04|| MENIKAH DENGAN USTADZ

534 19 0
                                    

Chapter 4|| Hari pertama di pesantren



Bunda Hana dan Rasya mengantarkan Shafia ke kamar yang nanti akan Shafia tempati selama di pesantren.

Rasya memasukkan dua koper milik Adiknya itu ke kamar, setelah itu dia keluar dari kamar dan menghampiri adiknya itu yang sedang menangis di dekapan Bunda nya.

"Udah, jangan nangis," ujar Bunda nya menenangkan Shafia.

Rasya menghela nafasnya, dirinya merasa dejavu dimana dia dulu melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Shafia.

Setelah puas menangis di pelukan Bundanya, Shafia beralih memeluk Abangnya. Walaupun Rasya suka Jahil dan bikin marah, itu tidak mengurangi seberapa sayang dirinya terhadap Abangnya ini.

"Jangan nangis lo! Udah gede juga!" ejek Rasya sembari terkikik geli untuk menyairkan suasana.

"Ish, Abang!" rengek Shafia.


"Uluh-uluh, tuan putri jangan nangis ya! Nanti di gigit buaya lo," ujar Rasya dengan suara seperti anak kecil yang di buat-buat.

Shafia terkekeh lalu memukul pelan bahu Abangnya. Setelah itu ia menyeka air mata nya yang kembali menetes.

Shafia menghela nafasnya pasrah, lalu mencium tangan Bundanya setelah itu berganti mencium tangan Abangnya

Bunda dan Abangnya hendak pulang, sebelum itu Bundanya menyerahkan lauk yang tadi di siapkan dari rumah untuk Shafia dan teman sekamar nya.

Perlahan, mobil yang di tumpangi oleh Abang dan Bunda nya pun menghilang. Teman sekamar Shafia menghampiri Shafia lalu mengajaknya masuk ke dalam kamar.

Setelah sampai di kamar, Hilya menata kasur yang akan di tempati oleh Shafia. Teman Shafia yang lain juga membantu Shafia menata baju-baju nya di lemari.

"Oh iya, gue kan belum kenal sama lo berdua kecuali Hilya. Kenalin dong nama kalian satu-satu," ujar Shafia yang masih menggunakan Gue-Lo.

"Nama aku,Ulayya Azkadina. Biasa di panggil Ayya," ujar teman Shafia yang berkerudung hitam yang bernama Ayya.

"Nama aku, Hilda Althafunnisa. Biasa di panggil Hilda," ujar teman Shafia yang satu lagi yang berkerudung nude.

Shafia mengangguk," Oke, Nama gue, Khalisa Nurul Shafia. Terserah kalian mau panggil gue apa."

Hilda tersenyum," Kita panggil kamu Shafia aja."

Shafia mengangguk lalu dia berjalan kearah kasur nya yang sudah dibersihkan oleh Hilya.

"Makasih ya Mbak Hilya udah di bersihkan," ujar Shafia sembari menutup matanya.

"Iyaa," jawab Hilya.

Allahu Akbar
Allahu Akbar

Suara adzan berkumandang dari masjid pesantren.
Hilya, Hilda, dan Ayya berbondong-bondong untuk wudhu lalu bersiap-siap ke masjid.
Tak lupa mereka juga membangunkan Shafia yang terlelap.

"Aduh, ini gimana Mbak? Shafia dibangunin nggak bangun-bangun," ujar Hilda gelisah.

"Bentar, coba Mbak bangunin dulu," ujar Hilya menenangkan Hilda.

Menikah Dengan Ustadz!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang