote & Komen❤

Menikah Dengan Ustadz!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang