Dess... Dresss...
Gemercik air mengalir dari dalam kamar mandi yang di mana Yusuf sedang membersihkan dirinya.
Klik
Seorang laki-laki keluar dari kamar mandi dengan pakaian berwarna coklat senada dengan celananya. Lelaki itu terheran melihat Hana duduk di tepi kasur dengan wajah yang suram.
Dia kenapa?
Karena penasaran, lelaki itu mendekati Hana mencoba menanyakan keadaannya.
"Hana, kamu kenapa?"
"A-aku kenapa? Mmmm... Gak apa-apa!"
Dengan cepat Hana langsung menjawabnya. Tanpa sepengetahuan Hana seketika seseorang duduk di dekatnya.
"Kau takut denganku?"
"Siapa yang takut? Cuma ... pergi sana! Katanya mau salat?" Ucap Hana memalingkan pandangannya.
"Kau tidak salat?"
Tangannya gemetar mendengar pertanyaan itu, ia yang enggan menatap lawan bicaranya hanya menunduk terdiam.
"Ya aku ... salatlah, nanti."
Lelaki itu beranjak dari tempat duduknya, berjalan mendekati sajadah yang sudah digelar.
"Salat jangan di nanti-nanti, tunggu apalagi? Cepat wudu!"
Gadis itu mengangguk pelan lalu menuruti ucapan suaminya.
Seusai salat dilanjutkan dengan membaca ayat Al-Quran. Hana yang merasa canggung hanya terdiam duduk di atas kasur sambil memandangi Yusuf yang tengah mengaji.
Canggung banget sih, apa gua diam aja? Tapi malah makin canggung. Kalau ngajak ngobrol, topik apaan?
Matanya masih menatap lurus ke arah Yusuf. Selesai dengan kegiatannya ia merapikan sajadah juga yang lainnya.
"Hei Yusuf."
"Hmm?"
"Lo tidur di sofa, titik gak pake koma!" Ucap Hana.
"Emm... Oke." Jawab lelaki itu.
What! Dia nurut gitu aja? Gak marah? Padahal gue cuma ngetes
Hana terdiam melihat suaminya benar-benar berbaring di sofa.
"Hei, aku hanya bercanda."
"Maksudmu?" Tanya Yusuf menatapnya.
"Akhir-akhir ini aku takut sendirian, temani aku tidur." Jawab Hana memejamkan matanya.
Dasar aneh....
Lelaki itu berjalan menuju tempat tidur. Yusuf pun merebahkan tubuhnya di kasur dan terlelap.
Astaga! Gua mimpi apa?
Gadis itu terbangun dari tidur, tubuhnya gemetar mengingat mimpi buruk yang dialaminya.
Yusuf udah tidur belum, ya?
Hana memandangi wajah Yusuf yang tengah tidur.
"Kalau dilihat-lihat, dia tampan juga." Ucapnya tersenyum.
"Terima kasih." Matanya terbelalak melihat Yusuf masih tersadar.
Gadis itu langsung terduduk dan menyembunyikan wajah malunya.
Gila! Dia masih bangun? Ngomong apa tadi gue?
"Kamu belum tidur?" Tanya lelaki itu.
"Aku ... Iya! Ini aku mau tidur, Nih tidur, kan? Gue tidur lo juga!" Jawab Hana langsung memejamkan matanya.
Lelaki itu tertawa kecil melihat tingkah Hana.
"By The Way kok lo belum tidur?" tanya Hana membelakangi Yusuf.
"Aku tidak bisa tidur." Jawabnya.
"Kenapa?" Hana berbalik melihat Yusuf berbaring membelakangi nya.
"Entahlah."
Udara dingin terasa di kulit, membangunkan seorang pemuda yang tertidur pulas. Lehernya terasa berat seperti ada kayu yang menimpanya. Ketika membuka matanya, ada tangan yang menindih lehernya.
"Astagfirullah, gua kira tangan siapa?"
Laki-laki itu mencoba membangunkan istrinya yang masih tertidur tetapi tak kunjung bangun.
Dia tidur gimana sih? Udahlah entar juga bangun
Jam menunjukkan setengah lima, ia bergegas mengambil air wudu dan pergi ke masjid.
"Dingin banget sih, Hmm... Eh dia gak ada?"
Matanya terbuka lebar melihat di sampingnya sudah tidak ada siapa-siapa.
"Mungkin sudah pergi ke masjid, sekarang jam ... Astaga! Gue udah telat, mana belum masak, papah udah bangun belum, ya?" Ucap Hana secepat kilat membersihkan ruangan itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/285538289-288-k927795.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YUSHAN [OPEN PRE-ORDER]
Romance[Open Pre-Order] Hidup sebagai mahasiswa sekaligus santri tak membuat Yusuf putus asa apalagi dirinya yang hanya seorang anak pungut yang di rawat oleh ibu angkatnya. Impian dan cita-citanya sempat terhambat karena ia harus menuruti permintaan ayah...